Malam natal, berbagai macam ornamen serta lampu kerlap-kerlip menghiasi kota Konoha. Suasana tampak ramai di bawah salju yang turun malam itu. Di ruang tengah, Sakura duduk di bawah pohon natal kebanggaan Naruto, ia memangku laptopnya, memandang fokus ke layar dengan satu alis yang terangkat.
Tidak ada satupun balasan pesan dari Sasori ketika ia memeriksa kotak masuk email. Rencananya, Sakura dan Naruto ingin melakukan video call bersama Sasori dalam rangka buka kado bersama, akan tetapi entah mengapa astronot itu susah dihubungi. Tumben sekali...., biasanya tidak ada satu minggu yang terlewatkan tanpa mendapat email darinya. Terlintas di kepala Sakura, apa mungkin Sasori benar-benar kencan dengan alien di sana?
"Bagaimana? ada tanggapan?" Naruto baru saja keluar dari kamar mandi, ia berdiri di depan pintu sambil membenarkan tali celananya.
Sakura menggeleng. "Belum."
"Benarkah?" Naruto seakan tak percaya, ia pun berjalan mendekati pohon natalnya. Di sisi lain, Hinata berada di dapur sedang menyiapkan cemilan, gadis itu datang sejam yang lalu. "Apa sesuatu menghantam ingatannya?" Naruto membenarkan bola hiasan yang miring. "Meteor mungkin..." sambungnya.
"Terakhir kali, dia mengirim fotonya bersama para astronot di dalam stasiun pesawat." jawab Sakura.
"Kurasa mereka sedang merayakan malam natal bersama para alien." celetuk Naruto.
"Ya, kau benar." Sakura menutup laptop dan meletakkannya di atas sofa ruang tengah.
"Kau sudah menelpon ayah?" tanya Naruto.
"Hem, sudah..." Sakura melangkah menuju dapur. "Ayah dan nenek menitip salam padamu, katanya pohon natalmu bagus. Mereka menunggu telpon darimu."
"Ah ya, besok pagi aku akan menelpon mereka." Naruto masih asik membenarkan pohon natalnya, jangan sampai nyamuk yang melintas membuat ornamennya miring- miring.
"Maaf Hinata, aku meninggalkanmu mengurus ini..." Sakura menghampiri Hinata yang menata berbagai hidangan di meja makan. Ada pizza, ada kentang goreng, ada onigiri, kue danggo, takoyaki, minuman soda dan jajanan Jepang lainnya. Naruto yang memborong semua hidangan itu, katanya biar lebih meriah.
"Tidak apa Sakura-chan...," Hinata tersenyum, "Naruto-kun ikut membantuku." gadis itu terlihat cantik dalam busana sweater lavender dan rok plisket sepanjang lutut. Beberapa saat kemudian Naruto menghampiri meja makan, ia mendekat dan spontan mengecup pipi Hinata.
"Na-Naruto-kun..." gadis itu merona, malu-malu ia melirik ke arah obat nyamuk cap merah muda.
"Santai saja Hinata..." Sakura tersenyum santai.
"Kau mau dicium juga Pinky?" goda Naruto, "Makanya cari pacar... segera tentukan pilihanmu." dan Sakura langsung melempar satu kentang goreng ke arahnya. "Hei, jangan membuang makanan!" Naruto mengambil kentang goreng yang tersangkut di kaosnya lalu melahapnya.
Ting! Tong !
Bel pintuuuuu..... tamu undangan telah tiba...
"Ah.. sepertinya itu Gaara..." Sakura beranjak membuka pintu dan sedikit tersentak saat mengetahui siapa tamunya. "Sasuke-san..." ia disambut penampakan wajah datar dan....., kenapa wajahmu pucat sekali Sasuke?
"Teme..." sapa Naruto setelah Sakura mempersilahkan..., ah tidak, si Uchiha itu masuk begitu saja, seperti apartemen sendiri.
"Hn." tidak banyak bicara, Sasuke langsung menuju sofa ruang tengah, duduk dan menyandarkan kepala. Sakura memperhatikan pria itu sekejap kemudian menuju dapur untuk membuat minuman hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Fanfiction(FANFICTION) Segala sesuatu berubah ketika Sakura memulai kehidupan barunya di Konoha, ia berkerja di perusahaan animasi terbesar di jepang. Gadis itu takut jatuh cinta, meskipun ia menghindar, cinta akan tetap menjemputnya. All Rights Reserved Sto...