Completion

22.6K 1.6K 333
                                    


"Ino, beri aku tumpangan." Sakura mengigit kemasan cokelat yang ia ambil dari toples cemilan di atas meja tengah ruang background 2D.

"Tidak pulang dengan Naruto?" Ino mulai membereskan barang-barang, tidak lupa memoles kembali lip cream di bibir, selalu tampil cetar itu penting baginya.

"Dia sedang ada urusan." melihat kondisi Naruto akhir-akhir ini, ada baiknya memberi si pirang itu waktu untuk menyendiri, Sakura tidak ingin menganggunya.

"Mampir makan malam di luar?" Tenten menghampiri.

"Boleh.." Sakura mengangguk, menggigit cokelatnya seperti menggigit bongkahan batu bata.

"Sampai jumpa besok semuanya!" sudah, tidak usah dijelaskan lagi siapa pemilik suara itu. "Ayo Pinky, kukawal kau sampai keluar studio." Obito berhenti di samping Sakura.

"Kenapa kau harus mengawalku?" Sakura melirik malas pria itu.

"Untuk memastikan kau tidak makan dedauan di taman."

"Kau kira aku kambing!"

Para wartawan kembali berkumpul di depan gerbang masuk studio sore ini, mereka masih saja mengincar Sasuke dan mungkin juga mengincar Sakura kalau gadis itu tidak bisa kabur dengan aman kali ini. Sakura dan kawan-kawan keluar gedung unit 2D bersama-sama, semua perhatian tertuju pada Konohamaru yang entah sedang mengoceh apa, mereka dibuat terkekeh sementara Sakura fokus menggerakkan lidahnya ke langit-langit mulut, membersihkan sisa karamel yang menempel di sela-sela giginya.

"Aku juga heran, kakek itu tidak pernah menagih uang sewa dari para wanita, sedangkan kita para pria selalu ditagih tepat waktu, ditambah lagi wajahnya itu..., seharusnya raut wajahnya sedikit manusiawi di pengunjung usia..." Konohamaru sedang membicarakan kakek pemilik apartemennya.

"Jika kau dandan seperti waria mungkin dia akan melewatkanmu." saran Tenten.

"Idemu bagus, lagi pula matanya sedikit katarak." sesaat kemudian langkah mereka berhenti saat Jugo menghampiri, sekretaris Sasuke itu terlihat terburu-buru.

"Nona Sakura, ada wartawan." Jugo memberitahu keadaan. Di saat bersamaan ponsel Sakura berdering, Naruto yang menghubungi.

"Kau dimana? aku sudah keluar studio bersama Sasuke, tunggu di dalam sampai Jugo menjemputmu."

Si pirang tengah berada di dalam mobil Sasuke yang baru saja keluar dari studio, lolos dari kejaran para wartawan haus berita. Tak ada tanggapan mendengar informasi itu, Sakura hanya mengatakan sepatah kata 'OK' lalu menutup sambungan.

"Sakura kita langsung menuju basement." ajak Ino.

"Tidak." Jugo keberatan. "Beberapa wartawan masih ada di tempat parkir saat mereka mengejar Sasuke. Sebaiknya tunggu di dalam, aku akan menjemputmu sekitar jam delapan nona."

"Kami akan menemanimu jika kau mau." ide Obito.

"Tidak usah." Sakura melanjutkan langkah keluar gedung 2D. Semua melongo di tempat. Keluar? yang benar saja?

"Apa rencanamu? kau bisa diekspos media lagi." Ino mengimbangi langkah Sakura, begitu juga yang lainnya.

"Aku tidak perduli." tampaknya si pinky lelah menghindar lagi.

"Nona Sakura, sebaiknya menunggu di dalam." pinta Jugo. Kasihan dia, akhir-akhir ini direpotkan urusan nona merah muda.

"Aku tidak mau menunggu." tolak Sakura dengan wajah acuh tak acuh.

"Kau mau mendatangi mereka?" tanya obito.

"Kurasa begitu." keyakinannya terpancar dari sorot mata yang santai. Good Sakura, masa bodoh...sudah cukup main petak umpetnya.

ACCIDENTALLY IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang