Usai mengantar Sasori ke bandara. Mobil Sasuke tiba dan berhenti di parkiran basement studio."Tuan CEO...." Sakura menepuk pundak kekasihnya usai melepas sabuk pengaman. "Selamat bekerja dan jangan lupa makan siang tepat waktu." ketika ia tersenyum, Sasuke bergerak ke samping, bermaksud melayangkan kecupan namun Sakura spontan menghindar. "Area studio." peringatnya. Sekedar melempar tatapan kecewa, Sasuke segera menarik tubuhnya kembali. "Jika kau memindahkan lokasi parkiran studio ke tempat lain, mungkin saja itu bisa terjadi."
"Lebih baik kau merugi selama tujuh jam daripada menambah agenda Gamabunta." kata Sasuke dengan ekspresi datarnya, ia kembali bergerak mendekati Sakura, tangannya menjulur seolah-olah hendak melakukan sesuatu namun ternyata ia meraih handle pintu. "Silahkan turun..." nadanya sedikit dingin di hadapan wajah si pinky.
Ujung bibir Sakura berkedut. "Permisi?"
"Jika kau tidak mengharapkan sesuatu terjadi, turun dan bekerjalah sekarang. Aku tidak memotong gajimu karena terlambat satu jam." kata Sasuke.
Spontan Sakura mencubit pipi pria itu. "Baiklah, tuan. Aku tidak menyesal jika harus menunggu selama tujuh jam, sampai jumpa." dan seringai Sasuke mengiringi kekasihnya keluar dari mobil.
.
.
"Guys....!!!" suara si pinky memecah ketenangan ruang background 2D saat ia tiba di sana.
"Sakuraaaaa..."
Sambutan meriah tertuju padanya. Beberapa hari tidak bertemu wakil ketua geng membuat sosok pinky dirindukan. Jika Sakura wakil ketua geng, lalu siapa ketuanya? tentu saja Neji, karena dia adalah leader divisi background 2D, dan Iruka dianggap sebagai sesepuh berhubung usianya paling tua, padahal usia Iruka baru tiga puluh tiga tahun. Old man.
"Eaaaa..."
Dua hari ambil ijin kerja kata 'cie' sudah berevolusi menjadi kata 'eaa..'. Sakura digoda dengan latar belakang kepergiannya bersama Sasuke ke LA. Berita memang menyebar lebih cepat daripada virus influenza sehingga Sakura tidak heran lagi akan hal itu. Berbagai pertanyaan tertuju padanya, dari yang normal sampai yang ambigu. Sakura enggan menjawab, ia memasang wajah datar saat menuju meja kerjanya, menyapa Obito yang memandangnya secara anggun serta Konohamaru yang tampak bersemangat karena kesepian hatinya kini terisi kembali, tapi jika dilihat lebih seksama, sepertinya terpancar aura kebahagian yang tidak biasa dari Konohamaru. Ada apa gerangan?
"Jadi, apa kau mendapatkan tanda tangan penyanyi Marvin Gaye?" tanya Konohamaru dengan nada menggoda serta tatapan mata tujuh belas tahun ke atas.
Sakura yang baru saja menghidupkan PC sesaat melihat pemuda itu, "Aku hanya bertemu spiderman di sana." jawabnya dengan nada malas. "Dan juga dinosaurus..." tiba-tiba Obito memutar kursi kerja si pinky, membuat gadis itu tersentak kaget.
"Apa?" tanya Sakura ketika melihat gelagat Obito seakan memeriksa kondisi tubuhnya.
"Pinky, tidak ada organ yang rusak kan?"
Sakura mencerna pertanyaan itu sebagai godaan terselebung, "Kau pikir apa yang kulakukan di sana?"
Obito mengedikkan bahu, "Aku cuma khawatir Sasuke tidak bisa mengontrol diri." ucapnya dengan nada pelan, siulan Konohamaru pun spontan terdengar. Sakura langsung menginjak kaki Obito lalu berputar dan memukul lengan Konohamaru, kedua morron itu merintih sambil tersenyum jahil. Sakura malas menanggapi, ia acuh membuka jendela photoshop dengan pipi sedikit merona, sial... wajah Sasuke malah tergiang-giang, sepertinya penyesalan selama tujuh jam harus dihadapi. Sakura berusaha kembali fokus, ia mulai mengerjakan assigment-nya hingga beberapa saat kemudian icon Spark berkedip-kedip. Ada chatting terbuka divisi background 2D, sesaat Sakura membaca pesan pembuka lalu melirik Konohamaru, tampaknya hanya pemuda itu yang tidak ikut ke dalam percakapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Fanfiction(FANFICTION) Segala sesuatu berubah ketika Sakura memulai kehidupan barunya di Konoha, ia berkerja di perusahaan animasi terbesar di jepang. Gadis itu takut jatuh cinta, meskipun ia menghindar, cinta akan tetap menjemputnya. All Rights Reserved Sto...