Bab 9 - Berantakan

3.1K 267 5
                                    

Jeki: Gang kecil dkt bekas pabrik es!! Tau kan situ!!? 2:15. Gak datang pengecut! Datang mati! –theJekiAPANSTcaptain.

Pesan itu masuk ke ponsel Yuda dan Raken. Jeki tahu dari anak buahnya si seksi mata-mata bahwa Yuda dan Raken sudah membentuk duo untuk memusuhinya, makanya dia mengirim pesan itu pada mereka berdua. Si mantan anggota geng dan si musuh bebuyutan jadi satu, Jeki semakin bersemangat ingin menghancurkan mereka berdua.

Motor yang dikendarai Raken membelah jalan becek–rupanya dia sudah bisa naik motor. Bannya menabrak dedaunan busuk yang basah terkena bekas hujan dan terus melaju memasuki sebuah bangunan besar kosong yang dipagari seng karatan. Motor itu kini berhenti di bawah pohon akasia yang daunnya tinggal sedikit.

Yuda turun dari motor sambil menatap bangunan pabrik es lebar dan besar yang sudah gulung tikar di hadapannya. Suasananya agak horor, bangunannya sudah kusam dan rusak.

Raken menoleh sejenak lalu turun juga sambil melemparkan kunci motor kepada Yuda yang menyambut dan menyimpannya di dalam saku celana abu-abunya.

"Benar-benar tempat pasaran buat berantem," kata Raken.

Kedua pemuda itu melangkah mendekati bangunan yang cat tembok krimnya sudah usang dan mengelupas.

Jendela tanpa kaca yang berjejer di pangkal bangunan seolah mengeluarkan lolongan angin gersang. Di tengah-tengah bangunan itu terbuka sebuah pintu masuk sebesar gerbang. Dari luar bisa dilihat suasana di dalamnya, lantainya semen yang sudah hancur di beberapa bagian, berlapis debu, dan ada beberapa kayu atau pipa bertebaran. Mungkin tempat itu pernah jadi gudang pipa dan kayu sesaat setelah gulung tikar.

Yuda dan Raken sudah masuk ke dalam. Mereka melihat di sudut bangunan dekat rak-rak besi ada segerombol geng Jeki sedang duduk saling mengelilingi.

"Lagi ngapain, Jek? Bikin strategi perang? Atau selametan?" tanya Raken membuat Jeki berpaling.

Jeki berdiri disambut sepuluh anak buahnya yang juga mulai berdiri. Anak buah Jeki terdiri dari bermacam-macam bentuk, ada yang tinggi semampai, ada yang berotot, pendek lincah, gemuk kuat, dan semuanya memakai seragam sekolah–ada dua orang yang memakai seragam olahraga.

Raken terlihat santai, tapi Yuda agak waspada. Jeki punya kesebelasan sementara dia hanya duo dengan Raken. Bagaimana bisa melawan mereka yang bersebelas itu sedang dia hanya berdua?

Sebenarnya Yuda sudah malas berkelahi dan Raken juga mengatakan padanya untuk mengabaikan saja pesan Jeki, tapi ini masalah harga diri, Yuda ingin terakhir kali ini saja melawan Jeki. Menghajar dan membalas mantan bosnya yang pernah mengejek dan coba mengeroyoknya hanya karena dia keluar dari geng itu.

"Jagoan keroyokan, ya?" tanya Raken santai.

"Cih! Ini bukan keroyokan, ini namanya kerja sama tim," elak Jeki melindungi harga dirinya sambil berusaha menghabiskan rokok secepatnya supaya bisa segera melawan kedua musuhnya.

Raken melangkah ke belakang sejenak, mengambil sebuah kayu, tapi membuangnya lagi karena tak terlalu panjang. Dia lalu melangkah ke dekat jendela dan menemukan kayu panjang lalu melemparkannya pada Yuda disambut cengiran cemooh Jeki.

Raken kembali menyisir ke sekitar dan menemukan sebuah kayu yang tidak terlalu panjang untuk dirinya sendiri.

"Jagoan melawan pasukan tanpa senjata pakai senjata, cih!" ejek Jeki, bicara sambil mengepulkan asap di mulutnya.

"Ini bukan senjata, ini pertahanan diri," balas Raken.

Jeki mengisap rokok lalu mengembuskannya lewat hidung dengan pelan.

"Ya ampun, Jek, kasihan banget nasib paru-parumu," kata Raken membuat Jeki mengernyit.

"Jangan sok. Memang situ gak merokok apa?" balas Jeki jengkel sambil kembali mengisap rokoknya.

RAKENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang