Coretan gaje author penyuka kemanisan dari couple yang satu ini ✨
Disclaimer:
Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini adalah hasil dari tulisan penulis. Adapun jika ada kesamaan nama...
Comeback semakin dekat. Mereka tiada henti untuk berlatih demi menggapai kesuksesan untuk comeback kali ini. Semua orang berlatihan dengan keras tak memandang dia dari unit mana. Semua bersatu membawa nama SEVENTEEN.
"Seungkwan, maju sedikit." Soonyoung menatap refleksi Seungkwan dari cermin besar yang membentang memenuhi ruangan.
"Nde! " jawabnya semangat.
Soonyoung sedikit berpikir sambil menggigit bibir bawahnya. Ia menjentikkan jarinya. "Mingyu, geser ke sebelah kiri."
Mingyu bergeser ke sebelah kiri dan setelahnya, Soonyoung kembali menimbang-nimbang. "Jihoon-ie, maju sedikit." Nada bicaranya sedikit lebih merendah dibanding kepada member lain.
Soonyoung tersenyum puas. "Sekarang kita mulai kembali latihannya," ujar Soonyoung.
Mereka kembali berlatih hingga keringat membanjiri tubuh dan kaos mereka. Pelatih dance mereka memberi waktu untuk beristirahat.
Chan dengan langkah gontainya menghampiri Jihoon yang sedang duduk memegang botol minum.
"Hyung, boleh aku minta?" Jihoon mengangguk dan memberikan botol air mineral miliknya.
"Terima kasih."
Chan sedikit melemaskan tangannya dengan menggoyang-goyangkannya. Ia mendorong kuat tangan kirinya berniat untuk meregangkan otot-ototnya. Jihoon salah tafsir, ia menoleh dan hidungnya terkena tangan Chan cukup keras.
Jihoon meringis sambil menutup bagian hidungnya, sementara Chan yang terkejut langsung bertanya khawatir. "Hyung-ie, maafkan aku. Sungguh aku tidak sengaja! Hyung-ie, maafkan aku..."
Mendengar suara Chan meminta maaf membuat beberapa member menghampiri mereka. "Ada apa?" tanya Wonwoo.
Dengan wajah nelangsanya, Chan menjelaskan. "Aku tidak sengaja memukul hidung Jihoon-iehyung." Bahkan bibir Chan menekuk ke bawah dengan mata yang sudah memerah. Menahan tangis rupanya.
Jihoon menggeleng lirih dan menyubit pipi Chan. "Hyung tak apa, Chan-ie. Jangan sedih..."
"Tapi,-Darah!" teriak Chan.
Soonyoung yang mendengar kata darah langsung saja menghampiri mereka. "Darah apa? Astaga Jihoon!"
Saking paniknya, 9 dari 13 member membawa tisu kehadapan Soonyoung. Kalau situasinya sedang tidak darurat seperti ini, Jihoon pasti sudah tertawa atau mengumpat seenaknya.
Seungcheol berniat untuk membaringkan Jihoon, namun teriakan Jisoo sudah lebih dahulu mengintrupsinya. "Jangan! Itu bisa membuat darahnya masuk ke dalam kerongkongan. Dia bisa muntah nanti," jelasnya dengan cepat.
Jisoo segera turun tangan. Ia menundukkan kepala Jihoon. Darah itu menetes ke lengan putih Jihoon. Lelaki bersurai hitam itu sedikit mengelap hidungnya menggunakan lengannya. Alhasil, sebuah pukulan dari Jisoo lah yang ia dapatkan.
"Kau ini! Tanganmu jadi kotor!"
Jeonghan segera menyumbat hidung Jihoon dengan tisu. Sementara Chan sudah menangis tersedu-sedu sambil menggumamkan kata maaf.
Pendarahan itu berhenti. Soonyoung menggenggam tangan kekasihnya yang hampir penuh karena darah. Membuat noda darah itu sedikit menempel pada tangannya.
Jeonghan membersihkan hidung Jihoon yang terdapat noda darah. "Pelan-pelan, hyung..." rengek Jihoon.
"Kau membuatku khawatir," lirih Soonyoung.
Merasa ada yang perlu waktu berdua, mereka semua undur diri, kecuali Chan. Ia meremat ujung kaos yang ia gunakan dan menggigit bibir bawahnya.
Lelaki manis itu tersenyum dan berdiri. Ia memeluk Chan dan mengusap sayang surai coklat milik adiknya. "Aku tak apa. Tidak usah khawatir. Lagipula, itu salahku yang salah menafsirkan gerakanmu tadi. Kukira kau memanggilku, makanya aku menoleh. Maaf telah membuatmu merasa bersalah seperti ini, Chan-ie."
Chan membalas pelukan hyungmungilnya ini. Mendekap erat sambil berkata. "Maafkan aku, hyung."
"Tak apa, Chan-ie.Jja, sekarang kau istirahat. Kau pasti lelah, bukan?"
Chan mengangguk. "Nde. Terima kasih, hyung. Aku menyayangimu."
Setelah kepergian Chan, Soonyoung menarik kekasih mungilnya itu untuk duduk di sofa. Lelaki kelahiran Namyangju itu mengambil tisu basah dan membersihkan noda darah pada tangan lentik kekasihnya.
"Aku bisa sendiri, Soonyoung."
"Diamlah."
Selama ia membersihkan tangan kekasihnya, Soonyoung benar-benar diam. Lelaki bersurai pink itu menyelami manik teduh milik kekasihnya.
"Kau benar-benar membuatku khawatir hingga rasanya aku ingin mati," lirih Soonyoung.
"Maaf."
Tangan Soonyoung bergerak untuk menangkup wajah manis kekasihnya. "Aku mencintaimu."
"Aku juga mencintaimu."
Setelahnya, Soonyoung mendekatkan bibirnya pada bibir ranum milik Jihoon. Mengecupnya hingga melumatnya pelan. Jihoon jadi sedikit bersyukur karena ia mimisan hari ini, karena Soonyoung jadi mengkhawatirkannya. Jihoon suka saat Soonyoung khawatir padanya-Jangan beritahu Soonyoung!
catetan: tadituh pas lagilessibapaknyangebahastentangmimisangitu, jadi ya ginidehhwhwhwhwtapiasli ya, akugapernahmimisansampedetikinidanjangansampe:")
janganlupatinggalkanjejak.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.