• Moonlight [3]

6.3K 694 135
                                    

Song: Gummy - Moonlight Drawn by Clouds

"Wonwoo-ya,"

Lelaki bertubuh kurus itu menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Pandangannya tertuju pada satu titik benda yang tak asing di matanya. Kalung Jihoon.

Ia tersenyum melihat kalung itu. Jihoon berjalan mendekat ke arah Wonwoo. Memandang pria tinggi tersebut dengan segala penyesalan yang ia rasakan.

"Cantik. Benar-benar cocok dipakai olehmu," ujar Wonwoo berpendapat.

Netra indah milik orang yang baru saja dipuji olehnya itu menatap lurus ke arah Wonwoo. "Maafkan aku," lirihnya.

Wonwoo menatapnya heran. "Karena?"

"Karena aku telah mencurigaimu dengan Soonyoung. Maafkan aku." Jihoon menghela napasnya, seolah membuktikan seberapa besar ia menyesali pemikiran anehnya itu.

"Aku putus dengan Soonyoung," sambungnya.

Iris coklat milik pemuda bermarga Jeon itu sontak melebar. "Jangan bilang—"

Jihoon mengangguk. "Ya, itu karena aku kecurigaanku padamu dan Soonyoung. Maafkan aku, Wonwoo–ya. Aku terlalu berpikiran negatif saat melihatmu dipakaikan kalung oleh Soonyoung beberapa hari yang lalu. Aku melihatnya."

"Tidak, Jihoon. Aku yang seharusnya minta maaf padamu. Hari itu, aku pergi bukan dengan Soonyoung saja. Mingyu, Seungkwan dan Seokmin juga ada bersamaku. Ia memakaikan kalung itu padaku hanya sebagai perkiraan saja, kalau kalung itu cukup padaku, maka itu akan cukup juga jika dipakai olehmu."

Jihoon menyentuh kalung yang ia pakai sekarang. Memainkan gantungan bulan tersebut. Pemikirannya terbang jauh pada sosok yang ia rindu. Sosok penyemangat hidupnya.

Wonwoo tersenyum melihat pandangan kosong dari seorang Lee Jihoon. Ia menepuk pelan kepala Jihoon. "Sudahlah, sekarang kau bicarakan padanya. Aku tidak suka kalian berdiam-diam seperti ini," ujarnya.

Jihoon mendongakkan kepalanya. "Dimana Soonyoung?"

"Sepertinya ia ke dorm tadi. Kalian bicaralah, aku akan menahan mereka semua."

Jihoon tersenyum manis. "Terima kasih. Kau memang yang terbaik."

---


Sama seperti hari-hari sebelumnya, malam ini dingin. Semilir angin malam dapat menerpa wajah tanpa cacat milik Soonyoung. Pikirannya tidak tenang sejak kemarin.

Kacau tak menentu. Seperti sobekkan kertas yang berhamburan. Ia butuh waktu untuk menenangkan pikirannya. Tidak mudah untuk melepas Jihoon. Soonyoung mencintainya.

Soonyoung harus apa jika Jihoon sudah meragukannya. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain menerima keputusan Jihoon. Ia tidak bisa memaksa, lelaki mungil itu pun memiliki haknya untuk bahagia.

Soonyoung melepasnya demi kebahagiaannya. Salahkah? Ia sadar, ia tidak bahagia bersama Jihoon. Tapi, apa daya jika Jihoon tidak bahagia bersamanya? Soonyoung bahagia bersama Jihoon, namun lelaki manis itu tidak. Lepaskan saja, agar tidak menyakiti hatinya.

Hatiku, biar aku yang urus.

"Soonyoung,"

Ah, aku merindukan suara itu.

Soonyoung berbalik untuk menatap Jihoon. Berusahan menatapnya datar, agar terlihat kuat. Aku tidak boleh terlihat lemah, pikirnya.

SoonHoon CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang