• Love At The Same Time

3.6K 427 72
                                    

"Kurasa aku menyukai Jihoonie."

Kata-katanya kembali terputar jelas di kepala Jihoon. Tidak ada lagi kata yang mampu Jihoon ucapkan saat ini. Hanya diam tak melakukan apapun kala melihat sesosok pria yang sangat ia kenal. Sosok yang akhir-akhir ini mampu mengganggu segala aktivitasnya. Hampir setiap malam sebelum menutup matanya, selalu terngiang sebuah nama lengkap dengan senyum dari mata unik milik lelaki itu. Kwon Soonyoung.

Bergeming. Menatap lurus ke arah dua insan yang tengah bercanda tawa, saling berbagi kebahagiaan melalui tatapan mata dan perlakuan manis. Sakit, namun siapa Jihoon? Hanya lelaki yang diberi harapan, lalu tersisihkan dan terlupakan. Bukan sepenuhnya salah lelaki yang sekarang sedang memeluk wanita berambut coklat sebahu itu, juga salah Jihoon yang terkadang terlalu terbawa perasaan dan salahnya terlalu berharap.

Sakit. Dadanya sesak. Sesaknya menghimpit dada, menimbulkan pandangan pun menjadi kabur. Jihoon menggigit bibir bawahnya dan sedikit mendongak. Tidak ada tangisan untuk ini, batin Jihoon.

Jihoon tidak bisa menahan perasaannya. Semakin dibiarkan, semakin menjadi. Hingga hari ini, perasaan sesak itu kian menjadi. Merambat ke seluruh tubuhnya hingga membuatnya tak mampu untuk berdiri. Jatuh. Ia lebih memilih berlari dan jatuh tepat di lantai dingin studio miliknya. Tak sanggup melihat dua insan yang tengah saling memeluk begitu mesranya.

Walau sudah berulang kali merapalkan kata benci, ia tak mampu membencinya. Ini sangat sulit. Ribuan pemikiran yang seperti ujung jarum itu begitu menusuk, merambat melalui paru-parunya yang kian lama kian sesak memikirkannya. Hatinya jatuh terlalu mudah. Jihoon hanya ingin Soonyoung berbalik, menatapnya dan menyadari keberadaannnya. Ia hanya ingin Soonyoung tidak membiarkannya jatuh hati seorang diri.

---

"Aku ingin duduk di samping Jihoonie!" seruan kencang itu berasal dari lelaki bermata sepuluh-sepuluh yang berlari dari arah kamarnya menuju ke meja makan. Soonyoung berseru kala ia melihat Seungcheol akan duduk di samping lelaki manis itu. Walau dengan berat hati, Seungcheol segera menarik kursi di samping Jeonghan.

"Selamat pagi semuanya," seru Soonyoung kembali yang dibalas oleh beberapa member dan sisanya hanya berdeham.

"Selamat pagi, Jihoonie..." ujarnya seraya mencubit pipi lembut milik Jihoon. Beberapa member seperti Seokmin, Hansol, Wonwooo dan Chan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Sementara para hyung tertua saling menatap satu sama lain, berharap tidak akan terjadi sesuatu yang buruk.

"Selamat pagi juga," jawab Jihoon singkat dengan mengalihkan pandangannya kemana saja, asal tidak menatap Soonyoung yang kini tengah menatap lekat Jihoon seolah ingin memakannya.

"Makanannya ada di meja, bukan di wajahku." Jihoon mengucapkannya seraya menyuapkan sesendok sup hangat ke mulutnya.

Soonyoung terkekeh pelan seraya mengusak rambut hitam Jihoon. "Habisnya kau manis, aku tidak akan bosan jika harus menatapmu seharian, Jihoonie." Semu merah muncul dengan cantiknya di wajah Jihoon yang putih. Ia menunduk dan berusaha untuk mengabaikannya, walau jantungnya berdetak kencang.

"Aku ingin muntah mendengarnya," sindir Seungkwan yang disertai tawa keras dari Seokmin.

"Segeralah untuk mencari pasangan hidup, agar kalian tidak menggangguku dengan Jihoonie," ucapnya santai seraya mengalungkan tangannya pada Jihoon yang kini terpaksa harus menahan malu dan rona merah yang kian menjalar di wajahnya.

Tidak bisa dibiarkan!

Jihoon menjauhkan tangan Soonyoung dari pundaknya. "Aku sudah selesai. Terima kasih atas makananya, aku mau ke studio."

SoonHoon CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang