Sandal hotelSakura keluar dari kamar mandi. Bawahan? boxer abu-abu Sasori bertuliskan 'ROCK' di tengahnya, sungguh tersirat konotasi yang dalam jika pria yang memakainya. Atasan? kaos polos berwarna hijau muda. Tambahan? handuk putih membungkus rambutnya yang basah. Tatapan? ia menatap sandal hotel yang diletakkan di pinggir kaki sofa. Sakura baru saja mandi dan sekarang ia masih berdiri di depan pintu memandang sepasang sandal hotel.
Sandal itu wujudnya sudah tidak layak pakai. Kotor, kecoklatan dan gepeng seperti keripik singkong yang digoreng gosong. Ada sedikit gumpalan tanah yang menempel di balik telapak sandal. Kegiatan berkuda telah menyiksa kepolosan sandal hotel itu. Kasihan, tapi ia harus berakhir di kantung plastik sampah sekarang.
Sakura menuju tempat sampah di dekat wastafel, gerakannya berhenti saat kenangan di balik sandal hotel itu terlintas di kepala. Kuda, Itaru, Kenji, Sasuke. Sasuke yang paling diingatnya. Tarik kembali, Sakura tidak jadi membuang sandal itu, ia memasukkannya ke dalam kantung plastik hitam kemudian diselipkan di bawah wastafel. Aman. Kenangan tentang Sasuke aman.
Tunggu. Sasuke? kenapa harus Sasuke?
Sakura mengambil sandal itu lagi.
Buang, tidak, buang, tidak, buang, tidak, buang, Shannaro! ada apa ini?! kenapa bingung hanya gara-gara sandal?! mungkin tradisi Konan tentang menyimpan 'benda kenangan' sudah mulai terpapar di otaknya.
Tomat
Ada lima buah tomat di dalam kulkas. Tomat itu masih segar, bugar, dan berseri. Sakura lapar, tidak ada bahan makanan selain sayuran bulat itu. Ah benar..., kegiatan berkuda seharian ini membuatnya absen dari jadwal membeli stok bahan makanan. Untung ada sisa tomat......, tomat ini menyelamatkannya. Siapa yang membeli tomat-tomat itu?
Sasuke.
Shannaro! sosok maniak tomat kembali terlintas di kepala, bahkan wajah Sasuke muncul di permukaan tomat sekarang. Sakura membanting pintu kulkas. Malam ini ia akan berdiet.
Converse
Oh man! bau kotoran kuda menyambar hidung saat plastik pembungkus sepatu itu dibuka. Sakura menghabiskan satu bungkus deterjen dua ratus gram untuk merendam sepatu converse-nya. Sepatu itu harus dicuci bersih karena sepatu itu masih baru dan tidak mungkin dibuang, apalagi ini pemberian dari.....
A-a-a...siapa?
Sasuke.
Daak! Sakura menendang ember cucian dan spontan merintih kesakitan pada ujung jari kakinya. Salah sendiri.
Naruto
"Kemana saja kau seharian ini?" si jabrik mengesekusi jus jeruk di depan kulkas begitu masuk apartemen Sakura, tangan kiri Naruto masih menggenggam obeng Inggris.
"Pergi berkuda." Sakura kembali merebahkan tubuhnya di sofa, melihat kartun Spongebob sedang disiarkan di layar kaca.
Smitty Werben Jager man Jensen.
Nama itu yang langsung terlintas di kepala. Sialan.
Terimakasih Obito. Sakura langsung mengganti saluran ke MTV dan penampakan Justin Bieber sedang bercinta dengan seorang wanita terlihat dalam MV lagunya berjudul What do you mean. Terserah..."Kenapa dia berevolusi secepat ini? bencana apa yang menimpa kepalanya?" komentar sarkasme Naruto saat melihat MV itu, ia duduk di karpet bersandar pada kaki sofa. Sakura yang terbaring di atasnya hanya memandang televisi dengan tatapan malas.
"Setidaknya dia lebih berpengalaman dibanding kau."
"Kau seperti sedang meragukanku.", Sakura malas membahasnya lagi. "Tadi kau bilang berkuda? sejak kapan kau berkuda? kau bergaul dengan pendekar sekarang?" Sakura mengerti mood Naruto masih belum membaik soal insiden perebutan Hinata oleh Toneri kemarin, pria itu terlihat seperti kakek-kakek ujung usia yang sensitif.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Fanfiction(FANFICTION) Segala sesuatu berubah ketika Sakura memulai kehidupan barunya di Konoha, ia berkerja di perusahaan animasi terbesar di jepang. Gadis itu takut jatuh cinta, meskipun ia menghindar, cinta akan tetap menjemputnya. All Rights Reserved Sto...