See you again

22.3K 1.4K 422
                                    

Hari minggu, hari dimana Sakura melingkari tanggalan dengan tinta merah akhirnya tiba. Lama menunggu hingga kesempatan pulang ke kampung halaman bersama sang kekasih pun terlaksana. Pagi ini, Sakura dan Sasuke menuju bandara International Konoha. Pesawat mereka take off jam sepuluh pagi menuju Sunagakure. Bermacam obrolan mengisi waktu perjalanan yang akan ditempuh selama dua jam. Sakura dan Sasuke mengambil cuti lima hari terhitung mulai hari senin besok. Rencananya, mereka akan menginap di Suna selama tiga hari.

"Sakura." pangil Sasuke. Si pinky yang tengah asik memandang awan dari jendela langsung menoleh.

"Hem? ada apa Sasuke-kun?"

"Ceritakan sesuatu tentang ayahmu."

"Emmm..., ayahku orangnya asik." Sakura hanya bisa menyimpulkan itu.

"Asik yang bagaimana?"

"Tunggu saja sampai kau bertemu dengannya. Responnya cukup baik ketika aku memberi kabar tentang kedatangan kita." Sasuke menangkap jelas kata 'cukup'. Mungkin apa yang ia bayangkan saat ini adalah sosok ayah yang protektif sama seperti Sasori.

"Kenapa Sasuke-kun? kau gugup?" kini giliran Sakura menggoda, dulu, ia pernah merasakan bagaimana gugupnya bertemu kedua orang tua kekasihnya.

Sasuke tidak menjawab, pria itu mengalihkan pandangan lalu kembali membuka buku bacaan. Tak terasa dua jam pun berlalu hingga pesawat landing dengan aman.

Selamat datang di Sunagakure, salah satu wilayah bagian terbesar setelah Konoha. Penampakan Sunagakure mirip seperti Mesir, hanya saja tidak ada piramid atau makam  Fir'aun di sana. Suhu udara relatif hangat setelah musim dingin. Saat musim panas, suhu ekstrim bisa mencapai 40 derajat celcius. Berhubung Sasuke dan Sakura berkunjung awal tahun, suhu di sana tidak begitu panas. Masih tersisa angin-angin semilir yang sejuk. Wilayah Suna adalah kota metropolitan di antara padang pasir dan pegunungan batu. Orang-orang menyebut kota Suna sebagai kota Alexandria-nya Jepang. Tampak beberapa gedung pencakar langit dan sebagian besar kontruksi bangunan berbentuk kotak tanpa atap genteng, bertujuan untuk menahan terjangan badai pasir yang datang tiba-tiba.

Kota Suna terbilang gersang tapi pepohonan masih dijumpai di berbagai tempat terutama di daerah oasis. Kebanyak pohon yang tumbuh adalah palem serta pepohonan yang kuat terhadap suhu panas ekstrim. Tapi jangan salah, penduduk Suna mengenakan jaket pada malam hari karena udara bisa berubah dingin dengan angin yang menerjang cukup kencang.

Ini bukan pertama kalinya Sasuke mengunjungi Kota Suna. Taksi membawa mereka menuju rumah Sakura dan anehnya malah gadis itu yang gugup sekarang. Setengah jam perjalanan ditempuh akhirnya tiba pemukiman penduduk. Taksi berhenti menurunkan mereka di samping jalan dekat gang kecil. Sakura dan Sasuke turun menghampiri bagasi mobil, menurunkan dua koper serta beberapa bawaan ketika suara anak-anak bermain sepeda melintasi mereka. Hari minggu sekolah libur jadi komplek perumahan lumayan ramai.

"Sakura..." seorang tetangga melambaikan tangan ke arah si pinky, pak tua itu terlihat sedang menyirami koleksi kaktus hias di depan rumahnya. Sakura melambaikan tangan lalu membungkuk dari kejauhan.

Memasuki gang kecil menuju rumah Sakura, sepanjang perjalanan si pinky beberapa kali menyapa dan disapa tetangga. Sakura hidup di lingkungan positif, penduduk kompleks ramah padanya, Sasuke yang berjalan mengikuti Sakura juga mengangguk ketika tetangga tersenyum padanya, mereka terpukau saat melihat sosok Sasuke, ekspresi mereka seakan membatin, siapa pria tampan yang memakai kaca mata hitam itu? selebritis? ataukah menantu Kizashi?

Mengikuti langkah Sakura, ia dan Sasuke melintasi pagar bebatuan setinggi satu setengah meter, hingga si pinky berhenti di depan pintu pagar dimana terpampang papan keluarga Haruno di sampingnya. Sekejap Sakura menoleh ke arah Sasuke, memberitahukan bahwa mereka sampai di rumah.

ACCIDENTALLY IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang