Bagian Dua
Aku memang tidak menyukai sifat acuhmu. Tapi entah kenapa justru karena sifat itu aku makin semangat untuk memperjuangkanmu.
MISI Cherry dimulai. Pagi ini cewek itu sengaja berangkat lebih awal. Karena menurut informasi yang diberikan Estela, Lucas selalu berangkat pagi. Yah, siapa tahu Cherry bisa ketemu Lucas di koridor dan meminta id line cowok itu.
Sebenarnya Cherry masih ragu apa ia bisa meluluhkan seorang Lucas. Pasalanya cowok itu pendiam banget. Apalagi dia itu jutek dan sok dingin. Bukan sok cool loh ya. Tapi sok dingin. Kalau cool sih, Lucas memang cool. Cuma ya itu, sifat dinginnya bikin para cewek mati berdiri karena dicuekin terus.
Tapi Cherry sudah terlanjur menyetujui tantangan Estela dan bukan Cherry namanya kalau suka ingkar. Cherry itu orangnya bertanggung jawab. Jadi mau tidak mau Cherry harus menyelesaikan tantangan itu. Entah berhasil atau tidak, Cherry nggak peduli.
Dan sepertinya misi Cherry untuk berangkat pagi gagal. Karena tiba-tiba mobilnya mogok di tengah jalan. Mobil kampret!
Cherry turun dari Terios-nya. Lalu cewek itu membuka kap mobilnya. Mengecek mesinnya sebentar. Yah, namanya cewek mana tahu sama masalah otomotif yang begituan. Cherry mendengus sebal.
"Mobil kampret! Nggak bisa banget diajak kompromi." Cherry kesal. "Duh gimana nih?"
Cherry berpikir. Kalau dia menelepon sahabat-sahabatnya pasti mereka belum siap. Pasti masih pada peluk guling. Atau bikin pulau di bantal. Kalau nggak gitu mereka masih pada mandi. Tahu kan cewek itu mandinya lama? Yah begitulah teman-teman Cherry. Paling-paling mereka berangkat ke sekolah jam tujuh kurang lima menit. Biasalah, tukang ngisi jurnal telat di BP.
Dan kalau Cherry menelepon orang rumah, yang ada sia-sia. Mama dan Papanya masih di luar kota karena urusan bisnis. Kalau sopir pribadinya kebetulan lagi pulang kampung.
Terus Cherry harus gimana? Naik taksi? Cherry nggak suka kalau digodain bapak-bapaknya. Kalau angkot? Cherry nggak mau karena sumpek. Atau jalan kaki? Itu bukan ide bagus. Jarak sekolahnya masih jauh. Bisa-bisa niat berangkat pagi harus berakhir di jurnal BP. Walaupun teman se-gengnya suka telat, tapi Cherry nggak pernah sekalipun telat. Dia masih dalam kategori murid teladan.
TIN TIN!
Bunyi klakson terdengar nyaring di kuping Cherry. Sial. Mobilnya mogok tepat di depan rumah orang.
Cherry panik. Gimana nasib Cherry? Dorong mobilnya? Cherry mana kuat.
"Lo tuli? Minggir sekarang! Gue mau lewat." Teriak seseorang dari dalam mobil.
Cherry menajamkan penglihatannya. Dia nggak salah lihat kan? Itu kan Lucas. Jadi mobil Cherry mogok di depan rumah Lucas? Malangnya nasibmu, Cher.
Tapi Cherry nggak bisa diam aja saat sebuah kesempatan dalam kesempitan terbuka lebar. Cewek itu tersenyum lalu berjalan mendekati mobil Ferrari putih milik Lucas.
"Mobil gue mogok. Gue boleh nebeng nggak?" Tanya Cherry sok sedih.
Sementara cowok yang ditanya malah melempar tatapan tajam. "Minggirin atau gue tabrak mobil lo?"
"Gue kan cewek. Jelas nggak kuat lah dorong mobil segede itu."
Lucas tak menjawab. Cowok itu malah turun dari mobilnya lalu kembali ke gerbang rumahnya. Cherry masih melongo. Memperhatikan gerak-gerik Lucas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cruel Prince
Teen Fiction[WARNING] CERITA INI MENYEBABKAN PEMBACANYA KETAGIHAN. YAQIN MASIH MAU BACA? PERINGATAN KERAS: 1. ANTIMAINSTREAM 2. FULL CONSPIRATION 3. CRYING EFFECT 4. DONT COPY MY STORY 5. OBEY THE RULES My Cruel Prince "Jadi mau lo apa?" Tanya Lucas. "Lo mau...