Apa yang sedang kau tulis?" Tenten penasaran saat melihat si pinky berkutat pada tumpukan kertas HVS sambil menyantap makan siang.
"Aku membuat daftar quality time." emerald Sakura menengok langit biru, menerawang hal-hal yang belum sempat ia lakukan bersama Sasuke. "Ah benar!" seru gadis itu, segera ia menulis idenya. "Yup! kurasa sudah cukup." Sakura meletakkan bolpoin lalu menata tumpukan kertasnya.
"Lihat." Tenten menyaut kertas Sakura, Ino pun ikut membaca di sampingnya. Tertulis lima puluh wishlist yang akan dilakukan Sakura bersama sang kekasih menjelang kepergian Sasuke empat bulan mulai dari sekarang.
"Pffft..." Ino menahan tawa saat melihat salah satu wishlist yang tertulis,
'menyuapnya saat makan.'
"Kau pikir Sasuke bayi?" ejek Tenten.
"Memangnya kenapa? aku hanya tidak mau iri ketika kelak aku melihatmu menyuapi Neji."
"Aku tidak menyuapi Neji seperti bayi. Sendok tak ada gunanya, kami saling menyuapi dengan mulut." Tenten menyeringai. Sakura merasa geli sekaligus malu sendiri saat imajinasinya mulai berkerja. "Bagaimana? iri?" goda Tenten. "Kurasa Sasuke lebih menyukai cara itu."
"Te-Tenten..." sekejap Sakura menora. "Berikan padaku!" ia berdiri dan merebut kertasnya.
"Eitss!" Tenten mengidar dengan tangan terangkat ke atas, menjauhkan kertas dari jangkauan Sakura, mereka saling tarik-menarik dan Ino hanya menggelengkan kepala sambil menyantap makan siangnya.
"Ah Gaara!" seru Tenten. Sakura langsung menoleh, begitu pula pria bersurai merah yang melintas bersama gengster Yakuza. Sakura spontan melambaikan tangan, tak ada niatan menyapa tapi berhubung Tenten memanggil nama Gaara cukup keras, pria itu pun menghampiri sedangkan gengster Yakuza jalan duluan ke kantin, selalu saja terpisah dengan ketua geng saat mereka menelusuri taman, hampir sebagian besar berhubungan dengan si Pinky-head.
"Hai." Gaara santai menyapa dengan senyum tipisnya yang selalu seksi. Sekejap Tenten dan Ino memandang seakan berpikir siapa kelak yang menjadi kekasih pria itu.
"Gaara-san, mau makan siang?" Sakura basa-basi. Gaara mengangguk sambil melihat menu makan siang si pinky, tampak satu lusin shushi dan cumi goreng.
"Sepertinya lezat." tanpa sungkan Gaara mencicipi satu potong shushi milik Sakura.
Di saat bersamaan, Tenten mengambil kesempatan, ia menyaut pena selagi Sakura dan Gaara membahas menu makan siang. Kepala Ino menengok untuk melihat apa yang ditulis Tenten pada wishlist terakhir Sakura, serontak Ino menahan senyum dan langsung menyenggol kaki Tenten, dengan cepat wanita bercepol dua itu meletakkan pena sebelum si pinky menyadarinya. Berhadapan dengan Gaara membuat konsentrasi Sakura kurang fokus, bahkan ia tidak menyadari tanda-tanda kemunculan Sasuke yang kini tengah melintasi taman bersama Jugo. Sakura dan Gaara tampak terlalu asik membahas Shusi ketika Sasuke memandang ke arah mereka sembari ia berjalan. Jugo yang ikut melihat ke arah yang sama langsung melirik Sasuke sambil membatin sesuatu, hawa-hawanya muncul aura tak mengenakkan.
Gawat..
"Ok, aku akan mengambil menu shushi." ucap Gaara sebelum ia beranjak.
"Pilihan yang tepat." Sakura mengangkat jempolnya. Sekejap ia melirik ke arah Tenten dan Ino, dua temannya itu tengah menyantap makan siang dengan ekspresi wajah polos tanpa dosa.
"Ok, selamat makan..." Gaara menepuk pundak Sakura. Tenten dan Ino tersenyum padanya saat ia beranjak pergi.
"Aku tahu Sasuke segala-galanya tapi sayang juga kau menyia-nyiakan ikan hiu seperti dia." jempol Tenten menunjuk ke arah Gaara yang berjalan menelusuri taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Fanfiction(FANFICTION) Segala sesuatu berubah ketika Sakura memulai kehidupan barunya di Konoha, ia berkerja di perusahaan animasi terbesar di jepang. Gadis itu takut jatuh cinta, meskipun ia menghindar, cinta akan tetap menjemputnya. All Rights Reserved Sto...