Consideration

13.3K 1.3K 175
                                    


Sasuke mendapati apartemen sunyi ketika kedua Onyx kelamnya terbuka di pagi hari. Jendela ruang tengah sudah terbuka. Sasuke bangkit dari tidur, pandangannya menyapu seisi ruangan, tidak ada tanda-tanda keberadaan sosok merah muda. Biasanya Sakura berkutat di dapur menyiapkan sarapan pagi. Sasuke lalu menuju kamar mandi untuk membasuh muka, kemudian ia menuju kamar Sasori. Kosong. Tanda-tanda ketidak beradaan Sakura semakin jelas setelah ia melihat kamar lain dan gadis itu tidak ditemukan. Sasuke kembali ke ruang tengah, ia memeriksa ponselnya dan mendapati satu pesan.

From Sakura : 'aku pergi jogging.'

Ponsel si pinky bergetar, saat ini ia tengah menikmati secangkir teh hangat di cafe pinggir jalan sekitar wilayah apartemen. Sakura mengenakan setelan trening dip adu sepatu olahraga, rambut serta kulitnya tampak masih berkeringat usai berlari, ragu-ragu ia mengangkat panggilan Sasuke. Mengingat sekarang hari minggu, waktu senggang Sasuke sepenuhnya free hari ini. Seharusnya si pinky senang. Akan tetapi sesuatu membuatnya enggan menghabiskan waktu bersama kekasihnya kali ini. Sakura menghindari pembahasan yang belum sempat mereka lanjutkan semalam, ia sadar, sikapnya kekanak-kanakan, tapi apa bagaimana lagi? menata perasaan perlu ia lakukan sebelum menerima kenyataan duri.

Tak lama hingga ponsel Sakura berhenti bergetar. Beberapa detik ia menatap ponsel itu, menimbang sesuatu sampai akhirnya Sakura memutuskan beranjak dari kafe dan pergi ke tempat lain.

Ting! Tong!

Berulang kali Sakura menekan bel pintu apartemen seseorang, ia memastikan waktu di jam tangannya. Sudah jam setengah delapan pagi, masih dianggap subuh oleh khalayak orang-orang yang menikmati akhir pekan.

"Sakura?"

Sosok Ino terlihat setelah pintu terbuka, wanita itu tebalut handuk kimono serta rambut yang terlilit handuk, sepertinya Ino baru saja mandi pagi.

"Hai." Sakura tersenyum, lalu ia masuk ke dalam.

Ino berdiri di hadapan si pinky yang duduk di sofa sambil melepas trening jaketnya. "Kau habis jogging? tumben pagi-pagi begini bertamu."

"Mampir minta minum. Aku haus." Sakura menuju dapur, alasan gadis itu masuk akal tapi Ino menduga hal lain. Sakura membuka kulkas dan mencari minuman dingin. Ino menghampiri, ia berdiri di dekat Sakura sambil mengusap rambut basahnya dengan handuk.

"Minggu-minggu kau mandi sepagi ini? mau ada acara?" Sakura menutup kulkas setelah mengambil sebotol yogurt blueberry kaya akan kolagen, semua minuman Ino pasti menyangkut soal kecantikan.

"Tidak ada acara." Ino memiringkan kepala, masih mengusap rambut panjangnya. Sakura mengambil gelas, ia menuangkan yogurt sambil melangkah menuju meja makan. Ino mempunyai meja makan mini untuk empat orang, tenang... masih lebih besar punya Sasori.

"Tidak kencan sama Sai?" Sakura meletakkan botol yogurt di atas meja lalu menggeret kursi.

"Sai ada di kamar."

Spontan gerakan Sakura berhenti. Sekejap ia menatap Ino. "Aku datang di saat yang tidak tepat?"

"Santai saja, Sai masih tidur." dan Sakura mengerti kenapa Ino keramas pagi-pagi. "Kau tidak berakhir pekan bersama Uchiha?"

"Dia ada di apartemenku." Sakura pun meneguk yogurt.

"Kau meninggalkan kekasihmu bertamu usai jogging?" Ino menyaut gelas di tangan si pinky dan mengambil satu tegukan.

"Ya.. begitulah.." sesaat Sakura memikirkan apa yang dilakukan Sasuke sekarang. Apa pria itu bisa membuat sarapan pagi? pikiran Sakura mengembara jauh sampai penampakan kompor yang terbakar terlintas di dalam imajinasinya. Sakura langsung mengeluarkan ponsel, berniat menghubungi Sasuke tapi ia ragu-ragu. Sasuke pasti akan menyuruhnya pulang.

ACCIDENTALLY IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang