Di luar sudah gelap. Angin yang berhembus pun rasanya begitu dingin kala menerpa kulit. Matahari sudah berpamitan dari beberapa jam yang lalu. Tenggelam tepat saat para anggota grup meninggalkan agensi.
Mereka berjalan seraya merapatkan jaket dan mengeluh karena suhu yang terlampau dingin untuk di musim semi. Sebuah percakapan ringan dimulai oleh Seokmin yang kala itu tak sengaja melihat coklat berbentuk hati di toko yang baru saja mereka lewati.
"Kalian tahu, Soonyoung hyung memberi Jihoon hyung coklat berbentuk hati kemarin malam," ujar Seokmin dengan memandang ke arah Mingyu dan Seungkwan
"Benarkah?" Sebuah pertanyaan klasik terlontar dari bibir pemuda tinggi tersebut.
Seokmin mengangguk sebagai balasan dan menambahkan, "Sesudah itu mereka izin pergi untuk makan malam. Apakah menurut kaliam itu aneh?"
Seungkwan memiringkan kepalanya dan mendesis bimbang. "Ya, jika dilihat dari beberapa minggu ke belakang, Soonyoung hyung menjadi dekat sekali dengan Jihoon hyung."
"Bukankah mereka memang sudah dekat?" tanya Mingyu yang membuat Seungkwan merotasikan matanya. Mingyu terkekeh kemudian.
"Maksudku, mereka menjadi tambah dekat lagi. Dilihat dari cara Soonyoung hyung yang begitu memperhatikan setiap detail dari Jihoon hyung, apakah mungkin ia menyukai Jihoon hyung kita?" Pertanyaan Seungkwan mampu membuat kedua pemuda bertahun kelahiran sama itu menoleh ke arahnya.
Seungkwan menatap mereka berdua bergantian. "Ya! Kenapa kalian memandangku seperti? Aku hanya berpendapat. Lagipula, kedekatan mereka itu sudah di luar batas!" tukasnya.
Seokmin menghela napasnya, lalu kembali menatap jalanan yang telah sepi. "Kau benar, Seungkwan-ah."
"Sudahlah, itu urusan mereka dan perasaan mereka. Kita sebaiknya jangan terlibat dalam hal ini. Biarkan mereka mengurus perasaan mereka," ujar Mingyu.
Seokmin dan Seungkwan menatap ke arah Mingyu tidak percaya. "Heol, daebak!"
Lelaki tinggi yang merasa dipuji, tersenyum bangga dan membusungkan dadanya. "Tentu. Karena aku adalah Kim Mingyu."
---
Lelaki berparas manis yang kini tengah bercengkrama melalui ponsel itu sedikit menahan tangan-tangan jahil yang mencoba untuk mencubit pipinya sedari tadi. Lirikkan tajam sudah tidak ampuh lagi. Bahkan semakin menjadi!
"Baiklah, aku akan segera mengirimkannya padamu." Tepat setelah selesai, ia memukul kepala pemuda sipit itu dengan ponselnya pelan.
"Sepertinya kau harus siap untuk kehilangan tanganmu hari ini!" hardik Jihoon.
Namun, hal itu justru membuat kesan imut berlebih bagi Soonyoung. Sebagaimana pun Jihoon marah, ia akan tetap terlihat menggemaskan. "Kau menggemaskan, Jihoonie."
"Berhenti untuk mengatakan hal yang tidak penting!"
"Maaf," ucap Soonyoung yang setelahnya terkekeh dan bangkit dari duduknya.
Jihoon terpaksa mendongak kala Soonyoung sudah berdiri tepat di sebelahnya. "Jangan marah, ya." Perkataan itu membuat Jihoon mengerutkan dahinya tidak paham.
"Kurasa aku menyukai Jihoonie."
Mata sipit Jihoon dipaksa melebar karena terkejut. Rona merah menjalar di pipinya. Begitu manis dan menggemaskan, pikir Soonyoung.
Soonyoung mengusak surai hitam Jihoon, lalu pergi meninggalkannya lengkap dengan rona merah yang terus menjalar di wajahnya dan detak jantung yang berpacu lebih cepat dari biasanya.
Tanpa Jihoon tahu, saat itu, Soonyoung pergi menemui seorang wanita.
Catetan: Ini pembukaan.
Jangan lupa vomment ya...
Tinggalkan jejak
Dan
Ayo cepat baca
Sebelum aku private hehehehe....
KAMU SEDANG MEMBACA
SoonHoon Collection
FanfictionCoretan gaje author penyuka kemanisan dari couple yang satu ini ✨ Disclaimer: Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini adalah hasil dari tulisan penulis. Adapun jika ada kesamaan nama...