Naiknya matahari ke peraduan mengawali lembaran baru pagi ini. Senyuman bahagia Naruto menunjukkan barometer tingkat kecerahan cuaca saat ia dan Sakura berdiri memandang mobil barunya yang terparkir cantik di parkiran basement. Si pirang membeli Jeep Wrangler Rubicon dua pintu. Damn it."Bagaimana?" Naruto menggerakkan kedua alisnya naik turun dan bersiul.
Sakura mengamati mobil yang warnanya hitam legam itu. "Coba kutebak, kau menghabiskan seluruh tabunganmu?" ia membuka pintu dan masuk ke dalam, matanya mengedar melihat interior mewah mobil baru Naruto.
"Aku mendapatkan mobil ini setengah dari harga aslinya." terang Naruto di samping jendela, "Betapa beruntungnya diriku." ia naik ke dalam mobil lalu menutup pintu.
"Ini second ? kukira baru.." Sakura membuka dashboard dan entah mengapa kepalanya sedikit berdenyut.
"Pemiliknya butuh uang dalam waktu dekat dan dia bersedia melepas mobil seksinya ini padaku." Naruto memasang sabuk pengaman sambil memandang si pinky yang sejenak mengurut jidadnya. "Kenapa kau masih pakai topi bannie? mau merubah karakter?"
"Untuk menutupi sementara lebamnya." Sakura lalu ikut memasang sabuk pengaman. "Ngomong-ngomong kenapa kau suka dengan tipe mobil seperti ini?"
"Seperti ini bagaimana maksudmu?" Naruto menghidupkan mesin mobilnya. Halus dan mulus, beda jauh dari jeep miliknya yang dulu.
"Mobil ini seperti mobil-mobil bandid yang menculik anak-anak sekolah." ucap Sakura.
"Persepsimu terlalu subjektif, mobil ini adalah selera para pria." si pirang menyeringai bangga.
"Terserah kau saja.., kau tidak sayang menghabiskan seluruh tabunganmu?" Sakura menoleh, melihat Naruto membenarkan syal merah yang melingkar di lehernya, benda berharga pemberian Hinata. Kalian ingat kan..., ketika gadis itu memberi Naruto bingkisan berpita merah pada detik-detik perebutan Toneri?
"Tidak semua tabunganku habis." jawab Naruto, "Aku sudah merencanakan ini dua tahun yang lalu, kau tau, pria selalu punya rencana yang matang." ia pun mengendarai mobil barunya keluar parkiran basement.
"Aku tahu gaji leader lebih besar tapi tidak mungkin jika selama dua tahun hanya dengan menabung gaji, kau merampok bank?"
"Kau pikir apa yang kulakukan selama weekend?" Naruto mengerling, "Aku kerja freelance..."
"Kukira kau cuma tidur nyenyak."
"Siapa yang mengatakan itu?"
"Entahlah, semacam suara-suara bisikan entah dari mana."
"Tidak usah pedulikan bisikan hantu."
sialan...
.
.
"Kau siap?" seorang wanita setengah baya memasuki kamar hotel, Ayame yang berdiri di depan jendela kamar serontak menoleh, melihat managernya mendekat.
"Ya, aku siap." Ayame tersenyum, ia kembali menoleh ke arah jendela, sejenak merenung sambil melihat pemandangan Konoha dari lantai sepuluh.
"Setelah ini, karirmu akan berubah."
Ayame berbalik, "Aku sudah memutuskannya." mengatakannya dengan wajah yakin, ia pun berjalan keluar kamar diikuti sang manager.
Puluhan kilat foto langsung tertuju saat keduanya memasuki ballroom hotel yang digunakan sebagai ruang konferensi pers. Pagi ini, penyanyi yang tengah naik daun itu akan mengklarifikasi berita pertunangannya. Para wartawan dari berbagai media sudah menunggu di dalam sana, mereka duduk rapi membentuk empat syaf ke belakang. Ayame naik ke podium didampingi pihak manajemen dan mereka duduk di depan meja panjang yang sudah tesedia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Fanfiction(FANFICTION) Segala sesuatu berubah ketika Sakura memulai kehidupan barunya di Konoha, ia berkerja di perusahaan animasi terbesar di jepang. Gadis itu takut jatuh cinta, meskipun ia menghindar, cinta akan tetap menjemputnya. All Rights Reserved Sto...