Kala itu, langit begitu biru nan indahnya. Udara yang panas tidak menyurutkan semangat sekumpulan lelaki yang kini tengah berada di ruang tunggu. Ada sekitar setengah jam lagi menuju acara fansign untuk era baru ini.
Lee Jihoon—lelaki mungil yang kini tengah mengetuk-ngetuk layar ponselnya dengan serius itu sama sekali tidak terusik dengan kehadiran kekasihnya. Soonyoung mendaratkan bokongnya tepat di sebelah Jihoon. Menatap kekasihnya yang begitu serius dengan ponselnya. Hingga ia tidak sadar, senyum tipis terukir di wajahnya.
Manis; begitulah batin Soonyoung.
Soonyoung mengulurkan tangannya untuk merapikan rambut kekasihnya yang menghalangi pandangan lelaki manis itu. Lelaki sipit itu merapikan rambut halus kekasihnya dengan telaten.
"Serius sekali," celetuk Soonyoung.
Jihoon sukses melemparkan lirikkan mautnya pada sang kekasih yang masih merapikan rambutnya. "Masalah?" katanya judes.
"Jangan marah-marah, nanti manisnya hilang."
"Memangnya aku peduli?" tanya Jihoon sarkas.
Bukannya menciut, Soonyoung malah terkikik geli melihat ekspresi kekasihnya dikala marah begitu. Bukannya menyeramkan, lelaki kelahiran November itu malah bertambah manis.
"Sebentar lagi fansign dimulai," ujar Soonyoung seraya mengambil sebuah botol minum dan membubuhkan sedotan ke dalam botol tersebut. "Minum dulu," sambungnya.
Tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel mahalnya, Jihoon menyedot minum tersebut. Entah haus atau tidak sadar, Jihoon menghabiskan separuh dari isinya.
"Kau haus, Sayang? Lihatlah, kau menghabiskan setengahnya."
"Kau keberatan?"
"Tidak," ujar Soonyoung seraya menggelengkan kepalanya. Lelaki sipi itu menaruh botol minum tersebut di atas meja rias. Kembali duduk di sebelah Jihoon yang masih asyik bermain dengan ponselnya.
Soonyoung sedikit mengintip ke arah ponsel Jihoon. Ternyata ia sedang bertukar pesan dengan temannya, Daniel.
Soonyoung menghela napasnya. "Boleh aku minta ponselmu?" tanya Soonyoung.
Soonyoung kembali mendapat lirikkan maut dari kekasih mungilnya. "Untuk apa?"
"Tapi," Soonyoung sengaja memberi jeda pada perkataannya. "Kalau kau lebih senang bertukar pesan dengan Daniel, aku tidak masalah. Aku tidak akan mengganggumu, lanjutkan saja."
Soonyoung hendak beranjak sebelum akhirnya Jihoon mengulurkan tangannya. Ya, ia memberikan ponselnya pada Soonyoung. "Ambil saja. Aku tidak butuh," katanya.
Lelaki sipit itu mengembangkan senyumnya hingga matanya nyaris menghilang. "Nah, begitu! Aku juga ingin diperhatikan olehmu, Jihoonie..." rajuknya.
Jihoon memutar bola matanya malas. "Tidak usah mulai merajuk, Kwon Soonyoung."
"Apa salahnya aku merajuk pada kekasihku?" Soonyoung mencebikkan bibirnya tanda merajuk.
cup.
"Kau semakin jelek jika begitu," ujar Jihoon dengan pipinya yang memerah bak kepiting rebus.
Lantas lelaki mungil itu pergi meninggalkan Soonyoung yang diam mematung di atas sofa.
~•°•~
"Aku lelah sekali."
Itulah kalimat pertama yang Jihoon ucapkan kala sampai di dorm. Lelaki itu menjatuhkan tubuhnya di kasur yang berada di ruang tengah. Suasana hening di dorm membuat matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SoonHoon Collection
FanficCoretan gaje author penyuka kemanisan dari couple yang satu ini ✨ Disclaimer: Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini adalah hasil dari tulisan penulis. Adapun jika ada kesamaan nama...