BAGIAN ENAM BELAS
"Aku baperan orangnya, makanya jangan dibaperin."
MALAM mingguan lagi. Lucas hanya menikmatinya di rumah. Wajar sih, karena Lucas kan jomblo. Kalau malam biasanya, dia belajar, tapi untuk malam minggu Lucas lebih senang kencan dengan pianonya. Fyi, Lucas memiliki keahlian memainkan piano dengan sangat apik. Semasa kecilnya, Lucas selalu menjuarai festival orkestra yang diadakan di sekolahnya.
Tapi untuk sekarang, Lucas menutup diri untuk menunjukkan kemampuannya. Baginya, cukup sudah ia meraih mimpinya. Keinginan untuk bisa tampil di sebuah panggung orkestra seperti pianis legendaris, Mozart ataupun Beethoven, sudah Lucas pupuskan semenjak hari itu. Hari dimana rindu-rindunya tak diberi balasan.
Cukup, hanya ia saja dan piano usang itu yang tahu akan kepatah-hatian yang dia rasakan selama beberapa tahun belakangan.
Lucas sangat menyukai Fur Elise milik Beethoven. Dan itu pernah ia mainkan untuk seseorang.
Malam ini, Lucas memainkannya. Persetan dengan perasaan sakit yang menyinggung perasaannya saat ini.
Ketika Lucas sedang fokus, bayangan Cherry tiba-tiba hinggap di kepalanya. Otomatis, cowok itu menghentikan jemarinya untuk bermelodi.
Sial. Cherry bikin Lucas panik mendadak. Notasi yang sudah dia hafalkan tiba-tiba hilang entah kemana.
"Shit."
Lucas lalu beralih ke ranjangnya. Membaringkan tubuh jangkungnya di sana.
Daripada mengingat Cherry, mendingan tidur.
Ketika Lucas hampir terlelap, tiba-tiba Alden masuk ke kamarnya. Menyelinap ke spring bed, di sebelah kembarannya.
"Tumben udah tidur ini orang." Alden menggumam sambil kembali memperhatikan handphone-nya. Padahal niat cowok itu tadi mau berterima kasih pada Kakaknya. Gara-gara nomor whatsapp Cherry yang dia dapat dari Lucas, cowok itu berhasil chatting-an sama Cherry. Ah senangnya.
💗💗💗Sementara di tempat lain, di sebuah rumah mewah bercat putih elegan itu, Cherry sedang terheran-heran. Cewek itu masih belum bisa melupakan kejadian kemarin sore saat Lucas mengantarnya pulang. Meskipun cowok itu cuma mengantarnya sampai di kursi bus saja, tapi cewek cantik itu sudah kebaperan sendiri.
Dan kalian bisa bayangin gimana kondisi jantung Cherry yang berdetak nggak normal sejak kemarin. Sampai saat inipun Cherry masih belum bisa fokus dengan belajarnya.
"Apa Lucas udah luluh ya?" Pikirnya sambil mengetukkan bolpoin yang digenggamnya ke meja.
Ting!
Cherry terperanjat akibat pesan yang masuk di apple-nya.
+62850089xxxxx
Semangat belajarnya, Cher.Cherry mengerutkan alisnya. Siapa coba yang mengirim pesan itu.
Karena penasaran, sebelum membalasnya, Cherry melihat foto profil pemilik nomor itu.
Omaigat! Mata cewek itu membulat sempurna. Semakin ia perbesar foto profil itu semakin menciutkan nyalinya.
"LUCAAAASSS?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cruel Prince
Teen Fiction[WARNING] CERITA INI MENYEBABKAN PEMBACANYA KETAGIHAN. YAQIN MASIH MAU BACA? PERINGATAN KERAS: 1. ANTIMAINSTREAM 2. FULL CONSPIRATION 3. CRYING EFFECT 4. DONT COPY MY STORY 5. OBEY THE RULES My Cruel Prince "Jadi mau lo apa?" Tanya Lucas. "Lo mau...