Halloween

26.6K 2.1K 171
                                    


Thinking out Loud - Ed sheeran.

Ino memutar lagu itu di ruang divisi background 2D pagi ini, mengiringi para artist bergelut dengan dunia warna yang berperan besar menciptakan mood suasana di dalam film animasi. Sesekali tawa mereka pecah oleh lelucon-lelucon garing beberapa artist yang menceritakan kejadian-kejadian lucu. Seperti Konohamaru yang menceritakan celana dalamnya yang hilang di jemuran pagi ini, atau Obito yang digoda karena sedang dekat dengan seorang animator 3D wanita bernama Rin.

Sakura mulai terbiasa, perlahan ia bisa menyesuaikan diri setelah dua minggu lebih dirinya melalui masa orientasi, dimana seseorang akan dijadikan bahan lelucon satu divisi agar terciptanya keakraban serta hiburan murah meriah. Sial memang. Namun, Sakura tidak menganggap serius candaan mereka, menurutnya itu lucu, kadang ia sendiri dibuat terkekeh oleh kekoyolan rekan-rekan divisinya itu. Mereka sangat bersahabat.

"Minta air ya?!" seorang pria berbadan gemuk masuk ke ruang background 2D sambil membawa gelas bergambar ninja Hatori. Pria itu menuju dispenser di dekat meja kerja senior Iruka.

"Kita akan kekurangan air teman-teman, Chouji datang!" sindir Iruka.

"Divisi kami kehabisan air dan galon akan datang jam sepuluh nanti. Aku sekarat." Chouji mencekik lehernya sendiri. Berlebihan.

"Kau harus mulai terbiasa bertahan tanpa air. Kalian compositor seperti mesin penyedot air dan kami yang akan sekarat." celetuk Kiba disambut kekehan artist background lainnya.

"Belajarlah dari Sakura, dia terbiasa hidup tanpa air." timpal Iruka. Sakura yakin ucapan itu akan mengarah pada pem-bully-an tempat ia berasal.

"Jadi bagaimana dengan sistem perairan Sunagakure?" firasatnya pun benar. Obito yang memulainya dan semua terpancing untuk tidak melewatkannya.

"Apa kalian menggali sumur baru setiap bulan, atau terus memperdalam sumurnya?" sambung Konohamaru.

"Kalian bisa mengambilnya dari sana jika Konoha kehabisan sumber mata air." balas Sakura, semua atist background pun tertawa.

"Sakura, chek...!" panggil Ino. Leader background  2D akan mereview pekerjaan Sakura. Sosok pria yang berjalan menghampiri meja kerja Ino itu namanya.... Neji, sesuai nama yang tertera pada kartu pengenal yang tergantung di lehernya. Rambut Neji yang gondrong membuktikan kemaskulinan pria seni rupa.

"Ok, ini bagus. Tambahkan cahaya di bagian ini." Sakura mengangguk paham ketika Neji mengoreksi hasil pekerjaannya.

"Selamat pagi anak-anak!" tiba-tiba suara nyaring seseorang memecahkan suasana. Naruto datang dengan wajah ceria sambil melambaikan tangan ke seluruh penghuni ruangan. Taman kanak-kanak? Ingat selogan divisi background kan? ya walaupun seluruh studio ini memang mirip taman kanak-kanak.

"Neji, ikut aku sebentar, scene 14 ada perubahan konsep." pinta Naruto, ia mengetuk kepala Sakura dengan gulungan kertas di tangannya saat menghampiri meja kerja Ino.

"Sai tidak memberitahuku." jawab Neji yang masih me-review pekerjaan Sakura.

"Dia menuju ruanganku sekarang. Ada yang perlu kita diskusikan secara langsung. Wow pinky! Background-mu lumayan juga..." puji Naruto.

"Pinky?" Konohamaru mendengar julukan yang dilontarkan Naruto. Sakura yakin ini adalah awal mula panggilan semua orang di studio untuknya, Pinky.

Shannaro...

.

.

Sasuke menyandarkan punggung pada kursi kerja, tangannya mengusap bawah matanya yang sedikit menghitam, pria itu tampak kelelahan dan kurang tidur. Pekerjaan apa yang dilakukan pria tampan sepertinya sehingga begitu menyita waktu istirahat? entahlah, siapa yang tahu. Dan... hei.. ruang kerja Sasuke tampak berbeda dengan ruangan divisi lainnya. Sepi sekali di sini. Tata ruangan tampak elegan, lebih teratur, dan.., ah lihat! icon Spark Sasuke berkedip-kedip. Seseorang mengirim chatting untuknya. Sasuke pun melirik menu bar pada layar komputer. Uzumaki Naruto, satu-satunya orang yang berani mengirim pesan percakapan untuk Sasuke pada jam kerja.

ACCIDENTALLY IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang