Sakura berdiri di depan cermin kamar mandi. Jika saja Marvel sedang mencari peran musuh Spider-Man saat ini, gadis itu bisa mendaftarkan diri menjadi monster 'merah muda bermata bengkak'. Terdengar dipaksakan tapi siapa tahu dia lolos.Tidak heran jika keadaan mata Sakura pagi ini bengkak, apalagi dihiasi luka di pelipis matanya. Semalam gadis itu menangis deras hingga tertidur di atas karpet ruang tengah. Sakura meluapkan semua emosi yang ia pendam bagaikan longsoran es yang dibom. Kemana ungkapan gunung api yang meletus? sudah terlalu mainstream jadi lewatkan.
Sekujur tubuh Sakura basah, terpaku memandang wajahnya pada cermin diiringi bunyi air shower yang terus mengalir. Ketika ia membuka mata pagi ini, beban di benaknya terasa kosong, otaknya ter-reset kembali untuk berpikir dari nol. Sedikit demi sedikit ingatannya menengok ke belakang, memutar pertengkarannya dengan Sasuke semalam. Tidak ada lagi rasa sesak yang mendalam, yang Sakura rasakan saat ini hanyalah sisa lelah setelah melewati itu semua, membiarkan rasa itu mengalir begitu saja. Kau benar Sakura..., itu prosesnya.
Ada berbagai macam sayuran di dalam kulkas ketika gadis itu membuka pintu, tidak usah disinggung lagi siapa yang membeli semua sayuran itu. Sakura hanya memandang isi kulkasnya sejenak lalu mengambil es batu dan memasukkannya ke dalam dua kantung plastik bening.
Dalam keheningan ia memilih-milih koleksi kaset musik Sasori di buffet TV. Sempat ia melirik koleksi sakral piringan hitam milik Sasori untuk diputar di phonograph tapi sebaiknya pikirkan dua kali. Sakura pun memutar lagu The Beatles melalui DVD player. Saatnya relaksasi..., ia berbaring di sofa, menempelkan dua kantung es di atas mata diiringi single pertama The Beatles berjudul Yesterday. Mau bagaimana lagi, koleksi lagu Sasori kebanyakan jadul semua.
Hari ini adalah akhir pekan. Sakura berpikir apa yang akan ia lakukan setelah satu album The Beatles selesai diputar, es batu di dalam kantung plastik juga sudah mulai mencair. Tiba-tiba Sakura mendapat ide saat semilir angin berhempus melalui jendela. Kuil, rasanya ingin jalan-jalan ke sana. Benar, kuil adalah tempat tenang untuk merelaksasi pikiran. Sakura pun bersiap-siap, saatnya menyeimbangkan kembali energi yin dan yang.
.
.
"Hah...hah...hah..."
Langkah kaki Sakura berhenti di tengah perjalanan mengarungi 1000 anak tangga menuju kuil Naka. Apanya yang merelaksasi pikiran? tangga itu membuatnya ngos-ngosan. Cukup panjang dan cukup menyehatkan badan apalagi untuk orang-orang yang ingin berolahraga, kalau pulang balik jaraknya menjadi 1 km. Bagi yang sedang diet, kusarankan lakukan tiga kali pulang balik dijamin mandi keringat. Kuil Naka terletak di daerah Nagi tidak terlalu jauh jaraknya dari daerah apartemen Sakura. Naik bis dua puluh menit sudah tiba di sana. Sebenarnya, Sakura ingin mengajak Naruto tapi sepertinya si pirang itu sedang melakukan weekend list-nya. Kalian tahu kan? tidur nyenyak.
Sakura merasa ia salah pilih kuil tapi semua sudah terlanjur, gadis itu melanjutkan kembali perjuangannya menempuh anak tangga yang tersisa dengan suguhan pepohonan maple warna-warni musim gugur yang tumbuh di sepanjang sisi tangga. Bersama satu tarikan nafas, akhirnya kaki Sakura memijak halaman kuil Naka di bawah gerbang Torri bercat jingga.
"Shannaroooo..." menghembuskan nafas panjang, ia disambut penampakan kuil kuno Jepang yang merupakan salah satu kuil Shinto tertua di Konoha.
Kuil Naka tidak besar, Sakura mengedarkan pandangan sambil melangkah memasuki pelataran depan. Kuil itu sepi, hanya ada beberapa pengunjung yang datang. Seorang biksu yang wajahnya mirip Saitama mengangguk padanya saat ia berjalan menuju tiga tali tambang merah yang digantung tepat di depan teras kuil, setiap ujung tambangnya dikaitkan dengan lonceng besi berukuran besar, bagaimana jika benda itu jatuh dan menimpa kepala? entahlah.., coba saja sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Fanfiction(FANFICTION) Segala sesuatu berubah ketika Sakura memulai kehidupan barunya di Konoha, ia berkerja di perusahaan animasi terbesar di jepang. Gadis itu takut jatuh cinta, meskipun ia menghindar, cinta akan tetap menjemputnya. All Rights Reserved Sto...