Pagi ini, Sakura merasa begitu bersemangat, ia memilah-milah baju yang cocok untuk dikenakan ke studio, sedikit memakai make up serta merias rambutnya yang sering terurai itu, tidak seperti biasa, bahkan Naruto bisa merasakan aura musim semi di dalam apartemen Sasori, bunga-bunga berterbangan ketika pria itu menghampiri si pinky berangkat ke studio. Naruto penasaran, apa yang sudah terjadi semalam? ia memandang Sakura yang tengah sarapan di hadapannya, gadis itu bersenandung lagu cinta, tampak cerah, bersinar, harum menyandang anggunnya jiwa asmara.
"Jadi, kau sudah menentukan pilihanmu?" tanya Naruto sambil menyaut roti selai di atas meja.
"Kurasa begitu." Sakura kembali bersenandung.
"Apa kau juga mau bicara dengan Sasuke hari ini?" Naruto memastikan pilihan si pinky, jangan-jangan gadis itu tidak memilih keduanya.
"Kita lihat saja nanti." Sakura beranjak dari meja makan, ia menghampiri Sasori yang sedang membersihkan teropong bintang kesayangannya di ruang tengah. "Kak, kau mau bawa benda itu ke rumah?"
"Yup." Sasori terlalu asik dengan kegiatannya.
"Baiklah kak, sampai jumpa.. sampaikan salamku untuk ayah dan nenek." Sakura merunduk dan mencium pipi Sasori sebelum beranjak pergi. Jam sepuluh nanti astronot kita akan terbang menuju Suna.
"Kau yakin tidak ingin kuantar ke bandara?" tanya Naruto, ia dan Sasori berpelukan.
"Tidak usah, aku naik taksi saja." dan Sasori kembali fokus mengotak-atik teropong bintangnya.
"Sampaikan salamku untuk ayah dan nenek. Hubungi kami setelah kau sampai di rumah." ucap Naruto, ia menepuk pundak Sasori lalu pergi bersama Sakura.
.
.
Sesampainya di studio. Sakura kembali bersenandung ketika ia dan Naruto keluar dari parkiran basement, menelusuri taman, burung-burung berkicau mesra menyapa sinar mentari hangat, pagi ini salju sedikit mencair, semua indah di mata Sakura, Naruto yang berjalan disampingnya sampai ikut terbawa suasana, aura positif si pinky begitu kuat mempengaruhi orang-orang di sekitarnya, gadis itu menyapa beberapa pegawai yang ia kenal, menebar senyuman ceria, gadis itu hidup, melanjutkan lembaran baru.
"Pagi." dan salah satu orang yang ikut mengisinya adalah Sabaku Gaara, pria itu tersenyum hangat, bahkan ketika hati belum pulih.
"Ah..., Gaara-san..." Sakura membalas senyumannya, apa yang terjadi semalam tidak membuat hubungan mereka renggang, semua mengalir begitu saja, kekuatan 'tulus' itu hebat, rasa sakitnya tidak sebanding ketika seseorang memaksakan sesuatu sesuai impiannya, seperti apa yang Tsunade katakan, waktu akan mengatur segalanya, jangan terlalu memaksakan diri.
"Kau tampak cantik hari ini." puji Gaara, Naruto yang berjalan bersama mereka ikut menyimak, cukup tahu apa yang sudah terjadi dan tak perlu membahasnya.
Sakura mendengus ringan, "Berarti kemarin-marin aku jelek?" ia menanggapi pujian Gaara, ah tidak, gombalan jujur lebih tepatnya,
"Kau tampak semakin cantik." pria itu berkata apa adanya,
"Kau juga Gaara-san, seperti biasa.., tampan."
Gaara pun tersenyum tipis, "Kau tidak jujur dari dulu."
Ada apa ini? pagi-pagi sudah saling gombal begini? Naruto yang mendengarnya cuma tersenyum geli, mungkin terdengar seperti rayuan kanebo bagi orang lain tapi tidak untuk Sasuke yang melintas tanpa ada tanda-tanda terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Fanfiction(FANFICTION) Segala sesuatu berubah ketika Sakura memulai kehidupan barunya di Konoha, ia berkerja di perusahaan animasi terbesar di jepang. Gadis itu takut jatuh cinta, meskipun ia menghindar, cinta akan tetap menjemputnya. All Rights Reserved Sto...