Musim semi kedua setelah Sasuke pergi meninggalkan Konoha. Demi kata yang bermakna. Sungguh Sakura gundah dalam malam-malam dingin yang seakan menyelimuti roh dan jiwa. Menjalani kehampaan yang menjalar di setiap detik hembusannya, Sakura berdiri di tengah-tengah padang bunga kuil Naka, menunggu kepulangan pujaan hatinya.
Uchiha Sasuke.
Lama Sakura mengarungi waktu, hingga akhirnya hari ini tiba.
"Sakura. Tadaima..."
"Okaeri Sa..."
DEG!
Ucapan Sakura terputus. Emerald-nya tak percaya menatap apa yang ia lihat saat ini. Siapa wanita itu? siapa wanita yang datang bersama Sasuke?
"Sakura.." pria itu mendekat. Onyx-nya memancarkan sejuta rahasia. Perasaan Sakura bercampur aduk. Seharusnya ia bahagia, akan tetapi, mengapa...
"Aku datang memenuhi janjiku. Aku menemuimu lagi." kata Sasuke. "Sakura. Maaf membuatmu menunggu, sekarang kau bebas. Kau tidak perlu menungguku lagi."
Sasuke menoleh ketika wanita yang datang bersamanya mendekat. Perlahan wajah wanita itu terlihat jelas. Parasnya menawan, rambutnya hitam, panjang dan indah. Wanita itu memiliki sepasang onyx kelam yang mempesona. Senyumannya hangat. Cantik. Sakura terpaku, sulit baginya untuk berucap saat wanita itu merangkul mesra lengan Sasuke.
"Sakura. Selamat tinggal."
Sakura menggeleng. 'Jangan. Jangan kau lakukan itu padaku Sasuke...,' dadanya sesak, nafasnya tersekat, Sakura tak bisa bergerak. Sakit, seketika hati terbelah membuat perih luka sayatan.
"Sa...su..ke.."
Susah payah Sakura bersuara, mencoba meyakinkan diri bahwa ini bukanlah mimpi. Sasuke dan wanita itu berbalik dan melangkah pergi, sosok mereka perlahan semakin menjauh.
"Jaaa...ngan..." Sakura berusaha memanggil, rasanya begitu sulit. "Saa...su..ke..ja...aa...ngan..." ia terus berusaha hingga perlahan suaranya terdengar.
"Ja..ngan...! Jaa..ngan... Ja..ngan! JANGAN!
Emerald Sakura terbuka.
Mimpi.
Gadis itu menatap langit-langit kamar Sasori. Kedua kelopak matanya berkedip disertai suara detik jarum jam weker di atas meja lampu. Hening. Satu hal yang ia rasakan saat ini adalah kelegaan. Bersyukur terbebas dari kegelapan bunga tidurnya. Kepala Sakura lalu menoleh ke samping. Melihat pergerakan jarum jam.
Tek...tek...tek...
KRRRiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiNNGG...!
Shit!
Melonjak kaget, seketika si pinky bangkit dan mematikan dering alarm yang sangat Shannaro itu, menekan tombol off sambil memaki siapa penemu jam weker sebenarnya? ide dari mana orang itu menciptakan benda yang bertujuan mengusik ketenangan hidup seseorang? kalau begitu kenapa kau membeli jam weker?
Pukul 05:30 pagi.
Sakura menyaut ponsel di samping bantal. Berharap ada pemberitahuan pesan atau email tapi kenyataannya tidak ada satupun yang ia dapati. Ah benar... jam weker itu berfungsi sebagai pengingat waktu. Semua orang juga tahu fungsinya demikian tapi berbeda dengan hal yang satu ini. Sakura menggunakannya sebagai alarm pengingat kencan. Karena perbedaan waktu antara Jepang dan Boston cukup jauh, tiga belas jam ke belakang, jam weker berfungsi untuk membangunkannya jika ia dan Sasuke membuat janji melakukan video call tengah malam. Biasanya Sasuke menghubungi Sakura saat jam istirahat kantor waktu Amerika atau sebaliknya. Tergantung kesibukan Sasuke mengingat pria itu punya jadwal padat. Kadang Sakura merasa seperti pacaran dengan seorang presiden, kesibukan Sasuke membuat mereka tidak selalu menelpon setiap hari. Hanya mengirim pesan atau email saja yang tidak pernah absen. Tapi sebulan terakhir ini, komunikasi mereka tidak begitu lancar. Kekecewaan muncul saat tidak mendapati kabar dari Sasuke sampai hari ini. Satu rasa untuk si pinky.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Fanfiction(FANFICTION) Segala sesuatu berubah ketika Sakura memulai kehidupan barunya di Konoha, ia berkerja di perusahaan animasi terbesar di jepang. Gadis itu takut jatuh cinta, meskipun ia menghindar, cinta akan tetap menjemputnya. All Rights Reserved Sto...