Song; Raisa - Kali Kedua
Tak banyak waktu yang Jihoon miliki untuk menenangkan pikirannya. Kata-kata Soonyoung begitu menyakitkan. Seolah hanya orang yang sekedar tahu nama tanpa ada kenangan. Menganggap semua adalah kesalahannya.
Jihoon salah dan akan terus begitu.
Lelah. Satu kata yang terbesit dalam benak lelaki manis itu. Untuk apa berjuang kala perjuanganmu tak dihargai, kala setiap kegiatanmu dikontrol olehnya, kala setiap perintahnya harus dituruti.
Aku itu kekasihmu, bukan pembantumu!
Gurat kelelahan begitu kentara di wajah manis Jihoon. Hubungan ini akan terus dibumbui dengan kecurigaan dan kesalahpahaman jika Soonyoung selalu curiga dan terlalu melarangnya untuk ini dan itu.
Seribu kata Jihoon ucapkan pada Soonyoung untuk berhenti kekanak-kanakan dan seribu kata juga Soonyoung membalas dengan kata yang sama, maaf dan janji.
Janji yang selalu diingkarinya.
Banyak orang bilang, kata maaf tidak bisa memperbaiki semuanya dan sepertinya Jihoon merasakan itu sekarang. Ia sudah kenyang memakan kata maaf dan janji dari Soonyoung.
Apa membuahkan hasil? Tidak! Soonyoung tidak berubah. Ia tetap melarangnya ini itu, tetap curiga padanya dan tetap meragukan kesetiaannya. Hubungannya dengan Soonyoung selalu diuji dengan hal-hal sepele yang membuat semuanya berakhir dengan pertengkaran.
Aku lelah jika kau selalu meragukan aku.
Aku kekasihmu, tapi kau curiga padaku.
Apa salahku harus menanggung beban ini sendirian?
Malam itu, Jihoon memilih Pantai Gwangalli sebagai tempatnya untuk menyendiri. Aliran air yang begitu tenang membuat pikirannya ikut hanyut seperti air tersebut. Tenang.
Ia menjejalkan tangannya di kedua saku celana hitamnya. Bermodalkan kemeja putih yang ia biarkan kancingnya terbuka dan kaos putih polos, Jihoon berbohong pada kedua orang tuanya untuk pergi ke rumah temannya.
Hanya untuk menenangkan diri saja sulit baginya. Nama Soonyoung selalu telintas dipikirannya.
Jangan memaksa dirimu sendiri untuk terus menggenggamku.
Lepaskan aku jika kau tak kuat.
Aku akan pergi.
Aku janji tak akan ada yang berubah.
Hanya saja, aku tak lagi milikmu.
Sejurus kemudian, setetes air mata mulai mengalir membasahi pipinya. Hanya satu yang Jihoon minta, berhenti untuk terus meragukan cintanya. Seolah Jihoon tak merasakan apapun, seolah tak merasakan perasaan senang dimiliki oleh seorang Kwon Soonyoung. Semuanya salah.
Jihoon suka dimiliki seorang Kwon Soonyoung.
Tapi, bukan begini caranya. Jihoon tidak suka dikekang dan Soonyoung mengekangnya. Jihoon tidak suka Soonyoung selalu mengatur semua kegiatannya. Jihoon tidak suka setiap kali ia berbicara dengan yang lain Soonyoung langsung cemburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SoonHoon Collection
FanfictionCoretan gaje author penyuka kemanisan dari couple yang satu ini ✨ Disclaimer: Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini adalah hasil dari tulisan penulis. Adapun jika ada kesamaan nama...