BAGIAN SATU
Karena sudah terbiasa punya seseorang, kadang aku rindu saat-saat sendiri seperti ini.
SUASANA kantin SMA Harrison selalu ramai seperti biasanya. Seluruh kursi sudah dipenuhi oleh siswa yang datang. Kelihatan kelaparan banget. Sampai bahkan ada siswa yang terpaksa lesehan di dekat pintu masuk.
Suara berisik di kantin sudah biasa. Apalagi geng Beauty Plus-plus yang sudah nangkring sejak tadi di sana. Seperti yang semua siswa tahu, Geng itu terkenal paling berisik di kantin, ralat tapi di sekolah. Beauty Plus-plus beranggotakan lima cewek cantik yang semuanya bodygoals banget. Apalagi mereka adalah kebanggaan sekolah karena setiap kompetisi cheerleader selalu mereka menangkan. Jadi bisa dibilang mereka itu disegani. Siswa lain nggak akan mengeluh karena keberisikan mereka. Karena ya itu, Beauty Plus-plus primadonanya SMA Harrison.
Kalau sekolah lain most wanted-nya itu cowok, tapi kalau di SMA Harrison itu most wanted-nya cewek. Namanya Cherry Queenesa. Ketua geng Beauty Plus-plus sekaligus kapten cheerleader. Bukan cuma cantik dan jago jingkrak-jingkrak, tapi Cherry termasuk siswa paling berprestasi di sekolahnya. Berkali-kali ia memenangkan Olimpiade Sains antar sekolah. Kalau di sekolah, jangan ditanya lagi berapa peringkatnya. Cherry selalu betah nangkring di peringkat satu umum. Dan sepertinya nggak ada yang geser posisi itu.
Kelebihan Cherry itu membuat dia banyak disukai oleh cowok-cowok hits di sekolahnya. Cherry bahkan juga terkenal playgirl. Karena dia sering banget gonta-ganti pacar. Tapi jangan sebut Cherry murahan, okey? Karena Cherry itu gampang bosen sama cowok yang itu-itu mulu. Lagipula Cherry cuma mau menghargai cowok-cowok yang menembaknya. Dan Cherry nggak pernah benar-benar cinta.
"JADI LO UDAH SEMINGGU JOMBLO, CHER?" Teriak Viola menggelegar di penjuru kantin. Membuat siapapun yang mendengarnya menoleh pada meja geng Beauty Plus-plus.
Yang ditanya hanya mengangguk malas sambil menyedot bubble tea-nya.
"SUMPAH DEMI KOLOR DEK LASTRI YANG BELUM KETEMU, LO JOMBLO, CHER?" Joya berhasil mengalahkan teriakan Viola.
"Nggak usah keras-keras gitu kali, Joy. Lo pikir suara lo itu bagus? Sakit kuping gue dengernya." Sungut Gueni sambil mengusap telinganya. Ini yang Gueni benci kalau duduk di samping Joya. Cewek itu punya suara cempreng yang bikin kuping Gueni kesakitan. Dasar Joya berisik!
"Ya kan gue cuma kaget aja. Cherry nggak pernah jomblo, loh. Dan sekarang dia jomblo. Gue kan khawatir." Balas Joya.
"Diem deh. Lo nggak malu diliatin anak-anak? Pake bawa-bawa kolor Dek Lastri segala. Emang lo mau tanggung jawab kalo Dek Lastri tersinggung?"
"Kenapa jadi bahas Dek Lastri sih?" Kesal Gueni.
"Lo sih nggak up to date, Guen. Dek Lastri lagi hits, tahu--"
"Plis lo bertiga pindah meja! Gue nggak bisa nikmatin makanan gue kalo kalian berisik." Sergah Estela. Well, di sini Estela sebagai pelerai cek-cok nggak berfaedah dari tiga sahabatnya itu. Dan kalau Estela sudah bicara, ketiganya langsung kicep. Estela memang yang paling dewasa dan paling bijak di antara mereka.
Cherry tersenyum melihat tingkah sahabatnya. Dan dia tidak pernah tahu jika cowok-cowok di sekitarnya luluh melihat senyuman itu. Mereka begitu mengagungkan Cherry seperti Dewi Yunani. Memberikan tatapan memuja. Bahkan ada yang sampai ngiler melihat senyum Cherry.
"Tumben lo betah sendiri? Lagian masih banyak cowok yang ngantri buat dapetin lo, Cher. Lo nggak pengen nerima mereka lagi?" Tanya Estela.
"Iya. Tumben lo betah sendiri?" Timpal Joya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cruel Prince
Teen Fiction[WARNING] CERITA INI MENYEBABKAN PEMBACANYA KETAGIHAN. YAQIN MASIH MAU BACA? PERINGATAN KERAS: 1. ANTIMAINSTREAM 2. FULL CONSPIRATION 3. CRYING EFFECT 4. DONT COPY MY STORY 5. OBEY THE RULES My Cruel Prince "Jadi mau lo apa?" Tanya Lucas. "Lo mau...