Untuk kesekian kalinya Sakura melirik rak majalah di dekat kaca jendela sebuah minimarket. Sembari mengantri dua pembeli di depan pelayanan kasir, perhatiannya terusik pada sampul salah satu majalah yang ditata pada rak kedua dari bawah. Selembar cover penampakan lekukan tubuh seorang wanita menggelitik rasa penasaran Haruno Sakura, ah, maaf, tepatnya Uchiha Sakura. Baru saja sah tiga hari yang lalu.
Si pinky melihat ke arah luar, di antara ramainya lalu lalang , Sasuke tampak tengah menelpon seseorang, pria itu berdiri di trotoar jalan dalam mode santai pengundang perhatian. Background senja di pinggir pantai cocok dengan penampilan kasual yang kini ia kenakan. Kemeja, celana pendek, sneaker, serta kaca mata teduh. Tinggal meminta Sasuke membawa papan seluncur, jadilah model sebuah iklan pariwisata. Haha.
Kedua emerald Sakura kembali melirik majalah yang terus saja menggodanya, majalah itu seakan melambai-lambai hingga akhirnya si Pinky maju selangkah mendekatinya. Sekejap ia melihat ke arah kasir. Aman, masih ada waktu. Ragu-ragu Sakura mengambil majalah itu, gerak-geriknya seperti pelajar nyontek di mata ujian penjaskes. Melihat lebih jelas cover majalah yang kini ia pegang, tampak seorang wanita seksi tanpa busana mewakili sederet judul bertuliskan
'PENDOMINASI PRIA'
21 killers looks for dieHmmmm..., apa yang tersaji pada majalah itu tentu mengundang rasa penasaran lebih dalam. Sekejap Sakura kembali melihat ke arah luar, memastikan sang suami masih bertelpon ria, ia pun cepat-cepat membuka majalah itu. Lembar demi lembar yang terbuka secara acak membuat kedua mata si pinky melebar. Sederet pembahasan serta gambar panduan menuju surga dunia seketika membuatnya migran sebelah. Sedikit keringat dingin ketika terlintas bayangan apa yang terjadi antara dia dan...
"Majalah apa?"
"Ah!" tertangkap basah. "Sasuke-kun!!!" Sakura terkejut dibuatnya. Cepat-cepat ia menutup majalah lalu meletakkannya ke tempat semula. Sasuke tak mengatakan apapun namun tentunya ia membatin sesuatu. Istrinya itu salah tingkah dan kembali ke jalur antrian kasir.
"Hari yang cerah nona." sapa pelayan kasir pada pembeli yang usai melakukan pembayaran. Kini gilaran Sakura, ia membalas senyuman pak kasir dan meletakkan apa yang ia beli di atas meja.
"Liburan nona?"
"Ya..."
"Bulan madu?"
Sakura tersenyum malu. "Iya."
Pak kasir pun ikut tersenyum, "Selamat."
"Terimakasih..."
"Tampak dari wajah anda nona..." sekilas ia menunjuk Sakura dengan mesin genggam barcode. Jika mesin itu dapat membaca aura seseorang, akan muncul tulisan 'Gairah' di layar monitornya.
"Totalnya tiga ratus yen." ucap pak kasir. Segera Sakura mengeluarkan selembar uang dua ribu yen dari dalam tasnya. "Tambah seribu yen jika ambil majalah itu." ucapan pak kasir membuat Sakura menoleh padanya lalu melihat ke arah belakang. Shannaro! tampak Sasuke dengan santainya tengah melihat-lihat majalah panas tadi.
"Ini pak uangnya!" Sakura meminta pak kasir bergegas. Begitu uang kembalian diberikan, Sakura langsung menghampiri Sasuke. Gambar wanita mendominasi tubuh pria menjadi halaman terakhir yang Sasuke lihat ketika Sakura merebut majalah itu.
"Ayo Sasuke-kun." ia merangkul sang suami menjauhi rak. "Kita bisa ketinggalan sunset." dan menuntun mereka keluar minimarket. Pak kasir hanya tersenyum serta menggelengkan kepala. Dasar pengantin baru....
"Ini minumanmu.."
"Aa." Sasuke menerima sodoran kaleng soda dari tangan Sakura. Keduanya berdiri di terotoran jalan depan minimarket. Cahaya senja yang menerpa membuat kulit mereka sekuning minyak zaitun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Fanfiction(FANFICTION) Segala sesuatu berubah ketika Sakura memulai kehidupan barunya di Konoha, ia berkerja di perusahaan animasi terbesar di jepang. Gadis itu takut jatuh cinta, meskipun ia menghindar, cinta akan tetap menjemputnya. All Rights Reserved Sto...