60. Final Concert

6K 493 11
                                    

Hari itu benar-benar meriah. Kerlap-kerlip serupa bintang itu dapat membuat siapa pun yang melihatnya terpana. Warna ungu, lalu merah, lalu berganti lagi dan lagi. Cantik. Indah. Begitulah definisi kumpulan lightstick untuk hari ini. Bahkan terkadang membuatmu merinding melihatnya. Benar-benar luar biasa.

Lee Jihoon, pemuda kelahiran Busan yang kini tengah menari dengan penuh energi itu tak henti-hentinya mengucap syukur dapat berdiri di antara ribuan cahaya serupa bintang ini. Ratusan, atau bahkan ribuan pasang mata melihat ke arahnya, memandang takjub pada hasil jeri payahnya selama ini. Kerja kerasnya membawa hasil yang begitu besar. Bukan sekadar materi, bahkan ia menerima banyak cinta dari setiap orang.

Kwon Soonyoung, lelaki yang kini tengah menari itu pun tak kalah semangatnya. Lelaki yang ingin selalu menunjukkan sisi terbaik dalam dirinya dihadapan para penggemarnya. Bahkan di hari pertama dilaksanakannya final concert, ia baru bisa tertidur pukul delapan pagi dan setelahnya bangun pukul sebelas. Membuat Jihoon khawatir luar biasa.

Hari ini adalah hari terakhir mereka melakukan konser besar-besaran, setelah sebelumnya mereka merapalkan doa bersama, Jihoon sempat menghampiri kekasihnya dan berkata untuk berhati-hati saat di panggung nanti.

Dan hal yang tidak diinginkan pun terjadi. Saat mereka membawakan lagu chuck, Soonyoung tak sengaja menggerakkan tangannya terlalu kuat hingga bahunya terasa sangat sakit. Kembali ia mengalami sakit pada bahunya. Ia bahkan membungkuk untuk beberapa saat, hingga lagu benar-benar berakhir barulah ia berlari menuju backstage.

Jihoon sempat terkejut melihat Soonyoung berlari ke belakang panggung dengan memegang lengannya. Lelaki mungil dengan setelan jas putih itu hampir saja mengejarnya kalau Jisoo tidak menahannya. Lelaki kelahiran Amerika itu menggeleng pelan, beruntung saat itu lampu redup, gawat kalau tidak.

Mereka memperkenalkan diri masing-masing, tanpa ada Soonyoung disana. Dalam hati Jihoon sangat gundah. Pikirannya terbang kesana kemari memikirkan kondisi sang kekasih. Namun, ia harus menjadi seseorang yang profesional. Ia dituntut untuk tak menyangkut pautkan perihal kisah cintanya dalam bisnis atau pekerjaannya. Sekali lagi, ia dituntut untuk profesional.

Sekali pun yang terluka sekarang adalah kekasihnya.



~•°•~



"Aku ingin menemui Soonyoung!" pekik Jihoon.

Seluruh staff dan beberapa member sedang kalang kabut untuk berganti pakaian selagi waktu masih ada. Seungcheol dengan suara seraknya berkata, "Soonyoung sedang di ruangan lain, Jihoonie... ia sedang diberi pengobatan. Kau tunggu disini saja, ya. Aku yakin dia akan baik-baik saja, kau tau Soonyoung bagaimana, bukan?" ucapnya guna menenangkan Jihoon.

"Kubilang aku ingin melihatnya!"

"Jangan keras kepala, Lee Jihoon!"

Seketika atmosfer dalam ruangan itu pun mulai menegang. Beberapa dari member pun lebih memilih pura-pura tidak melihat dan tidak mendengar di situsasi seperti ini. Takut-takut jika mereka salah bicara malah akan merusak mood anggota lainnya.

Seungcheol menghela napasnya saat melihat bagaimana Jihoon terdiam dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Jihoon tergolong ahli dalam menyembunyikan perasaan—terutama di depan penggemar, lihat saja bagimana dia ingin terlihat manly di depan penggemar. Berbanding terbalik jika sudah bersama Soonyoung. Yang ada ia bergelayut manja dengan memeluk Soonyoung seolah lelaki kelahiran Namyangju itu adalah sebuah guling empuk.

"Ia akan baik-baik saja, percayalah padaku. Soonyoung-mu, ah maksudku, Soonyoug kita adalah pribadi yang kuat dan tak mudah menyerah. Tidak perlu khawatir... lagipula, jika kau kesana dan menangis di depannya, itu akan membuatnya seribu kali merasa bersalah. Percayakan semuanya pada Soonyoung. Kau 'kan kekasihnya, kau lebih tahu tentunya." Setelahnya Seungcheol mengusap surai Jihoon lantas mengajak para anggota untuk kembali bersiap.

SoonHoon CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang