BAGIAN EMPAT PULUH SATU
"I don't have anything to say."
Author❤❤❤
"MAKASIH, TANTE, UDAH DISIAPIN SEMUANYA." Cherry berujar sambil menjejalkan dua lembar keju yang ada di atas meja makan ke mulutnya. Barusan, Tante Elizabeth membawakan berbagai macam snack dalam tiga bungkus kantung plastik untuk Cherry
"Kamu tuh udah jadi anak tante, Sayang. Jadi wajar kalau Tante peduli sama kamu. Apalagi kamu sama Joya seumuran. Tante jadi nganggep kalian itu kembar." Tante Elizabeth itu menyurai rambut lurus Cherry sambil mengepakkan senyum.
"Tante emang deh, kayak malaikat." Cewek itu memeluk Tante Elizabeth.
"Ishh kamu. Oh iya nanti kalau sudah sampai di puncak, kabari Tante ya. Kamu setenda kan sama Joya?"
"Males setenda sama Cherry." Joya tiba-tiba muncul dari ruang tengah sambil menenteng mini ranselnya. Cewek itu lalu menyeruput segelas susu di meja makan.
"Loh kok gitu, Joya. Kamu harus jagain Cherry, sayang."
"Dia kan udah besar. Biar dia ngurus diri sendiri lah, Ma. Lagian Joya juga di sana banyak agenda. Nggak ada waktu buat ngurus Cherry."
Tante Elizabeth nampak kecewa. Tapi ia kemudian terlihat lebih tenang setelah Cherry tersenyum.
"Joya bener, Tante. Cherry kan bisa urus diri Cherry sendiri. Tante jangan khawatir, Cherry nggak akan lupa makan kok."
Mendengar itu, Joya memutar bola matanya malas.
"Yaudah. Yang penting kamu jaga diri kamu baik-baik."
"Siap komandan!" Cherry otomatis berdiri, dan jangan lupakan telunjuknya yang berada di dekat pelipis-pertanda hormat.
"Gitu dong. Ngomong-ngomong kalian lagi berantem?"
Ditanyai begitu, baik Joya maupun Cherry, keduanya cuma saling melempar tatapan sinis.
"Udah ah, Ma, Joya mau berangkat dulu--"
"Non Cher, sudah dijemput!" Itu tadi supir pribadi Cherry yang memberitahu.
"Siapa--Oh iya-iya! Tante, Cherry berangkat dulu ya udah dijemput."
"Siapa sayang?"
"Alah paling cowok es itu, Ma."
"Hah?" Tante Elizabeth nampak berpikir. "Oh Lucas? Pacar kamu?"
Cherry mengangguk malu. Ia lalu membawa apa yang sudah disiapkan Tantenya itu, lalu berangkat setelah mencium tangan Tante Elizabeth.
"Hati-hati, Sayang! Jangan lupa kabari Tante!"
"Oke!" Dan itu kata terakhir yang diucapkan Cherry pada Tante Elizabeth sebelum ia melihat Lucas dengan hoodie abu-abunya.
"Jadi kamu serius jemput aku?" Cherry masih berbinar. Dia pikir saat Lucas menyuruhnya siap-siap lewat pesan singkat tadi itu hanya basa-basi. Tapi sekarang, lihatlah, cowok tinggi dengan mata bulat tapi tajam itu benar-benar datang menjemput Cherry.
"Kapan sih gue bohong sama lo?"
Cherry nyengir kuda. "Ya aku pikir kamu cuma bercanda--"
"Lo selalu nggak pernah nganggep gue serius." Lucas mengeluh di sebelah Cherry seraya mengambil barang-barang pacarnya itu untuk kemudian dibawa ke bagasi mobil.
"Nggak gitu, Lucas. Aku pikir kamu udah berangkat sama Estella." Cherry menguntit di belakang Lucas sambil berusaha menjelaskan. Tapi tunggu, jawaban Lucas kok?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cruel Prince
Teen Fiction[WARNING] CERITA INI MENYEBABKAN PEMBACANYA KETAGIHAN. YAQIN MASIH MAU BACA? PERINGATAN KERAS: 1. ANTIMAINSTREAM 2. FULL CONSPIRATION 3. CRYING EFFECT 4. DONT COPY MY STORY 5. OBEY THE RULES My Cruel Prince "Jadi mau lo apa?" Tanya Lucas. "Lo mau...