39. Confession

6.5K 656 71
                                    

Song; Astro - Confession


Dua tahun yang lalu, bermodalkan cinta dan kasih sayang, Soonyoung memberanikan diri untuk menghampiri Jihoon ke studio pribadinya. Malam yang dingin tak dapat menghalau segala macam perasaan yang lelaki sipit itu rasakan.

Ia mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu dimana Jihoon berada. Tepat satu senti jarak antara tangannya dan pintu, Soonyoung berhenti. Jantungnya benar-benar tidak bisa diajak bekerja sama. Bergerak begitu cepatnya seperti akan meledak kapan saja.

"Kau bisa, Soonyoung. Tinggal katakan kau mencintainya dan semua selesai." Soonyoung mengangguk kuat setelah menyemangati dirinya sendiri.

Tepat satu senti jarak antara tangannya dan pintu, Soonyoung kembali berhenti. Ia sedikit memiringkan kepalanya. "Bagaimana jika Jihoon menolakku? Bagaimana jika ia menjauh? Atau bagaimana-"

Pintunya terbuka.

"Soonyoung," katanya.

Pemuda Kwon itu mengerjap-ngerjapkan matanya. Sial, jantungnya bergerak semakin cepat kala pemuda bertubuh mungil dengan wajah manis itu berdiri dihadapannya. Hanya menatapnya saja jantungnya bisa bergerak cepat, apalagi kalau Jihoon menci-

Hilangkan pikirkan itu, Soonyoung! batinnya.

"Kukira kau sudah pulang," ujarnya.

Soonyoung masuh bergeming. Lelaki berparas manis itu sedikit berjinjit dan memiringkan kepalanya. "Soonyoung," panggilnya.

Soonyoung berkedip. Wajah Jihoon dekat sekali dengan wajahnya, membuat ia semakin gugup dan kata-kata yang sudah ia rangkai sedemikian rupa hilang semuanya.

Terkutuklah Jihoon dengan kemanisannya yang membuat Soonyoung lupa diri.

"Y-ya, aku masih disini." Cengiran khasnya terpatri di wajah konyol itu. Jihoon mengangguk dengan tatapan aneh. Setelahnya ia mengangkat bahunya acuh.

Ia jalan melewati Soonyoung, sementara pemuda Kwon itu bergeming di tempatnya. Merasa Soonyoung tidak mengikutinya, Jihoon berbalik. "Oy, kau tidak mau ikut? Aku mau ke rooftop."

Soonyoung mengangguk. "Nde."

Jihoon berjalan di depannya. Soonyoung berjalan dengan pelan sembari menatap punggung mungil yang ada di depannya. Haruskah hari ini? Aku gugup sekali, batinnya.

Ia menghela napasnya seraya mengusap dadanya. Jantung ini berdegup kencang sekali saat bersama-

"Soonyoung, kau bukan pengawalku. Jangan jalan di belakang seperti itu, sini di sampingku."

-Astaga! Kuharap jantungku selamat dan aman jika Jihoon terus bersikap seperti ini padaku.

"N-nde."

Jihoon terkekeh dan memukul pelan bahu Soonyoung. "Kau ini kenapa? Kau terlihat seperti robot." Jihoon menirukan bagaimana tadi Soonyoung berbicara dan setelahnya tertawa.

Soonyoung tersenyum kaku dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Jemari lentik itu menarik gagang pintu menuju rooftop. Pemandangan kota Seoul langsung menyambut kedatangan mereka. Ah, jangan lupakan dinginnya hembusan angin yang langsung menerpa wajah mereka. Mungkin ini adalah cara alam menyambut mereka.

SoonHoon CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang