Drup...drup...drup...drup...
Suara kecepatan kaki seseorang terdengar seiring ia terus berlari. Di bawah cerianya sang mentari, butiran keringat yang menetes di dahi menunjukkan semangat hari ini.
"Huh...huh...huh..."
Aku, Uchiha Sakura. Melewati kisah panjang hingga nama Uchiha kusandang. Aku bertemu seorang pria, yang kehadirannya merubah sebagian besar hidupku. Uchiha Sasuke, aku menikah dengannya. Kini, apapun tentangku adalah apapun tentangnya. Kami hidup bersama, melalui berbagai perjalanan berdua. Masa lalu menyatukan kami. Dan untuk masa depan? aku tak akan berhenti takjub tentangnya. Oh ya, bagaimana dengan dongeng fairy? kudengar, tersisa satu bungkus popcorn di tangan kalian. Sekarang, ambil soda, tiada titik di akhir cerita, namun, perlu kita jemput sayonara.
Mengingat berapa usiaku saat ini, tak terasa sebelas tahun terlewati. Sejak aku menikah, warna-warni kenangan menghiasi hariku. Aku jatuh cinta. Dan tetap sama, kepada Sasuke, setiap detik, setiap menit, setiap jam, hingga waktu menyerah menghitungnya. Bagaimana hatiku terbalas? 'Sakura, aku mencintaimu' tak pernah aku mendengar kalimat itu terucap dari mulutnya. Tapi, aku tahu. Akan sulit baginya hidup tanpaku. Sasuke, membuatku merasakannya, bukan mendengarnya. Perasaan kami terhubung, saling melengkapi dalam ikatan yang tak akan terputus. Ikatan yang akan terus menguat, ikatan yang menghadirkan buah hati ke dunia. Uchiha Sarada. Bidadariku, selamat datang.
.
.
"Maaaaa...!"
Panggil seseorang dari kejauhan. Sakura berhenti berlari, ia menoleh ke belakang dan tersenyum. Seorang anak perempuan melambaikan tangan ke arahnya dengan nafas memburu. Sepasang Onyx kelam, potongan rambut krisopas lurus sebahu, bentuk wajah, mata, dagu dan dahi lebar yang tidak asing. Semua perpaduan itu diwariskan dari kedua orang tuanya. Uchiha Sarada. Si cilik cantik jelita. Dia adalah putri kesayangan Uchiha Sasuke dan Uchiha Sakura.
"Ayo! semangat!" Sakura melambaikan tangan ke arah Sarada dan juga Sasuke yang berdiri di samping putrinya.
Masih memburu oksigen, Sarada membungkuk dengan kedua tangan yang menumpu pada lututnya. Anak itu mengenakan trening merah tua senada dengan trening ibunya, Onyx cantiknya menyipit ketika melihat ke arah Sakura, heran membatin kecepatan lari ibunya.
"Pa, apa dulu mama atlet lari?"
"Kurasa tidak." dengan mimik datar Sasuke memandang istrinya, ia mengenakan kaos biru tua dipadu celana trening putih. Lihatlah cahaya pesona darinya, bagi yang tidak kuat bisa pakai helm.
"Ini bukan pertandingan kan? kita hanya jogging pagi."
"Aa. Dia punya bakat." ucap Sasuke. Asal kau tahu Sarada, mamamu itu memang handal berlari, papamu saja tidak bisa mengerjarnya saat mereka muda dulu.
"Oh.. ayolah... hanya ini semangat kalian? Sarada, kau harus melatih kecepatanmu, sisa tiga hari lagi sebelum pertandingan bisbol sekolah kan?"
Sarada menegak lalu berkacak pinggang. Gayanya ini mirip sekali dengan ibunya."Paman Naruto melatih kami minggu ini. Jika mama mau, mama bisa bergabung melatih kemampuan lari kami besok sore, bukan sekarang."
"Pukulan mama lebih hebat dari paman Naruto." Sakura ikut berkacak pinggang. "Tanyakan saja papamu."
Sarada langsung menoleh ke arah Sasuke, sang papa tak menjawab hingga Sarada tersenyum jahil. "Maksud mama pukulan saat menghantam wajah papa?"
Serentak kening Sasuke dan Sakura mengerut.
"Siapa yang memberitahumu soal itu?" tanya Sakura.
"Sumber informasi rahasia." tanpa jawaban Sarada, hanya Naruto yang muncul di kepala mereka saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Fanfiction(FANFICTION) Segala sesuatu berubah ketika Sakura memulai kehidupan barunya di Konoha, ia berkerja di perusahaan animasi terbesar di jepang. Gadis itu takut jatuh cinta, meskipun ia menghindar, cinta akan tetap menjemputnya. All Rights Reserved Sto...