Mobil Sasuke melaju kencang menuju apartemen Sakura. Dawai asmara menjadi begitu indah terdengar di dalam keheningan yang bermakna. Sakura senyap di kursi penumpang, ia tak banyak bicara. Begitu pula Sasuke, pria itu tenang mengendarai mobil, wajahnya tetap datar tapi berseni. Kini dua insan ini hanyut dalam 'Zing', gejolak rasa yang timbul dari dasyatnya fenomena cinta. Tampar aku.
Sasuke melirik Sakura. Ada rahasia di balik topeng yang pinky kenakan. Apa tidak risih tutup muka di dalam mobil? penasaran bagaimana raut wajah Sakura saat ini? mari kita intip reaksi di balik topeng kucing yang tersenyum itu.
Ah... wajah Haruno Sakura merona, kedua emerald-nya mengkilat bak cahaya surga, ia tersenyum... menahan gejolak asmara yang bertebaran di dalam mobil Sasuke. Apa yang terjadi padanya malam ini sulit diungkapkan. Hanya satu hal yang Sakura pikirkan saat ini, bahwasanya..., pria yang sedang menyetir di sebelahnya itu adalah... adalah... adalah..
"Sakura." panggil Sasuke, yang dipanggil tidak dengar karena pikiran sedang terjebak badai bunga.
"Sakura." panggil Sasuke lagi, namun si pinky masih tuli.
"Sakura." volume suara naik, panggilan ketiga pun berhasil menyapu badai bunga, si cat woman langsung menoleh.
"Hem?"
"Buka topengmu, ini di dalam mobil." perintah Sasuke, tapi Sakura menggeleng enggan, dia malu.
Sasuke tersenyum samar, seakan mengerti apa yang tengah dirasakan Sakura, sama sepertimu kan Sasuke? lama waktu berlalu dan akhirnya bisa bersatu, bagaikan dua hati di dalam satu labirin, apa kau tahu betapa repotnya tugas cupid cinta? terbang kesana-sini membawa panah asmara, cukup rumit menyebar benih di dadamu, meski panah telah menghujam, butuh waktu lama racun untuk menyebar. Sekarang.., lonceng cinta sudah menggema, suaranya.., terdengar merdu kan?
"Sasuke-san, kau mau mapir sebentar?" akhirnya Sakura bersuara, mobil Sasuke hampir sampai ke apartemen gadis itu.
"Mungkin lain waktu." jawab Sasuke, "Sudah malam, sampaikan salamku untuk kakakmu."
"Kakakku..., dia pulang ke Suna." hei...hei.... apa ini? baru sehari Sasori meninggalkan apartemen kau sudah mengijinkan pengantar pizza melanggar tata tertib lagi?
"Kapan dia pergi ke Suna." dan tampaknya Sasuke mendengar kabar baik. Benar begitu?
"Kemarin." jawab Sakura. "Satu gelas teh sebelum pulang?"
"Aa, baiklah."
Ting!
Pintu lift terbuka di lantai empat belas, jantung Sakura kian berdegup tidak karuan seiring langkah mereka menelusuri lorong koridor, memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya, kenyataan yang terjadi membuat imajinasi terbuka, dan..., merasa bahwa seperti pertama kali Sasuke berkunjung ke apartemennya, apartemen Sasori maksudnya.
Ceklek.
"Tadaima..." ucap Sakura, mereka melangkah ke dalam diselimuti aura yang, baiklah..... mungkin Sasuke biasa saja tapi bagaimana dengan Sakura? jelas gadis itu grogi karena dia tidak melepas topengnya bahkan saat menuju ke dapur untuk membuatkan satu gelas teh hangat. Sekejap Sakura melihat note peringatan yang Sasori tempel di pintu kulkas, gadis itu mengacuhkannya seperti tempelan penyedot WC yang ada di tiang jalan.
"Maaf kak..." gumamnya sembari menarik note itu lalu membuangnya ke tong sampah. Dasar adik durhaka, semoga Sasori tahu kebenarannya.
Membawa secangkir teh hangat, si pinky meninggalkan dapur dan menuju ruang tengah. Di sofa empuk itu Sasuke duduk memandang ikan koki Sakura yang sedang cari perhatian, berenang manja, tubuhnya meliak-liuk bak kain sutra. Sasuke, bawa saja dia untuk menggantikan pajangan momentum di atas meja kerjamu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Fanfiction(FANFICTION) Segala sesuatu berubah ketika Sakura memulai kehidupan barunya di Konoha, ia berkerja di perusahaan animasi terbesar di jepang. Gadis itu takut jatuh cinta, meskipun ia menghindar, cinta akan tetap menjemputnya. All Rights Reserved Sto...