Lembaran baru datang keesokan harinya. Saat membuka mata, hal pertama yang Sakura lakukan adalah memeriksa ponselnya. Memastikan apakah Sasuke menghubunginya semalam, sedikit rasa kecewa hadir ketika ia melihat tidak ada satupun pesan atau panggilan dari kekasihnya. Tidak seperti apa yang ia harapkan, Sakura pun bangkit dari ranjang bersama ketidak enakan mood untuk mengawali kegiatannya.Mobil Naruto berhenti di lampu merah, tidak ada percakapan selama perjalanan menuju studio. Sesekali Naruto melirik Sakura, menerawang kondisinya, ia memilih untuk tidak menyinggung tentang Sasuke atau terkait pria itu, aura di dalam mobil terasa sedikit horror seperti taman makam pahlawan, jangan dibuat seperti makam umum.
"Emm, mau dengar musik?" Naruto menawarkan.
"Ini mobilmu, kenapa minta ijin?" nada Sakura ketus, memandang lurus ke arah depan, memperhatikan tempelan poster di bagian belakang mobil pengangkat barang yang berhenti tepat di depan mobil Naruto. Poster itu menggambarkan jari tengah yang diacungkan serta tulisan :
YOU GOT A PROBLEM ?
BITCH, IT'S NOT MY FAULT!
"Brengsek..." gumam Sakura, ia mengacungkan jari tengahnya dan lagu Good Charlotte berjudul Just Wanna Live terdengar. Sakura membesarkan volume pemutar musik hingga Lagu itu menggema di dalam mobil Naruto seperti klub malam.
I Just wanna mood booster!
Lampu hijau menyala dan si pirang langsung injak gas. Lebih baik cepat sampai ke studio.
.
.
Mengambil nafas panjang, Sakura memperhatikan layar komputernya. Baik atau tidaknya mood saat ini, ia akan tetap berkarya. Layout yang menggambarkan sebuah ruangan Jepang kuno sudah menunggu di jendela Photoshop-nya. Seperti rumah hantu, tempat terbengkalai itu perlu diberi sentuhan warna, ada jaring laba-laba di bagian depan gambarnya, menuntut imajinasi si pinky untuk menciptakan suasana mencekam. Sesaat Sakura bertanya kenapa Jack tinggal di tempat itu. Siapa yang perduli? terserah Jack mau tinggal dimana yang penting Sasuke memberi kabar hari ini. Oh..., ternyata sedang memikirkan sang kekasih, kami kira kau masih marah. Bagaimana rasanya? tidak mendapat sejentik kabar dari Sasuke membuatmu tampak tidak bersinergi. Apa renunganmu semalam sudah membuahkan secerca sinar pemahaman..., bahwasanya untuk apa Sasuke menegur tindakanmu dan juga memberimu waktu mendinginkan kepala. Jika kau khawatir, hubungilah dia...
'Tidak..., kenapa harus berharap? Sasuke mau menghubungiku atau tidak, terserah saja, aku tidak mau minta maaf duluan.'
Kadar keasaman raut wajah Sakura langsung bereaksi, ia menyaut pen drawn penuh semangat, membuat Konohamaru sekejap meliriknya, berhubung pemuda itu sedang dikejar deadline, ia pun cuek, mengacuhkan si pinky tanpa melayangkan kalimat kepo. Bersiaplah Jack, rumahmu akan segera jadi..., tampaknya Neji tidak akan melakukan revisi kali ini.
"Sakura. Assignment-mu dialihkan. Kau kerjakan punya Obito." tiba-tiba Ino menghampiri dan menempelkan memo assignment yang baru. "Ini prioritas utama, deadline dua hari."
Tangan Sakura langsung berhenti. Misi dibatalkan.
"Obito ijin lagi?" tanya Konohamaru.
"Yup." Ino berlenggang menuju meja kerjanya. Sakura dan Konohamaru sekejap saling melihat.
"Hamaru, kau tahu kemana dia?" Sakura berpikir akhir-akhir ini Obito sering ijin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Fanfiction(FANFICTION) Segala sesuatu berubah ketika Sakura memulai kehidupan barunya di Konoha, ia berkerja di perusahaan animasi terbesar di jepang. Gadis itu takut jatuh cinta, meskipun ia menghindar, cinta akan tetap menjemputnya. All Rights Reserved Sto...