64. I Love You

4.7K 448 15
                                    

Sudah lebih dari sepuluh jam lamanya sosok mungil nan garang ini mendekam dalam studionya. Kini waktunya untuk mengistirahatkan pikiran dan tubuhnya. Lelaki yang berstatus sebagai komposer sebuah grup terkenal itu meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku.

Ia menghela napasnya, lantas melirik ponselnya yang tergeletak di dekat komputernya. Lelaki itu berdesis pelan. "Tak biasanya si mesum itu tidak menghubungiku seharian," gumamnya. Jihoon memilih tak ambil pusing, lalu menggidikan bahunya tak acuh.

Pria itu membereskan segala macam kertas-kertas yang berserakan di lantai, lalu memasukkannya ke dalam tempat sampah. Mematikan lampu setelah memastikan semuanya telah rapi seperti semula. Siap untuk pulang dan bertemu dengan kesayangannya, yaitu kasur.

---

"Jihoonie!" seru seseorang yang membuat Jihoon terkejut. Pria yang baru saja membuka pintu itu menghela napasnya, lantas mengusap dada.

"Jihoonie, dari mana saja? Apa kau sudah makan? Bagaimana lagunya? Kalau itu-"

"Bisakah kau bertanya satu-satu?" tanya Jihoon ketus. "Aku pusing mendengarnya!" sambungnya dengan nada jengkel.

"Hehehe... itu karena aku merindukan, Jihoonie," ujar Soonyoung dengan tidak tahu malunya.

Jihoon mengibas-ngibaskan tangannya ke arah Soonyoung. "Sudah, sudah, aku mau mandi," katanya.

"Mandilah. Aku akan menyiapkan makanan untukmu."

"Kau tidak bisa memasak, Soonyoung. Aku tidak mau mati keracunan karena masakanmu."

"Ini pasti lezat, Jihoonie. Aku bisa jamin, hehehe..."

"Kalau ternyata tidak?" tanya Jihoon dengan nada menantang.

"Kau boleh memberikanku sebuah..." Soonyoung sengaja menggantung kalimatnya yang membuat Jihoon mengerutkan dahinya.

"Sebuah ciuman, hehehe..." sambungnya.

Jihoon berdecak sebal, lalu melangkah menuju kamar mandi. "Itu sih maumu," ketusnya.

Selagi menunggu Jihoon membersihkan dirinya, Soonyoung disibukkan dengan masakannya. Tadi siang, Mingyu sempat mengajarkannya cara membuat nasi goreng. Soonyoung sepakat untuk membuatkan satu untuk kekasih mungilnya yang doyan makan itu.

Lelaki berstatus sebagai koreografer itu membolak-balikan spatulanya seperti seorang chef restoran berbintang lima. Jangan lupakan dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibirnya. "Jihoonie, pasti suka masakanku," gumamnya.

Setelah selesai, ia meletakkannya di atas piring. Beberapa saat kemudian, terdengar pintu kamar mandi terbuka. Lelaki bertubuh mungil itu keluar dengan handuk yang tersampir di lehernya.

Bukannya langsung menghampiri Soonyoung-yang sekarang tersenyum seperti orang bodoh di deket hasil masakannya, justru Jihoon melangkahkan kakinya ke arah lemari pendingin.

"Dimana kola milikku?" tanyanya.

Soonyoung menuntun Jihoon ke arah meja makan dan mendudukkan kekasihnya di atas kursi yang telah ia tarik sebelumnya. "Makan dulu. Tidak baik sebelum makan meminum kola," jelasnya.

Jihoon mengernyitkan alisnya, lantas menghela napas. "Terserah."

Soonyoung terkekeh kecil, lalu menyendokkan nasi goreng buatannya ke mulut kekasihnya. "Bagaimana enak, tidak?"

"Lumayan," balas Jihoon pelan, lalu mengambil alih sendok yang ada di tangan Soonyoung.

Diam-diam Soonyoung tersenyum seraya menatap ke arah kekasihnya yang terlihat begitu menikmati hasil masakannya. Sampai-

"Kola?"

"Itu-"

"Dimana kola milikku?" tanya Jihoon kembali.

Soonyoung berdeham, lalu menyodorkan segelas air pada kekasihnya. "Minum dulu." Dengan bodohnya, Jihoon mengambil gelas tersebut dan menandaskan seluruh isinya.

"Kola?" tanyanya lagi.

"Itu-"

"Dimana?"

Soonyoung menggaruk tengkuknya yang tak gatal, seraya tertawa canggung. "Itu..."

"Kau habiskan, ya?" tanya Jihoon yang mulai mencurigainya.

"Hehehe..."

Lelaki berparas imut itu menyandarkan punggung pada sandaran kursi, lantas menghela napas. "Itu kola terakhirku..." lirih Jihoon dengan bibir yang menekuk ke bawah.

"Aigoo, jangan sedih. Nanti akan aku belikan lagi," bujuk Soonyoung yang sama sekali tak Jihoon indahkan.

"Jangan marah," ujar Soonyoung seraya menyentuh bahu Jihoon.

"Aku mencintaimu," ucap Soonyoung tak ingin menyerah.

"Aku mencintaimu," katanya lagi.

Dapat dilihat si mungil kini menahan senyuman di bibirnya yang menurut Soonyoung itu sangat menggemaskan. "Kalau ingin tersenyum, ya tersenyum saja," sindir Soonyoung yang dihadiahi sebuah pukulan sayang di bahunya. Dari Jihoon tentunya.

"Aku mencintaimu. Sangat." Kali ini Soonyoung berucap tepat di telinga Jihoon yang membuatnya tak dapat menahan lagi senyumannya.

Lelaki kelahiran Juni itu menarik wajah yang lebih muda untuk mendekat. Kedua bibir insan muda itu kini sudah tak berjarak. Jihoon mengalungkan lengannya di leher jenjang kekasihnya dan membalas pagutan yang diberikan kekasihnya.

"Bermesraan terus!" sindir seseorang yang membuat keduanya terlonjak dan memutuskan pagutannya.

Ingatkan Soonyoung untuk memukul bokong Lee Seokmin karena telah menggangu acara romantisnya dengan Jihoon.



catetan: Hai, apa kabar? Semoga sehat selalu, yaa. Maaf karena jarang update, jika ada yang ingin ditanyakan, boleh kok lewat DM atau mau ngobrol-ngobrol cantik gitu hahahaha

Jangan lupa tinggalkan jejak

SoonHoon CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang