61. Hidden Truth

6.5K 464 54
                                    

[Cerita ini adalah kelanjutan dari cerita saya di work Double Trouble Couple chapter 16.]

***

Terdiam dalam kesendirian. Bayang-bayang perkataan Soonyoung terus menghantuinya. Lagi? Soonyoung menduakannya, lagi? Tidak mungkin!

Jihoon mengusap wajahnya kasar. Bingung, sedih, marah sekaligus emosi. Soonyoung itu pria brengsek. Berani sekali dia menaik turunkan perasaan Jihoon. Bahkan sekarang lelaki bertubuh mungil itu nyaris gila. Ia membanting sebuah action figure yang ada di meja kerjanya hingga patah. Soonyoung itu benar-benar menyebalkan.

Langkah kakinya membawa pria bertubuh mungil itu pada Wonwoo yang tengah duduk di sebuah ruangan kecil seraya memainkan ponsel miliknya. Bermain game.

"Wonwoo–ya, aku kesal pada temanmu itu. Brengsek sekali dia!" umpat Jihoon.

"Siapa?" tanya Wonwoo tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel kesayangannya.

"Kwon Soonyoung."

"Memangnya apa yang ia perbuat?"

"Dia memutuskan aku hanya untuk membalas perasaan seseorang yang katanya sedang ia gantung perasaannya. Bukankah itu gila?"

"Tidak juga," balas Wonwoo dingin.

Sontak jawabannya itu mampu membuat Jihoon menoleh dan memusatkan seluruh atensinya pada pria berkaca mata di hadapannya. Keningnya mengerut tanda bingung. Dapat Wonwoo lihat kalau Jihoon marah. Terlihat dari rahangnya yang menegas dengan tatapan tajam seolah ingin menusuk Wonwoo.

Wonwoo bergidik ngeri. Member lain memang tega harus membuatnya dalam situasi seperti ini.

"Maksudmu?" tanya Jihoon dengan nada yang tidak begitu mengenakan.

"Berkacalah dahulu sebelum menyalahkan kekasihmu."

Terdiam. Kalimat itu membuat Jihoon merasa tertohok. Lelaki kelahiran Busan itu mengepalkan kedua tangannya. Sedang menahan amarah.

"Menurutmu, aku yang salah dalam kasus ini, Jeon Wonwoo–ssi?"

"Aku tidak berkata bahwa kau yang bersalah. Kau yang menarik kesimpulannya sendiri," ujar Wonwoo seraya memperbaikin posisi duduknya.

"Kau tidak membantu sama sekali." Jihoon memilih untuk berdiri dan hendak meninggalkan Wonwoo, hingga sebuah suara mampu menghentikannya.

"Sadarlah. Tidakkah kau harus berkaca? Kenapa selalu Soonyoung yang kau salahkan? Egois sekali kau, Lee Jihoon–ssi."

Lelaki mungil itu berbalik dan menatap tajam ke arah Wonwoo. "Jika kau tidak ingin membantu, sebaiknya diam dan tak usah berkomentar!" Setelah ia berujar demikian, lelaki itu berlalu dengan hatinya yang gundah.

Egois. Benarkah begitu?

Jihoon... egois?

---

Jihoon kini melangkahkan kakinya ke tempat Jeonghan berada. Sebelumnya ia berkunjung ke pelataran Sungai Han hanya sekadar menetralkan perasaannya. Pikirannya berkecamuk, perasaannya pun begitu. Sudah mulai tersirat sedikit perasaan bersalah dalam dirinya. Berjam-jam ia gunakan hanya untuk merenungi seluruh perkataan Wonwoo tadi. Hingga jam menunjukkan pukul delapan malam, ia baru kembali, sebab ia tak kunjung menemukan titik terang.

Jeonghan yang sedang berbaring di sofa dorm pun kini harus menyisihkan sedikit tempatnya untuk Jihoon. Lelaki yang lebih tua merasakan gemetar di tangannya saat Jihoon mendudukkan dirinya di sebelah Jeonghan. Situasi yang benar-benar mendebarkan.

SoonHoon CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang