Selamat membaca. Semoga suka.
Bagian Tujuh
Dear Jomblo :
Nggak usah sedih kalau malam minggu di rumah aja. Karena belum tentu yang punya pacar diajakin jalan. Atau udah janjian mau jalan tau-taunya malah nggak jadi.Jadi yang jomblo nggak usah baper sama malam minggu. Bersyukurlah, mblo. Karena kalian nggak harus nunggu ajakan jalan dari pacar. Atau kecewa karena pacar lebih mentingin games daripada kalian.
Jomblo itu enak kok. Seriusan. Apalagi lihat temen yang nggak jadi jalan sama pacarnya, itu lebih membahagiakan. Hehehe.
♡♡♡
JOMBLO ataupun enggak, malam minggunya Cherry selalu sepi seperti malam biasanya. Tak ada yang ngapel. Karena Cherry memang melarang itu. Cherry hanya ingin suatu saat nanti hanya jodohnya yang ia izinkan ke rumahnya.
Mantan-mantan Cherry banyak yang nggak setuju, bahkan ada yang nekad ke rumah cewek itu. Sampai Cherry benar-benar marah. Bahkan saat diajak jalanpun Cherry selalu menolak. Alasannya tetap sama. Cewek itu hanya mengizinkan seseorang yang dia cintai dan dia yakini sebagai jodohnya nanti. Itu prinsip Cherry.
Kalau kalian menganggap Cherry wanita murahan atau bahkan jalang seperti yang Lucas katakan, kalian salah besar. Orang lain tidak pernah tahu bagaimana hidup Cherry yang sebenarnya.
Sejak kecil Cherry hidup dalam kemewahan, fasilitas yang serba tercukupi dan semuanya yang serba ada. Apa yang dia mau pasti terwujud.
Tapi tidak dengan kasih sayang. Cherry tak pernah mendapat itu. Jika menurut orang tuanya dengan materi Cherry bisa bahagia, tapi bagi cewek itu tidak. Cherry terlalu lelah hidup tanpa kasih sayang orangtuanya.
Andai kalian tahu, Cherry belum pernah benar-benar jatuh cinta. Jika mantan Cherry segudang, itu hanya cara Cherry menghargai perasaan cowok-cowok yang menembaknya. Selain itu Cherry juga ingin merasakan bagaimana dicintai dengan tulus. Dan nyatanya para cowok yang mengaku mencintai Cherry hanya memandang Cherry tak lebih dari pemuas mata. Belum ada yang memandang Cherry sebagai orang yang mereka cintai dengan tulus.
Jika Dava adalah mantan terlama Cherry, maka Dava jugalah cinta pertamanya. Tapi cinta Cherry hanya sebatas kagum karena perlakuan lembut dari cowok itu. Jika benar-benar cinta, perasaan itu masih belum ada.
"Non Cherry, dicari temennya." Suara Bi Ros terdengar dari arah pintu kamar Cherry. Membuat cewek itu menoleh.
"Siapa Bi?"
"Non Viola, Non Gueni--"
"Iya-iya. Bibi siapin cemilan ya!" Cherry langsung sumringah mendengar nama mereka. Cewek itu langsung turun dari kasur queen size-nya. Berlari melewati Bi Ros yang masing mengerutkan dahinya bingung.
Sebenarnya Cherry agak heran sama sahabat-sahabatnya itu. Biasanya kalau malam minggu mereka selalu mencari alasan untuk menghindar saat Cherry menyuruh mereka ke rumahnya. Alasannya karena kencan. Mentang-mentang punya pacar!
"Tumben kalian ke sini!" Seru Cherry begitu melihat sahabatnya sudah duduk manis di sofa mewahnya.
"Gue kesel tau nggak. Masa iya gue udah nunggu Leo sejak sore tadi buat nonton bareng, eh ending-nya dia malah main games sama anak gamers. Rese kan! Pacar dia itu gue apa game sih? Sebel tau!" Celoteh Gueni sambil memasang wajah kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cruel Prince
Teen Fiction[WARNING] CERITA INI MENYEBABKAN PEMBACANYA KETAGIHAN. YAQIN MASIH MAU BACA? PERINGATAN KERAS: 1. ANTIMAINSTREAM 2. FULL CONSPIRATION 3. CRYING EFFECT 4. DONT COPY MY STORY 5. OBEY THE RULES My Cruel Prince "Jadi mau lo apa?" Tanya Lucas. "Lo mau...