Why

16.5K 1.6K 295
                                    


Jam enam pagi Sakura bangun, ia langsung menuju dapur, menyiapkan sarapan dan juga bekal kerjanya. Sup tomat, menjadi menu utama yang akan disuguhkan untuk Sasuke siang ini. Sakura memasukkan irisan daging rebus ke dalam kuah tomat yang mulai mendidih, ia mengaduknya sambil berharap semoga saja Sasuke akan menyukainya, semoga saja sup buatannya bisa mengobati rasa letih pria itu, semoga saja......, berbagai harapan tersirat selama ia memasak sup favorit Uchiha Sasuke.

"Kapan kau memperbaiki mobilmu?" tanya Sakura saat ia memasuki jeep Naruto.

"Kemarin, sepulang dari kantor." tampaknya suasana hati Naruto sudah membaik jika dibandingkan kemarin. Sakura ingin menyinggung soal Hinata tapi sebaiknya jangan sekarang. Hari ini tidak akan begitu cerah jika Naruto memasang aura abu-abu seharian.

"Mungkin ini kesempatan terakhir kita naik jeep ini." Naruto menyalakan mesin mobilnya lalu melaju keluar parkiran basement.

"Kau akan menjual mobil ini?" tanya Sakura.

"Ya, sudah saatnya dia pengsiun."

"Lalu? kau akan mengabdi pada transportasi umum atau beli kendaraan baru?"

"Aku sedang memilih-milih mobil second. Sepulang kantor aku akan menyerahkan mobil ini pada pembelinya dan juga melihat-lihat mobil lain. Kau mau ikut?"

Sakura menggeleng, "Sepertinya tidak. Aku akan lembur lagi malam ini. Untuk yang terakhir."

"Sampai jam berapa? ada yang menemanimu kan?"

"Selalu ada yang menemaniku, tenang saja..." Obito dan Konohamaru, duo moron itu memang menyebalkan tapi cukup membantu. "Lagi pula aku lembur sampai jam tujuh saja."

"Minta Sasuke menjemputmu."

Sakura menggeleng. "Ah, jangan."

"Kenapa?"

"Aku bukan siapa-siapa. Aku tidak mau salah mengartikan kedekatan kita."

Naruto tersenyum tipis. "Baru saja kau mengakui kedekatan kalian."

"Maksudku, aku tidak mau merepotkannya. Sasuke tampak kelelahan setiap pulang kerja."

"Kau baru saja mengkhawatirkannya." sahut Naruto. Sakura menghela nafas dalam. Kenapa? sudah tidak bisa menampik perasaanmu lagi?

"Bagaimana kabar Hinata?" ia mengganti topik, datang saat yang tepat untuk mengajak Naruto bicara. Lagi pula Sakura enggan jika setiap hari apartemennya digandrungi si pirang yang menggalau, pria itu menghabiskan stok jus jeruknya.

"Kabarnya baik." jawaban yang singkat.

"Sepertinya kabar kalian berdua tidak begitu baik." Sakura membenarkan jawaban itu, di saat bersamaan mobil Naruto berhenti di lampu merah. Suasana menjadi hening.

"Kenapa kau tidak terus terang ke Hinata?" Sakura mencoba untuk memancing si pirang bicara.

"Tidak semudah itu."

"Kenapa? kau tampak tak yakin memperjuangkan wanita yang kau sukai."

"Tidak mudah mendapatkan ikan ketika ia dibingungkan dengan umpan lainnya."

"Kukira Hinata tidak punya perasaan apapun pada Toneri." sahut Sakura.

"Itu sebabnya aku sulit mengerti kalian,
para wanita."

Sakura pun memilih diam, lebih baik jangan meneruskan percakapan ini lagi. Sebaiknya Mood Naruto dijaga untuk tingkat kecerahan pagi ini.

.

.

"Sasuke, final edditing akan dilaksanakan satu minggu ke depan, dan rendering-nya siap dua minggu lagi." Jugo melapor saat Sasuke menandatangani beberapa berkas di ruang kerjanya. "Lalu meeting bersama Kisame-san mulai jam sepuluh dan kau diminta ke ruangannya sebelum itu."

ACCIDENTALLY IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang