WEDDING DRESS"Cuma perasaanku saja atau kau memang semakin kurus?"
Ino membenahkan gaun pengantin pada tubuh Sakura. Cantik. Si pinky mempercayakan Ino merancang gaun yang akan ia pakai di resepsi penikahannya nanti. Gaun Sakura berwarna putih tulang. Desainnya elegan. Bagian punggung yang terbuka adalah ciri khas rancangan Ino. Kerah gaun itu bentuknya V dengan lengan sepanjang 7/8. Perpaduan antara kain sutra dan Lace memberi kesan klasik dan juga mewah.
Sakura berdiri di depan cermin. Ino dan Kurenai sibuk melakukan fitting padanya. Tiga bulan berlalu sejak lamaran Sasuke, kini tersisa dua bulan melakukan persiapan menuju pernikahan. Emerald Sakura tenang memandang dirinya sendiri. Tersirat ulasan kisah di balik sorot matanya, ia pernah membayangkan kapan akan memakai gaun pengantin. Sudah lama angan-angan itu muncul saat ia mulai menginjak umur remaja. Waktu demi waktu berlalu, berbagai kisah telah ia jalani hingga kidung cinta hadir mewarnai lembaran hidupnya, merasakan manis pahitnya asmara sampai ia bertemu seorang pria bernama Uchiha Sasuke, untuk alasan itulah Sakura mencoba gaun pengantin hari ini.
Sasuke kembali ke Boston di hari yang sama setelah ia melamar Sakura usai pertandingan bisbol. Jika diingat kembali, kemeriahan moment kala itu sangat berkesan dan masih terasa hingga sekarang. Bukan hanya divisi background 2D saja yang menghebohkan suasana, sebagian pegawai juga ikut senang. Tepuk tangan, siulan, serta suara cie ihiy eaa membaur ketika Sakura erat memeluk kekasihnya diselimuti rasa haru. Jika kalian bertanya sebahagia apa si pinky saat itu, jawabanya adalah tiada tara, semua patung katak di studio Gama menjadi saksi bisu perjalanan cintanya. Lamaran Sasuke menjadi trending topik selama hampir satu bulan. Tetapi..., ketika ada suka, kadang muncul duka.
Pupuslah harapan cinta para penggemar Sasuke, terbang..., bagai butiran debu.
Penjualan tisu meningkat. Saatnya move on jika tidak ingin gila. Ok, ini berlebihan, namun setidaknya berterimakasih lah pada Sasuke yang membuka peluang bagi para pria bujang di studio untuk mendapatkan cinta lokasi. Ibarat kata, janur kuning siap melengkung, burung merpati siap diterbangkan. Saingan berat sudah sold out paten. Betaburlah cinta serta air mata di dunia.
"Ino. Sepertinya, kita harus mengecilkan gaun ini." kata Kurenai, masih melakukan fitting pada Sakura.
"Tidak." Ino tegas. "Gaun ini akan terlihat longgar atau Sakura yang harus menambah berat badannya."
Si pinky pun menghela nafas. "Aku merasa tidak pernah absen makan tiap hari."
"Tapi kau mengurangi jumlah kalori yang kau butuhkan?" tanya Tenten. "Percayalah. Pengantin wanita yang kering kerontang tidak segar dipandang mata. Jangan samakan dirimu dengan berbie."
Sakura menghela nafas lagi. "Baiklah..baiklah..., aku akan mengisi penuh kulkasku dengan cemilan."
"Aku tahu mempersiapkan pernikahan menguras pikiran." kata Ino.
"Kau stress? apa yang kau khawatirkan? segala sesuatunya terpenuhi, bahkan kau bisa membuat private party di hutan belantara jika kau mau."
"Bukan masalah itu Tenten..." sahut Sakura.
"Kalau begitu apa yang mengganggu pikiranmu?"
"Entahlah. Apa ini yang disebut sindrom menikah. Orang bilang otak bekerja lebih keras memikirkan segala persiapan pernikahan."
"Bukannya otak kita sering bekerja keras saat bekerja?" kata Tenten. Ino dan Kurenai pun terkekeh.
"Ah..., atau jangan-jangan kau ragu menikahi Sasuke." goda Ino.
"Kau mengatakan sesuatu yang mustahil." Sakura cepat menyilangkan kedua tangannya. "Ini semua tentang kesiapan mental. Memangnya kau tidak merasakan ini saat detik-detik pernikahanmu dengan Sai dulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Fanfiction(FANFICTION) Segala sesuatu berubah ketika Sakura memulai kehidupan barunya di Konoha, ia berkerja di perusahaan animasi terbesar di jepang. Gadis itu takut jatuh cinta, meskipun ia menghindar, cinta akan tetap menjemputnya. All Rights Reserved Sto...