Prrrrriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit...!Suara peluit nyaring. Bukan karena seorang pemain berhasil mencapai base, melainkan karena bola dengan senang hati mencium base berjalan. Permainan bisbol team 2D berhenti, semua perhatian pegawai di sekitar lapangan tertuju ke arah pria bernasib sial. Suara riuh para wanita paling dominan sebagai bentuk perpaduan antara rasa terkejut dan ketidak percayaan.
"SASUKE-KUN...!"
Mantan CEO Gamabunta itu menampakkan batang hidungnya di siang bolong tanpa adanya rintik hujan. Akan tetapi, pelangi muncul ketika sebuah sambutan hangat menyambutnya tepat di bagian mulut.
Tongkat bisbol di tangan Sakura terjatuh, gadis itu terpaku. Para pegawai berbondong-bondong menghampiri Sasuke di tepi lapangan, termasuk Naruto yang berlari dalam kecepatan penuh untuk melihat kondisi kerabat dekatnya. Suasana tambah ramai, menyaksikan Sasuke yang kini tengah berjongkok, menahan rasa sakit luar biasa.
Deg..Deg...Deg...
Jantung Sakura memacu cepat. 'Sasuke-kun? itu kau?' emerald si pinky bergetar. Tak dapat beraksi cepat karena sekejap saraf blank.
"Sasuke-san... Sasuke-kun... Sasuke..." riuh suara para pegawai menghujani.
Kaki Sakura bergerak, perlahan langkahnya semakin cepat ketika gadis itu berlari menuju kerumunan. Baru saja ia memikirkan Sasuke, hati terluka namun tubuhnya menolak untuk tidak merasa khawatir. Mei yang tadinya duduk-duduk bersama Gara kini ikut meluncur ke TKP, beberapa orang lainnya hanya melihat dari kejauhan termasuk gengster Yakuza.
"Sial untuk kedua kalinya huh?" gumam Kankuro.
"Sasuke-san...anda baik-baik saja?" pertanyaan tumpang tindih terdengar dari mulut pegawai, terutama para wanita, ekspresi mereka bercampur aduk, tidak melihat Sasuke selama hampir tiga tahun membuat mereka seperti melihat kembalinya sosok malaikat ke bumi. Penasaran menjalar di benak setiap wanita ketika ingin melihat mantan CEO Gamabunta dari dekat. Sasuke terus menunduk, menahan rasa sakit yang jelas tidak main-main.
"Teme! ayo ke klinik!" Naruto yang merunduk di sampingnya itu tak sempat menanyakan kabar atau sejenisnya.
Semua memasang wajah khawatir kecuali Obito yang antara simpatik dan juga menahan tawa. Sakura menembus kerumunan, semua membuka jalan untuknya dan suasana sekejap hening. Sasuke menoleh, di saat bersamaan semua orang terkejut melihat darah mengalir deras dari mulut serta hidung pria itu. Semua tahu betapa kuatnya si pinky mencurahkan tenaga dalam pada tongkat bisbolnya.
"Teme! gusimu robek!" Naruto terkejut.
Sasuke berdiri, membungkam mulut sementara darah terus mengalir dari sela jarinya. Ia memandang Sakura yang kian mendekat. Keduanya saling menatap. Sakura panik, jelas terpancar dari sorot matanya, namun gadis itu menahan diri untuk tidak histeris, bertatap muka dengan Sasuke pada jarak dekat, perasaan kian bercampur aduk disertai batin yang berteriak.
"Ayo ke klinik." ajak Sakura, gadis itu beranjak terlebih dulu. Semua orang membatin kenapa reaksi si pinky biasa-biasa saja dan terkesan mengacuhkan. Para pegawai wanita ingin mengambil kesempatan tapi mereka juga sungkan. Kharisma Uchiha Sasuke menciptakan rasa grogi.
Naruto mengantar Sasuke menuju klinik kesehatan. Para pegawai yang mengikuti mereka kini bubar jalan setelah satpam mengamankan situasi. Suasana kembali konduktif. Team bisbol 2D melanjutkan latihan tanpa Sakura dan Naruto, mau bagaimana lagi tapi misi mengalahkan team bisbol 3D jauh lebih penting daripada bengkaknya mulut pria tampan. Hari ini, studio diselimuti pembahasan dengan topik yang sama. Semua heboh akan kedatangan Sasuke, mengulas insiden bola berkekuatan super si pinky, dan yang paling pokok adalah mengulas bentuk fisik mantan CEO Gamabunta, para wanita bergosip ria memujanya. Beberapa orang yang kepo berlebihan kini menuju klinik kesehatan. Satpam gedung tiga sampai turun tangan membubarkan mereka. Hanya Sasuke, Sakura dan Naruto yang ada di dalam klinik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Fanfiction(FANFICTION) Segala sesuatu berubah ketika Sakura memulai kehidupan barunya di Konoha, ia berkerja di perusahaan animasi terbesar di jepang. Gadis itu takut jatuh cinta, meskipun ia menghindar, cinta akan tetap menjemputnya. All Rights Reserved Sto...