Bagian Tiga
Kamu itu makan apa sih kok dingin banget?
Kamu juga jarang ngomong. Jangan-jangan nafas kamu bau, ya?
Tapi aku nggak apa-apa kok. Bisa deket kamu aja aku udah seneng.♡♡♡
"Makasih ya, Dav." Ucap Cherry saat turun dari motor ninja milik Dava.
Mereka sudah sampai di parkiran. Untung saja tadi mereka bisa sampai saat gerbang belum ditutup. Kalau udah kan gawat. Bisa-bisa Cherry yang belum pernah ngisi jurnal telat di BP, harus berurusan sama Bu Joan, guru BP paling sangar plus sadis.
"Kamu jadi flash back nggak sih, Cher? Kok aku iya ya. Aku kangen pas kita berangkat bareng dulu." Oke, ceritanya Dava lagi ngajak Cherry nostalgia. Cowok itu tersenyum tulus pada Cherry.
Cherry cuma nyengir. Walau sebenarnya dari tadi dia sudah menahan gejolak dalam hatinya. Percaya atau tidak, Cherry masih gugup kalau dekat sama Dava. Apalagi cowok itu selalu bisa membuat hati Cherry berbunga-bunga. Bahkan mood Cherry yang sempat memburuk gara-gara Lucas tadi, sekarang malah makin membaik. Cherry mendadak lupa kalau perutnya masih mual.
"Yaudah kamu ke kelas gih. Nanti keburu gurunya masuk." Dava mengacak rambut Cherry sekilas.
Ah Cherry jadi salting kan. Cewek itu segera beranjak pergi. Menyembunyikan pipinya yang mulai memerah akibat perlakuan lembut Dava tadi. "Bye, Dava!"
Setelah meninggalkan Dava, Cherry segera menuju koridor sambil bersenandung ria. Kelihatannya Cherry lagi bahagia banget. Cewek itu terus tersenyum sepanjang koridor. Dan kalian harus tahu kalau cowok-cowok yang berpapasan dengan Cherry jadi kegirangan. Mereka mengira kalau Cherry tersenyum pada mereka. Duh, cowoknya pada baper.
Senyum Cherry memudar perlahan saat matanya menatap sosok yang membuat moodnya memburuk. Siapa lagi kalau bukan Lucas. Cowok itu berjalan dari arah yang berlawanan dengan langkah angkuh.
Cherry ingin sekali menjambak rambut cowok itu dan menggaruk pipinya. Tapi peri baik muncul dan membisikkan pada Cherry tentang misinya mendekati Lucas.
Sial. Cherry sudah bertekad untuk bisa mendekati Lucas. Ini masih permulaan dan Cherry nggak boleh menyerah. Cherry pasti bisa. Cherry menyugesti pikirannya.
Cherry berusaha memasang senyum terindahnya, walau nyatanya senyum Cherry memang indah. "Hai, Lucas." Sapa Cherry saat jarak mereka tinggal satu meter.
Lucas tak menatap Cherry sama sekali. Cowok itu justru melewati Cherry begitu saja. Lucas kampret!
Cherry belum menyerah. Cewek itu segera berbalik. Berusaha menjajari langkah cowok itu. "Tadi kok kamu ninggalin aku sih, Luc? Aku tadi muntah, tahu! Gara-gara kamu nyetirnya ngebut." Cherry sengaja aku-kamu-an. Harapannya sih biar Lucas mau luluh atau paling tidak terharu gitu.
Tapi sepertinya harapan Cherry ketinggian. Cherry lupa kalau cowok di sebelahnya itu es batu berjalan. Jadi mana bisa ngomong. Sabar ya, Cher. Untung Lucas ganteng.
Lucas mempercepat jalannya. Dan Cherry mati-matian menyamakan langkahnya dengan cowok itu tapi sia-sia. Lucas sudah jauh di depan.
"Lucas, tungguin!" Untung saja Cherry masih sabar dan masih punya tenaga untuk menghadang cowok itu. Cherry merentangkan tangannya, berdiri di depan Lucas. "Aku punya sesuatu buat kamu." Cherry tersenyum saat tahu Lucas tidak kabur. Cowok itu memberikan tatapan tajam pada Cherry. Tapi anehnya Cherry nggak takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cruel Prince
Teen Fiction[WARNING] CERITA INI MENYEBABKAN PEMBACANYA KETAGIHAN. YAQIN MASIH MAU BACA? PERINGATAN KERAS: 1. ANTIMAINSTREAM 2. FULL CONSPIRATION 3. CRYING EFFECT 4. DONT COPY MY STORY 5. OBEY THE RULES My Cruel Prince "Jadi mau lo apa?" Tanya Lucas. "Lo mau...