Beautiful morning

20.2K 1.8K 137
                                    


"Kenapa kau tidak minta Naruto menemanimu?" wajah Sasori tampak di layar laptop Sakura, ia ngobrol bersama adiknya sambil makan sekaleng nasi kare instans di stasiun luar angkasa.

"Kukira aku bisa melakukannya sendiri, tidak masalah jika hanya pergi ke apotik, lagi pula aku tidak mau terlalu merepotkan Naruto."

"Ya, dan kau tidak menduga akan mengunjungi apotik di dalam mall."

"Yah... semua bisa terkendali." Sakura melingkar-lingkar ujung rambutnya dengan jari, ia terngkurap santai di atas ranjang kakaknya.

"Kau jadi pergi ke tempat paman?" tanya Sasori.

"Tidak, mungkin besok."

"Bukannya kau bekerja?"

"Aku akan masuk setengah hari untuk ambil ijin. Kemarin aku tidak sempat pergi, waktunya terlalu mepet."

"Kau pergi sendiri? minta Naruto menemanimu."

"Kak, ayolah! percaya padaku!"

"Bukan begitu. Bagaimana jika terjadi sesuatu di jalan?"

"Makanya aku naik bis siang hari, penumpangnya sepi. Lalu aku akan kembali dengan kereta malam, penumpangnya juga sepi."

"Kau yakin?"

"Kak, kau lupa kalau aku sudah dua puluh satu tahun. Aku bukan gadis kecil lagi."

Sasori menautkan sebelah alisnya. "Memangnya kenapa?"

"Berhentilah terlalu mengkhawatirkanku."

"Itu sulit." Sasori mengigit sendoknya sambil mencatat sesuatu di kertas laporan. Entahlah mungkin seperti laporan perbintangan.

"Kenapa sulit?"

"Karena belum ada pria yang bisa menjagamu."

"Ya... mungkin aku akan mencarinya." walau Sakura sendiri tak begitu yakin dengan ucapannya.

"Kau harus mencari pria sepertiku."

"Wooooaaah, itu baru sulit! aku mungkin akan menjomblo seumur hidup."

Sasori mengedipkan sebelah matanya. "Terimakasih..." oh..., astronot manis kembalilah ke bumi!

🐸🐸🐸

TUUUT!

"THANK YOU."

Suara mesin presensi berbunyi ketika Sakura meletakkan sidik jarinya di atas alat tersebut. Alat itu digunakan untuk mengabsen kehadiran para pegawai, mereka memasangnya di depan pintu setiap divisi.

"Pagi Ino-san." sapa Sakura setelah  masuk ke dalam ruang background 2D.

"Hai...pagi.." jawab Ino, ia tengah mengoleskan lip balm pada bibirnya melalui layar ponsel.

"Pagi..." Sakura menyapa artist background lain. Tampak Obito dan Konohamaru belum datang. Jika dua orang itu tiba, tidak mungkin ruangan setenang ini. Sakura meletakkan tas di kursi kerja lalu menghampiri Ino.

"Ino-san. Aku minta surat ijin."

"Ijin?" Ino menoleh, "Besok kau tidak masuk?"

"Tidak, aku ada urusan hari ini. Aku akan masuk setengah hari."

"Oh..." Ino mengangguk, meletakkan lip balm dan mengambil map berisi tumpukan surat ijin kosong yang disediakan bagi para artist background sebagai bukti rekapan jumlah kehadiran pegawai studio ke pihak HRD.

Ino mengulurkan selembar kertas ijin untuk Sakura. "Kau mau kemana?"

"Ke desa Ame, mau mengantarkan obat pamanku, dia sakit." Sakura mengambil salah satu bolpoin Ino yang bentuknya aneh-aneh itu, ia mengisi surat ijinnya di meja kerja wanita itu.

ACCIDENTALLY IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang