Sakura hanyut ketika mengunjungi sebuah toko buku terlengkap di Konoha. Surga bacaan itu menjadi tempat favorit pertama si pinky menghabiskan waktunya di akhir pekan. Ia berdiri di depan rak kumpulan resep makanan, berniat mempelajari beberapa tips memasak mengingat kemampuannya masih di bawah standar. Di jaman serba pilih-pilih ini, kualitas sebagai perempuan harus ditingkatkan. Ok, proses menjadi seorang wanita idaman maksudnya.
Beberapa menit berlalu selama Sakura memilih buku yang cocok, secara acak tangan gadis itu memilah-milah hingga kecerobohannya membuat beberapa buku terjatuh. Sakura hendak mengambil buku itu namun tak disengaja tangannya menabrak tangan seorang gadis yang hendak menolongnya.
Kejadian klise.
"Sakura?"
"Mei?"
Sama-sama terkejut. Seketika mereka berpelukan serta melanyangkan cepika-cepiki. Saling menanyakan kabar satu sama lain, mimik keduanya memancarkan kerinduan setelah lama tidak berjumpa. Mei adalah teman kuliah Sakura saat di Suna. Hubungan mereka tergolong cukup kental. Bisa dilihat bagaimana keduanya saling memukul lengan dan bokong, tak ada sungkan apalagi suara mereka cukup mendominasi di dalam ruangan yang diselimuti instrumen penenang jiwa itu.
"Kau sama sekali susah dihubungi, bahkan kau mengganti nomer ponselmu." omel Mei, gadis itu lalu meneguk jus melonnya, saat ini ia dan Sakura nongkrong di sebuah kafe tak jauh dari toko buku.
Si pinky terdiam sambil mengaduk-gaduk minumannya, milkshake green tea. "Maaf Mei, saat itu aku fokus mengambil tugas akhir, aku tidak ingin diganggu siapapun."
Tatapan Mei menajam, "Ayolah, aku tahu siapa yang kau hindari."
"Aku tidak menghindari siapapun Mei." elak Sakura, merasa tidak nyaman ketika topik yang tengah dihindarinya akhirnya disinggung.
Mei pun menghela nafas. "Kau bekerja dimana sekarang?"
"Di Studio Gamabunta."
"Gamabunta?! kau bercanda!"
"Em." Sakura mengangguk, lalu menyedot minumannya.
"Beruntungnya kau..., aku sempat melamar di sana tapi tidak lolos."
"Benarkah?"
"Bahkan aku mengajak Uta ikut melamar pekerjaan di sana, tapi sayangnya dia menolak."
DEG.
Dada Sakura menghentak saat mendengar nama itu. Kenapa Utakata menolak bekerja di Gamabunta? Sakura tahu bakat desain grafis Utakata, besar kemungkinan divisi kreatif studio Gamabunta akan menerimanya.
"Kau tidak menghubunginya?" pertanyaan Mei membuat Sakura kikuk.
"Ya.. kami sudah lama tidak berhubungan lagi."
"Kau tidak sedang menghindarinya kan?"
Spontan Sakura berhenti mengaduk minumannya, satu tangannya mencengkram erat roknya. "Mei, aku sedang tidak ingin membicarakannya."
"Aku tidak tau mendalam soal kalian, tapi kenapa seperti ini? apa kau tau? Uta mencarimu ke mana-mana. Kau hilang bagai ditelan bumi, bahkan saat acara wisuda kau kabur sebelum kita semua saling memberi ucapan selamat."
"Mei..." sela Sakura, sejenak ia pun terdiam, "Apa..., kau tahu kabarnya?" setelah mengumpulkan keberanian, akhirnya ia mampu menanyakan kabar pria masa lalunya.
"Profesinya sekarang desainer otomotif di perusahaan mobil. Terakhir aku melihatnya sebulan yang lalu, dia juga menanyakanmu."
Dan jantung Sakura berdegup lebih cepat. "Lalu, kau jawab apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Fanfiction(FANFICTION) Segala sesuatu berubah ketika Sakura memulai kehidupan barunya di Konoha, ia berkerja di perusahaan animasi terbesar di jepang. Gadis itu takut jatuh cinta, meskipun ia menghindar, cinta akan tetap menjemputnya. All Rights Reserved Sto...