Penampakan jidad lebam si pinky tidak mendapat sambutan yang meriah karena gadis itu menutupinya dengan menambah sudut poni duapuluh derajat lebih menyamping. Hanya Ino dan Tenten yang tahu kondisi jidad Sakura saat melakukan aktifitas yoga tadi pagi. Usai pernyataan cinta Lee, Sakura mampir ke toilet untuk memastikan kembali penampilannya. Gadis itu mengenakan topi bannie alias topi kupluk warna merah tua yang ia bawa dari apartemen, bentuk antisipasi agar terbebas dari pertanyaan yang berulang-ulang seputar jidadnya.
"Pinky..., kau kembali..." Obito menyambut kehadiran Sakura seakan sudah tidak bertemu puluhan tahun.
"Kenapa kau tidak masuk kemarin Sakura?" tanya Konohamaru.
"Kalian merindukanku?" Sakura menatap malas duo moron itu seperti biasa.
"Ya, kami sangat merindukamu Pinky..." ucapan Obito mengukir senyuman di wajah Sakura. "Kami merindukamu karena tidak ada yang bisa kami jahili."
Shit.
"Sakura, assignment-mu dialihkan ke Obito." Ino menghampirinya.
"Terimakasih..." Obito mengerling pada Sakura sambil tersenyum.
"Kutukar dengan assignment Obito yang lain, deadline dua hari." Ino menempelkan kertas memo baru di pinggiran layar komputer Sakura.
"Apa kau sudah mengerjakan background itu sebagian Obito?" tanya Sakura.
"Belum." sahut Ino, "Aku hendak memberi assignment itu untuknya kemarin, tapi karena kau tidak masuk jadi dia kualihkan ke backgroundmu."
"Terimakasih..." Obito mengerling lagi. Sakura hanya menghela nafas.
"Baiklah, terimakasih tuan Obito..."
"Sama-sama..." jawab Konohamaru. Haaaaah.... pasrah saja Pinky, kau akan menjadi wanita yang tabah duduk di antara duo moron itu, ambil saja hikmahnya.
.
.
Jam istirahat berlangsung. Sakura cukup penasaran saat melihat Naruto dan Hinata makan siang berdua di kantin. Dilihat dari aura mereka, Sakura menebak pasti dua orang itu sudah berbaikan. Semalam Naruto tidak jadi berkunjung ke tempat Sakura untuk melakukan investigasi terkait kasus permabukan karena si pinky tidur lebih awal. Siang ini, Sakura merasa ia melewatkan sesuatu..., saat melihat pancaran asmara dari dua sejoli itu, tidak mengejutkan jika udang goreng yang diambil Naruto rasanya manis.
Sakura hanya melambaikan tangan saat pandangan mereka beralih padanya, karena ia tidak mau mengganggu acara keromantisan perdana Naruto dan Hinata, Sakura pun duduk bersama Ino dan Tenten di bangku-bangku taman dekat lapangan volley.
"Ceritakan padaku apa yang Uchiha lakukan ketika membawamu pulang kemarin malam?" Inilah alasan Tenten mengajak duduk di luar kantin.
"Sudah kubilang Tenten..., tidak terjadi apa-apa." untuk kesekian kalinya Sakura meyakinkan wanita itu. "Aku tidur di kamarnya sampai esok hari."
"Kamarnya?" Tenten dan Ino mendelik, "Itu berarti kau tidak pulang ke apartemenmu?!"
Sakura mengangkat kedua alisnya, kemudian ekspresinya berubah malas.
"Astaga Sakura, ceritakan detailnya..." tuntut Tenten.
"Tidak ada detail-detailan, tidak terjadi apapun."
"Menurutmu kami percaya?" Tenten keras kepala, "biasanya, terjadi hal yang fenomenal saat wanita mabuk di sisi pria. Benarkan Ino?" ia menoleh ke Ino dan wanita pirang itu hanya mengedikkan bahu dengan tatapan malas. Tenten cukup mengerti Sai tidak melakukan apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Fanfiction(FANFICTION) Segala sesuatu berubah ketika Sakura memulai kehidupan barunya di Konoha, ia berkerja di perusahaan animasi terbesar di jepang. Gadis itu takut jatuh cinta, meskipun ia menghindar, cinta akan tetap menjemputnya. All Rights Reserved Sto...