49. In The Middle of The Night

5.5K 445 9
                                    

[Ada baiknya membaca ceritaku yang double trouble couple. Cerita ini adalah cerita sambungan dari chapter 4.]



~•°•~

"Soonyoung cepatlah..." ujar Jihoon resah.

"Sabar, Sayang. Aku segera sampai, ini sudah dekat. Kau jangan takut, ya."

Di seberang sana, lelaki bermata sipit tengah mempercepat langkah kakinya kala mendapat panggilan bahwa ada 'seseorang' di depan pintu studio kekasihnya. Begitu mendengar suara ketakuran Jihoon, Soonyoung yang tengah bersama Chan segera pamit undur diri dan lekas pergi untuk menjumpai kekasihnya.

Suara resah bercampur takut pun menjadi satu. Tangan berkeringat dingin dan agak bergetar takut. Jihoon sudah hampir menangis karena takut sekarang. Tidak cukup rasanya hanya mendengar suara Soonyoung saja.

"Apa masih lama?" desak Jihoon.

"Aku sedang menaiki tangga, tunggu sebentar lagi, ya..."

"Aku tidak kuat, aku mau keluar saja!"

Mendengar keputusan gila Jihoon, lelaki bermarga Kwon itu segera mematikan panggilannya, lalu mengantongi ponselnya dan berlari secepat mungkin.

Jihoon benar-benar tidak kuat. Berbagai macam cerita-cerita seram yang terkadang ia anggap remeh itu seolah diperdengarkan kembali. Cerita-cerita tentang mitos yang beberapa staff bicarakan kala itu. Jihoon menampiknya, berkata bahwa itu hanyalah cerita karangan. Jihoon menyesal sekarang. Sangat menyesal.

Tujuannya saat ini adalah lari. Lari sekencang mungkin dan bertemu siapa pun yang bisa ia ajak bicara.

"Aku mau keluar saja, aku—Oh kkamjjagiya!" Jihoon meremat ponsel begitu kuat saat melihat seseorang persis seperti Soonyoung di depan pintunya. Ia berpikir orang itu telah pergi atau mungkin telah menghilang.

Jihoon menutup yang terkejut menutup matanya rapat-rapat. Selain itu, tangannya perlahan menutup wajahnya yang kini tengah panik—nyaris menangis bahkan.

"Jangan ganggu aku." Bahkan nada bicaranya sudah sedikit bergetar sekarang.

"Hei sayang, ini aku. Ini aku Soonyoung." Lelaki yang mengaku Soonyoung itu perlahan membuka jemari-jemari cantik yang senantiasa menutupi wajah manis kekasihnya. Walaupun dengan gerakan ragu-ragu, Jihoon tetap membuka tangannya yang menutup wajahnya.

Dengan bibir yang mencebik dan mata sedikit berair akibat ketakutannya, ia bertanya. "Kau benar Soonyoung?"

Soonyoung mengangguk lantas membawa kekasihnya ke dalam pelukannya. "Ya, ini aku. Jangan takut, ada aku disini," ucapnya untuk sekadar membuat kekasihnya tenang.

Lelaki mungil itu melingkarkan tangannya di pinggang Soonyoung lantas menyembunyikan wajahnya di ceruk leher kekasihnya. "Awas saja kalau bohong," katanya.

Soonyoung terkekeh pelan, lalu melabuhkan telapak tangan gempalnya pada surai hitam Jihoon. "Mana mungkin aku berbohong dalam situasi begini, Sayang."

Bermenit-menit mereka saling merengkuh bertukat kehangatan di depan pintu studio Jihoon. Soonyoung pun senantiasa memberikan beberapa tepukan lembut pada kepala atau punggung Jihoon.

SoonHoon CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang