BAGIAN TIGA PULUH
"Jika bersamamu, segala yang menyulitkan jadi menyenangkan untuk dijalani, maka aku akan bertahan."
❤❤❤
PUKUL 07.03 WIB seharusnya Cherry sudah duduk manis di kelasnya dan menerima pelajaran dari Miss Kanaya, guru Bahasa Inggris. Jika saja bukan karena Lucas memaksa dirinya untuk menunggu lebih lama lagi, Cherry sudah berangkat sejak tadi.
"Non Cherry, diantar sekarang aja ya? Sudah jam tujuh lebih, Non." Bujuk sopir pribadi Cherry. Melihat Tuannya berdiri di depan gerbang sambil melirik jam tangan, membuatnya resah.
"Nggak usah, Mang. Nungguin temen." Cherry masih berusaha mengontrol kesabarannya. Meski dalam hatinya ingin sekali mengumpati Lucas yang bahkan sampai menit ke sepuluh belum juga datang.
"Beneran, Non?"
Cherry tersenyum. "Iya. Mang Udin masuk aja. Bentar lagi paling juga dateng."
Pada detik ke lima puluh, sebuah motor Scoopy berhenti di depan Cherry.
Setelah tahu itu Lucas, Cherry langsung pasang muka cemberut. Enak saja Lucas mempermainkan waktunya.
"Harusnya kalo kamu nggak bisa jemput aku ya bilang aja. Aku kan bisa naik mobil sendiri."
"Nggak usah banyak celometan, langsung naik kalo lo nggak pengen telat parah." Lucas langsung menstater motornya, mengisyaratkan cewek cantik di sebelahnya untuk segera naik.
Tanpa babibu, Cherry langsung naik. Dan untuk pertama kalinya, ia dibonceng Lucas dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Sebenarnya Cherry ingin marah, tapi entah hatinya mendadak luluh begitu saja setelah tahu Lucas sedikit bersikap lembut kepadanya. Atau cuma perasaan Cherry aja sih.
Untungnya Jakarta sedang tidak macet, jadi untuk menuju SMA Harrison, Lucas hanya perlu waktu tujuh menit. Meskipun mereka tetap saja terlambat.
Dan benar, gerbang SMA Harrison sudah tertutup rapat.
"Tuh kan kita telat banget, Lucas." Cherry ingin sekali menangis. Gara-gara selama ini dirinya memang belum pernah terlambat ataupun melanggar peraturan sekolah. Dan hanya karena menunggu Lucas, dirinya harus seterlambat ini?
"Biasa aja kali. Mukanya nggak usah sok sedih kek gitu." Lucas sepertinya sedang meredakan sesak di hati Cherry.
Dengan penuh percaya diri, Lucas berjalan ke arah gerbang, kemudian memanggil Pak Agha, Satpam, untuk membukakan gerbang agar mereka bisa masuk.
Cherry melihat Lucas berbicara dengan Pak Agha sepertinya tidak ada masalah. Bahkan tampak dua laki-laki dewasa itu saling berjabat tangan. Bodo amat. Yang jelas Cherry adalah pihak yang melanggar tata tertib sekolah hari ini.
"Eh bego! Lo mau masuk apa enggak? Kalo enggak ya udah gue tinggal di sini."
Tersadar dengan suara Lucas, Cherry kembali memberengut. Ya iyalah, masuk. Yang ngajakin telat emang siapa? Dasar nggak punya rasa bersalah. Batin Cherry kesal setengah mati.
❤❤❤
Keterlambatan Cherry dan Lucas tiba-tiba menjadi trending topik #1 di kalangan guru-guru SMA Harrison. Soalnya kedua murid unggulan itu tidak biasanya melanggar peraturan separah ini. Meskipun begitu, Mr. Phillip sebagai guru piket tetap memberlakukan hukuman bagi dua sejoli itu.
"What! Keliling lapangan basket sepuluh putaran?" Teriak Cherry paling heboh.
Mr. Phillip mengangguk tegas. "Apa kurang, Cher?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cruel Prince
Teen Fiction[WARNING] CERITA INI MENYEBABKAN PEMBACANYA KETAGIHAN. YAQIN MASIH MAU BACA? PERINGATAN KERAS: 1. ANTIMAINSTREAM 2. FULL CONSPIRATION 3. CRYING EFFECT 4. DONT COPY MY STORY 5. OBEY THE RULES My Cruel Prince "Jadi mau lo apa?" Tanya Lucas. "Lo mau...