Bab 18 - Segan

2.4K 245 10
                                    

Segan, itulah kata yang pantas untuk keadaan Raken, saat dia tahu kalau Emily adalah anak Rean Dinarta, orang besar itu. Dan seketika semua rasa yang ada di dalam dadanya mulai meringkuk menutup diri. Apalah arti dirinya dibanding kehidupan Emily? Hidupnya hanyalah noda hitam di tengah warna-warni hidup gadis itu. Raken bukannya berhenti mencintai Emily, hanya ... dia mulai menekan perasaannya. Dia ... tahu diri.

***

Raken mendapat peringkat ke-20. Sebuah peningkatan yang terlalu luar biasa untuknya yang selalu berada di atas peringkat 25. Tidak ada satu pun temannya yang berhasil menebak dengan benar, dan taruhan itu otomatis dimenangkan oleh Raken, si objek taruhan. Yuda, Kia, dan Emily memberinya hadiah, jalan bareng dan ditraktir. Bersenang-senang bersama untuk Raken.

Tapi Raken malah terlihat tak sesenang teman-temannya. Ada sesuatu yang mengganjal di dalam dadanya, yang membuat senyum dan tawanya tak seratus persen murni menunjukkan rasa bahagia.

"Kenapa Raken kelihatan agak dieman, ya?" canda Yuda.

"Jangan-jangan jiwa Yuda sama Raken lagi ketuker," sahut Kia.

Itulah dua kalimat yang sempat terlontar dua hari yang lalu. Yuda terdengar ribut, sementara Raken malah terlihat agak kalem. Saat teman-temannya bertanya kenapa Raken bersikap seperti itu, Raken hanya membalas kalau dia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Dia punya teman, jalan bareng teman-teman yang menyenangkan, dan mendapat peringkat yang jauh lebih baik dibanding sebelumnya.

Tapi tanpa teman-temannya tahu, di antara semua itu, ada satu hal yang paling banyak mengambil peran dalam ketidakpercayaannya, yaitu tentang Emily.

Ada jarak yang mulai terbuka antara Raken dan Emily. Jarak yang terlalu cepat melebar setelah sebelumnya memerlukan waktu lama untuk merekatkannya. Dan Emily pun merasakan jarak itu.

Emily sudah tahu, status keluarganya mungkin akan membuat beberapa orang merasa segan padanya. Itulah sebabnya dia menutupinya. Emily sangat low profile, tak pernah menunjukkan atau memberi tahu siapa pun tentang siapa keluarganya. Dia tidak tinggal di rumah orang tuanya, dia sekolah di sekolah negeri seperti anak lain pada umumnya. Meski tidak bisa dipungkiri, sekolahnya saat ini termasuk sekolah negeri unggulan dan favorit.

Teman-temannya tak ada yang tahu kalau dia adalah anak Rean Dinarta. Tokoh yang dikenal sebagai pengusaha sukses di masa mudanya, pernah berdiri di panggung politik, pernah menjabat sebagai bupati dan gubernur, dan sering muncul serta diundang di media sebagai pembicara. Intinya, status keluarganya menjulang tinggi karena reputasi ayahnya.

Emily tak terlalu suka dunia ayahnya. Dia senang dengan dunianya sendiri dan tidak ingin membawa status ayahnya dalam dirinya. Dia senang menghabiskan waktu tanpa sorotan dan tanpa penilaian orang tentang keluarganya, baik penilaian buruk ataupun baik. Itu juga salah satu alasan kenapa dia bersekolah di kota ini, kota yang jauh dari rumah orang tuanya, kota yang orang-orangnya tidak banyak mengenal siapa sebenarnya dirinya.

Di sekolah, hanya kepala sekolah dan guru-guru saja yang tahu. Mungkin beberapa murid ada juga yang tahu, tapi mereka tak membesar-besarkannya. Orang tua Emily pun juga tak pernah datang ke sekolah.

Sayang, kehidupan pribadi yang coba dia tutup dengan rapat malah diketahui oleh Raken. Sayangnya lagi, Raken adalah orang yang dicintainya. Dan lebih sayangnya lagi, Raken terlihat segan dan membuka sebuah jarak.

"Iya, Kak, ayahku ...," ucap Emily agak ragu sambil menutup rapornya.

Itulah yang dikatakan Emily saat itu. Emily tersenyum pada Raken. Senyuman yang agak hambar, seolah mengisyaratkan sebuah penyesalan.

Jujur saja, Emily menyesal membuka lembar rapor itu. Dan kenapa pula dia harus mengatakan "iya"? Mengakui kenyataan yang bahkan tak ditanyakan Raken oleh mulutnya. Ya, Raken tidak mengeluarkan sepatah kata pun untuk bertanya, hanya memandang Emily dengan sorot mata yang tampak heran penuh tanya, dan Emily refleks mengakui dengan setengah tak nyaman kalau dia memang anak Rean Dinarta yang itu.

RAKENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang