02.19 AM.
Lelaki berotak jenius bernama Lee Jihoon itu kini tengah berbaring seraya menatap ke atas. Sudah hampir tiga jam ia berbaring tanpa bisa terlelap. Rasa kantuknya tiba-tiba saja menghilang kala sudah membaringkan tubuhnya di ranjang empuk miliknya.
Jihoon menghela napasnya jengah lantas mengambil ponsel miliknya. Mengetik beberapa huruf untuk mencari satu nama yang sekiranya bisa ia hubungi di malam selarut ini.
Kwon Soonyoung.
"Ya, ada apa?"
"Kau dimana?" tanya Jihoon seraya memainkan kukunya.
"Di kamarku, baru mau tidur. Kau perlu sesuatu?"
Lelaki mungil itu menggigit bibirnya pelan. "Eum... tidak," ujarnya pelan, "Kurasa."
"Hm, baiklah."
"Kau baru pulang?"
"Ya, aku baru selesai rapat dengan para pelatih. Kau kenapa belum tidur, Sayang?"
"I-itu, bisakah kau kemari?"
"Tentu, kau dimana?"
"Di kamarku. Sebenarnya aku tidak bisa tidur, Soonyoung."
Jihoon dapat mendengar Soonyoung terkekeh di seberang sana. Setelahnya Soonyoung berkata bahwa ia akan pergi ke kamar Jihoon dan mematikan panggilan tersebut.
Selang lima menit setelah panggilan terputus, terdengar suara langkah kaki mendekati kamar Jihoon. Cepat-cepat ia turun dari ranjang, namun nahas ia tersandung kakinya sendiri.
Melihat kekasihnya nyaris terjatuh, segera Soonyoung melangkah lebar untuk menangkap Jihoon sebelum wajah manis kekasihnya menghantam dinginnya lantai.
"Hampir saja jatuh. Pelan-pelan saja," katanya.
Lelaki yang kini berada di pelukan Soonyoung pun membenarkan posisinya. "Apa ada yang sakit?" tanya Soonyoung.
"Tidak."
"Lain kali berhati-hatilah."
"Terima kasih, Soonyoung."
"Tak apa, yang penting kau tidak terluka."
Jihoon segera menarik Soonyoung untuk berbaring di atas ranjangnya, sementara Jihoon memposisikan dirinya senyaman. mungkin dalam pelukan Soonyoung. Lelaki yang berstatus sebagai kekasih Jihoon itu pun tak protes sebelah tangannya dijadikan bantalan kepala si mungil. Yang ada lelaki itu merapatkan tubuh sang kekasih pada dirinya guna berbagi kehangatan.
"Katakan jika tanganmu kebas," ujar Jihoon.
"Tak apa. Apa nyaman?"
"Sangat."
"Syukurlah kalau begitu."
Soonyoung pun berinisiatif untuk mengelus surai lembut kekasihnya. Bahkan sesekali ia akan mengecup puncak kepalanya atau mengecup kening Jihoon.
Tak kunjung menutup matanya, Soonyoung mengernyitkan dahinya lantas mengambil jemari kekasihnya yang sedari tadi dimainkan oleh pemiliknya. "Tidur, Sayang..." ucapnya pelan.
"Tidak bisa, Soonyoung."
"Perlukah aku bernyanyi untukmu?"
"Tidak, suaramu jelek."
Soonyoung merapatkan sang kekasih ke dalam pelukannya. "Jahat sekali kekasihku ini."
"Memang."
Keheningan menyelimuti mereka untuk beberapa saat sampai sebuah permintaan dari yang lebih kecil terucap dari bibirnya. Sebuah permintaan yang mampu membuat Soonyoung melengkungkan senyumnya.
"Bisakah kau mengelus rambutku seperti ini hingga aku tertidur?"
"Tentu. Apa itu membuatmu mengantuk sekarang?"
"Iya," jawab Jihoon pelan.
Lelaki sipit itu mengecup kelopak mata kekasihnya, lantas turun pada kedua pipinya dan berakhir di bibir tipis kekasihnya. Memberinya beberapa lumatan kecil dan mengecupnya sebagai penutup.
"Tidurlah, aku akan mengusap rambutmu," ujar Soonyoung, "Aku mencintaimu, Sayang..."
catetan: ingin aja double update hehehe...
jangan lupa vomment kawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SoonHoon Collection
FanfictionCoretan gaje author penyuka kemanisan dari couple yang satu ini ✨ Disclaimer: Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini adalah hasil dari tulisan penulis. Adapun jika ada kesamaan nama...