BAGIAN DUA PULUH DELAPAN
"Kan Tuhan yang mengatur takdir manusia, kenapa kamu protes terus. Sekali-kali berterima kasihlah. Dipertemukan dengan aku seharusnya bisa kamu syukuri."
❤❤❤
PAGI-PAGI sekali, Cherry sudah dihadang Ken di depan kelasnya. Pikir Cherry, Ken hanya akan sekadar menyapanya. Karena barangkali cowok itu rindu tidak bertemu Cherry akhir-akhir ini.
"Cherry!" Panggilan Ken tidak terdengar seperti sapaan. Justru malah terdengar seperti bentakan. Ditambah sorot mata Ken yang tak selembut biasanya semakin meyakinkan Cherry untuk berpikir jika Ken sedang marah padanya.
"Apa, Ken?" Cherry membalas.
"Mana pacar lo?" Tuh, kalimat Ken menurut Cherry juga agak kasar.
Cherry mendelik. "Ya santai kali. Gue nggak berangkat bareng Lucas hari ini."
"Bagus!"
"Emang kenapa sih? Ken ada masalah sama Lucas?" Cherry mulai ingin tahu. Tidak biasanya Ken seperti ini padanya.
"Masalahnya sama lo, Cherry." Ken yang semula sedekap di depan pintu kelas, kini berjalan mendekati Cherry.
"Gue? What's wrong?" Maksud Ken apasih, Cherry benar-benar nggak ngerti.
"Lo! Kenapa lo sama Lucas pacaran? Bukannya Dava udah bilangin lo untuk nggak deket-deket Lucas, huh? Kenapa lo sekarang malah jadian sama dia?"
Sejujurnya Cherry terkejut dengan pertanyaan Ken. Tapi mau bagaimana lagi. Menjelaskan yang sebenarnya pun juga bukan solusi yang baik. Sekarang, Cherry hanya harus memainkan perannya dengan baik.
"Ya karena aku cinta sama Lucas."
Kening Ken mengerut dalam. "Cinta?"
Bukannya Ken tidak percaya, hanya saja ia sakit mendengar kalimat itu. Jika boleh jujur, sebenarnya Ken lah yang tidak suka jika Cherry dengan Lucas. Tapi ia takut untuk mengungkapkan. Akhirnya nama Dava dikambing-hitamkan."Kamu beneran cinta sama Lucas, Cher? Selama ini emang dia anggap kamu?"
"Ya jelaslah dia cinta sama gue." Entah datangnya dari mana Lucas tiba-tiba sudah berdiri di belakang Cherry dan mengatakan kalimat yang sebenarnya terlaknat untuk dia katakan.
"Luc--" Sebagaimana Ken, Cherry bahkan sangat terkejut. Cherry yakin, setelah ini dia akan dipermalukan Lucas.
Aduh, Cherry sih ngomong nggak disaring dulu. Kan Lucas jadi kepedean kalo udah kayak gini ceritanya.
"Kenapa? Lo nggak terima Cherry jadian sama gue?"
Ken mencebik. "Gue cuma mau ngingetin Cherry aja kalo dia masih punya gue sebagai tempat bersandar ketika lo nyakitin dia."
"Lebih baik lo urusin sendiri hidup lo daripada ngurusin pacar orang. Nggak guna usia yang lo punya cuma buat ngerusak hubungan orang."
Dan semburan kalimat pedas Lucas kembali didengar oleh Ken. Udah biasa sih! Tapi tetap aja menyakitkan untuk didengar. Rasanya Ken ingin sekali menyumpali mulut Lucas dengan Converse-nya.
"Lucas, bisa nggak sih ngomongnya dijaga?" Kesal Cherry. Punya pacar Lucas bikin malu.
"Bisa. Apalagi jagain perasaan lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cruel Prince
Teen Fiction[WARNING] CERITA INI MENYEBABKAN PEMBACANYA KETAGIHAN. YAQIN MASIH MAU BACA? PERINGATAN KERAS: 1. ANTIMAINSTREAM 2. FULL CONSPIRATION 3. CRYING EFFECT 4. DONT COPY MY STORY 5. OBEY THE RULES My Cruel Prince "Jadi mau lo apa?" Tanya Lucas. "Lo mau...