45. SHINee Fanboy

6K 633 92
                                    

Song; Kim Jonghyun ft. Kim Taeyeon - Breath


18 Desember 2017...

Hari ini dingin, sangat dingin. Bahkan sempat hujan tadi. Rintiknya membasahi kota Seoul. Seolah rintik hujan ingin memberitahu sesuatu. Lebih tepatnya, kabar duka. Mungkin rintik hujan disini bukan sekadar hujan biasa. Memiliki arti lain sepertinya. Tangisan misalnya. Tapi, banyak orang yang tidak sadar akan itu. Tentu saja, hujan adalah hal biasa. Lagipula, tidak ada yang bisa bahasa hujan.

Lelaki sipit yang tengah serius memandang layar ponselnya itu membaringkan kepalanya di atas paha Jihoon. Mereka di studio. Lelaki yang lebih mungil sedang asyik membelai lembut surai kekasihnya. Terkadang turun juga untuk membelai wajahnya.

Soonyoung tidak keberatan Jihoon membelai rambutnya. Senang yang ada. Terkadang ia melirik ke arah kekasihnya dan pandangannya tidak sengaja bertabrakan dengan pandangan Jihoon yang terus saja menatapnya. Ia melempar senyum tipis setelahnya.

Sampai satu cuitan dapat membuat kerja jantungnya tidak normal. Matanya bergerak gelisah, napasnya pun tidak selancar biasanya dan juga tangannya mulai lemas. Terus menggulirkan jari telunjuknya di layar ponsel untuk memastikan.

Panutannya telah tiada.

Sontak ia bangkit terduduk dengan wajah pucat dan itu membuat Jihoon ikut terkejut. Kalau tidak cepat tanggap, wajah Soonyoung bisa membentur wajah Jihoon saar bangkit tadi.

Sorot matanya menandakan ketegangan. Seolah terjadi bencana tidak diharapkan. "Tidak mungkin," ujarnya lirih.

Dua kata tersebut membuat Jihoon mengerutkan keningnya. "Ada apa?" Dari nada suaranya sudah dapat dipastikan bahwa Jihoon khawatir.

"Tampar aku," pinta Soonyoung.

Tentu saja permintaan konyol itu tidak langsung dilakukan oleh Jihoon. Menampar itu pasti ada sebab.

"Cepat tampar aku," seru Soonyoung.

Dengan hati-hati Jihoon menampar pipi Soonyoung. Tidak keras, namun yang namanya tamparan pasti sakit. Pipinya agak berdenyut. Melihat Soonyoung yang tidak kunjung merintih atau mendesis kesakitan, Jihoon mulai khawatir.

Lelaki yang lebih mungil itu sedikit menintip ke arah wajah Soonyoung. Astaga, Soonyoung menangis!

Merasa tidak enak karena sudah menamparnya, Jihoon dengan segera menangkup wajah kekasihnya. "Apa terlalu keras? Maafkan aku," ujarnya dengan nada khawatirnya.

Tidak kunjung berhenti, Jihoon dibuat kelabakan olehnya. Ia menghapus air mata yang mengalir seperti anak sungai di pipi Soonyoung. "Jangan menangis. Ada apa?"

Hanya ada satu cara yang dapat meredakan tangisan Soonyoung.

Cup.

Jihoon mengecup bibirnya sekilas. Soonyoung agak terkejut dan tangisannya mereda. "Ada apa, hm? " tanya Jihoon seraya menghapus kembali air mata tersebut.

"J-jonghyun sunbaenim, Ji..." lirihnya.

"Ada apa dengan—" Belum selesai pertanyaan Jihoon, lelaki yang lebih tinggi itu sudah memeluk erat tubuhnya dan kembali terisak.

SoonHoon CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang