• 720 Hours.

4.4K 421 28
                                    

Song; Dokyeom – Missed Connections.

.


Karena luka tercipta oleh seseorang yang kita anggap istimewa.

~•°•~

Banyak orang berkata bahwa masalah hati akan terobati jika mencari yang baru. Berpuluh-puluh saran yang lelaki sipit itu dapatkan pun nyaris serupa, yaitu lepaskan, pergi dan mencari yang baru. Ribuan orang mungkin akan rela berbaris di depan agensi hanya untuk mendaftar menjadi kekasih lelaki yang memegang status sebagai ketua dari performance team itu. Namun apa daya, hatinya berkata lain. Yang hanya ia inginkan untuk saat ini—atau mungkin selamanya adalah kembali pada rumah lamanya.

Lee Jihoon.

Jam menunjukkan tepat pukul sembilan malam. Dimana orang-orang sudah mulai bersiap untuk pergi ke alam mimpi. Disana, tepat di bangku paling ujung sebuah kafe bernuansa modern klasik itu, terduduk seorang lelaki berambut hitam dengan balutan mantel hitam yang dipadukan dengan kaos biru tuanya. Lelaki itu diam dan menatap ke arah jalanan yang sedikit basah sebab hujan baru saja turun petang menjelang malam tadi.

"Ada yang ingin kubicarakan," katanya pada wanita yang kini tengah gelisah—terlihat dari matanya yang bergerak-gerak tak menentu arah dan sesekali menggigit bibirnya.

"A–ada apa?"

"Ada yang sudah tersatukan, namun lupa memberi rasa nyaman."

"Maksudmu?" Wanita itu terlihat kebingungan atas kalimat yang terlontar dari belah bibir Soonyoung.

Lelaki itu menutup matanya sejenak guna melepas satu sesak yang terasa. Ia menghembuskannya dan menatap tepat ke arah netra cantik milik Hyojin. Dapat dilihat kalau wanita itu sedang gelisah. Bagaimana tidak gelisah, kalau kemarin, tepat pukul tujuh malam, Soonyoung memergokinya sedang dicumbu oleh pria yang sama saat Soonyoung melihatnya berciuman dengan Hyojin di tempat parkir mobil beberapa minggu lalu.

"Mari kita akhiri semuanya."

Wanita itu tertunduk dengan menggigit bibirnya guna menahan tangis. Satu kesalahan besar telah ia perbuat. "Maaf..." lirihnya, "Maafkan aku, Soonyoung–ah..." sambungnya.

"Kau tidak perlu meminta maaf. Setelah kejadian ini, aku mengerti sesuatu." Soonyoung dapat melihat gurat kebingungan terpatri di wajah Hyojin. Lantas ia tersenyum dan berkata, "Bukan apa-apa."

Lelaki itu berdiri dan menepuk lembut surai perempuan yang kini kembali tertunduk—antara sedih dan malu.

"Aku pergi. Jaga dirimu baik-baik," tuturnya pelan.

Tangisan lirih pun terdengar. Soonyoung berusaha menulikan pendengarannya. Berjalan lurus tanpa memalingkan sedikit pun wajahnya pada wanita yang kini tengah menangis di belakang sana. Kepeduliannya nanti mungkin akan kembali menjadi bencana, maka dari itu, untuk kali ini, biarkan Soonyoung kembali berjalan menuju tempat yang seharusnya.

Kembali pada seseorang berhati malaikat yang sudah Soonyoung hancurkan seluruh pengharapannya. Untuk itu, ia harus kembali. Menjadi seseorang yang bertanggungjawab atas apa yang telah ia perbuat. Ia akan kembali dan memperbaiki semuanya. Termasuk memperbaiki hati seseorang yang telah ia hancurkan.


~•°•~

"Jihoon..." lirih Soonyoung saat melihat lelaki bertubuh ringkih itu mematung tepat dihadapannya.

SoonHoon CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang