"Jadi, bagaimana awal mulanya?" Tenten bertengger di belakang layar LCD komputer Sakura, wanita cepol dua itu mengincar si pinky sepanjang hari ini. Obito menangkap sinyal Tenten, ia menggeser kursi kerjanya mendekat, ekspresi wajahnya seperti dosen pembimbing skripsi yang meminta penjelasan."Apa yang kalian tuntut dariku?" Sakura melipat kedua tangan sambil menyandarkan punggung, menatap Tenten dan Obito secara bergantian, merasa tidak nyaman karena ia seperti diintrogasi.
Mata Obito waspada melihat para artist background keluar ruangan saat jam makan siang. "Dia membawamu..."
"Kalian pergi belanja." sambung Tenten.
"Kalian makan malam bersama?" timpal Obito.
"Siapa yang kalian maksud? berhenti mencurigaiku."
"Halah..., stop berlagak bodoh..., sejauh mana hubunganmu dengan Mr..." Tenten menatap Obito, mengisyaratkan panggilan apa yang tepat untuk Sasuke.
"Smitty Werben Jager man Jensen." Obito menemukan panggilan yang pas dan nama itu terdengar konyol.
Sakura menautkan sebelah alisnya. "Siapa itu mr. Smitty ?"
"Kau tahu kan? siapa lagi kalau bukan Sasuke." Obito merendahkan suara saat menyebut nama Sasuke.
"Kenapa kau menyebutnya dengan nama aneh itu?"
"Entahlah..., aku melihat Spongebob pagi ini dan itu yang terlintas di kepalaku."
"Jadi, ceritakan pada kami Sakura.." pinta Tenten.
"Dengar, tidak ada yang perlu kuceritakan dan tidak ada yang perlu kalian ketahui. Aku dan emmm.." Sakura ragu menyebut nama Sasuke. "Aku dan mr. Smitty tidak mempunyai hubungan khusus atau semacamnya."
"Apa kami menyebut kata khusus Obito?" Tenten menyeringai penuh arti dan Obito mengangguk setuju.
"Jika ini sampai jadi gosip kalengan, kalian yang pertama kali akan kuburu." ancam Sakura, ia berdiri dari kursi kerja sambil menatap Tenten dan Obito, keseriusan tampak jelas di wajahnya.
"Ow, kami tidak bisa menjamin itu Pinky, bahkan jika kami menutup mulut, dinding-dinding studio punya telinga dan angin akan melakukan tugasnya." ujar Tenten.
"Aku akan menghancurkan dinding-dinding itu sebelum gosipnya terbawa angin." Sakura berdiri dan acuh meninggalkan ruangan.
"Kau sedang berhadapan dengan Smitty Werben Jager man Jensen Sakura! He is number one!" seru Obito.
.
.
Sakura berjalan menuju kafetaria, ia memikirkan moment introgasi Obito dan Tenten. Memang tidak dipungkiri, ia dan Sasuke memang semakin akrab, tapi kedekatan itu tidak seperti yang mereka pikirkan. Sakura mengingat-ngingat kapan pertama kali ia mengenal Sasuke. Komunikasi pertama terjadi saat Naruto memperkenalkan mereka di kantin. Sejak saat itu, terjadi beberapa insiden tidak terduga yang mengaitkan Sasuke masuk ke dalam agenda ketenangannya. Sakura tidak mengharapkan ini terjadi, bahkan jika bisa memilih, ia akan menghindari pria tampan itu agar bisa hidup dalam kedamaian yang 'membosankan'.
Sakura berpikir, bukan saatnya untuk merajut naskah klise yang skemanya seperti ini. Awalnya ia bertemu seorang pria, lalu naif menjebaknya jatuh cinta, dan tara... ternyata pria itu tidak punya rasa suka yang sama terhadapnya. Setelah waktu berlalu, ketika ia menyerah, sang pria malah menyadari perasaannya lalu menyatakan cinta. Oh! Ayolaaah! dunia tidak sepolos itu. Tapi, bagaimana jika cupid cinta berkerja lebih keras? semua bisa saja terjadi kan? ahh, tapi sejauh ini, seperti yang sudah pernah terjadi, jatuh cinta cash to cash rendah presentasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Fanfiction(FANFICTION) Segala sesuatu berubah ketika Sakura memulai kehidupan barunya di Konoha, ia berkerja di perusahaan animasi terbesar di jepang. Gadis itu takut jatuh cinta, meskipun ia menghindar, cinta akan tetap menjemputnya. All Rights Reserved Sto...