BAGIAN DUA PULUH LIMA
"Sedikit perhatian, banyak bapernya."
❤❤❤
KALIMAT Alden kemarin masih terngiang-ngiang di benak Cherry sampai sekarang.
Sebegitu sayangnya kah Lucas ke hewan berkaki empat itu sampai tiga hari dia nggak makan?
Mendadak Cherry khawatir tentang kondisi kesehatan cowok itu. Eits, sebagai cewek yang punya jiwa keibuan yang tinggi, wajar dong kalau Cherry khawatir. Anggap saja Lucas anaknya. Hehe.
Tapi, terlepas dari itu, Cherry juga merasa bersalah. Mau nggak mau, hilangnya kelinci itu karena Lucas menolong Cherry di hari yang sama. Dan kalau Lucas nggak makan cuma gara-gara kelinci itu, secara otomatis Cherry jadi tersangka dong.
"Seenggaknya gue harus berbuat sesuatu." Cherry melempar selimutnya ke sembarang arah. Bodo amat sekarang masih jam 3 pagi. Cherry nggak peduli. Semalaman cewek itu menebus rasa bersalahnya, dan belum juga berhasil. Dan kali ini, sepertinya cewek itu harus bertindak.
Cherry berjalan gontai menuju dapur. Mata indah itu bahkan belum sepenuhnya terbuka.
Sampai.
"Makanan kesukaan Lucas apa sih?" Cherry hanya menatap malas tumpukan sayur dan buah yang terpajang di lemari es. Kalau masih pagi, otak Cherry biasanya encer. Tapi kok kali ini masih kental ya? Susah diajak mikir.
"Aha! Gue tanya Alden aja. Eh, itu bukan ide bagus. Ntar gue dikira perhatian. No-no. Lo udah menyerah Cherry!" Cewek dengan poni barunya itu menghembuskan nafas frustasi. Benar-benar otaknya sedang lemot sekarang.
"Ayo, Cherry! Mikir-mikir-mikir! Gue nggak bisa lihat Lucas nggak makan! Kalau dia nggak makan, terus nggak ada energi lagi buat marah-marah sama gue? Terus gue nggak ada obrolan lagi sama dia?"
Ngelantur. Cherry mohon dimaklumi gais. Dia belum sepenuhnya sadar dari tidurnya. Cherry serius nggak dari hati kok ngomongnya.
"Kok gue yang bingung sih? Lucas kan udah gede, kalo laper ya pasti dia makan. Kenapa gue yang rempong? Tolol, Cherry! Kamu tolol."
Tuh, detik selanjutnya kesadaran Cherry kembali. Ampun, Cher, kamu sebenarnya punya rasa nggak sih ke Lucas?
Meskipun begitu, pada akhirnya Cherry tetap mengambil beberapa telur dan bumbu dari lemari es. Cewek itu segera beraksi dengan aktivitas memasaknya.
Dan semoga saja, Lucas suka dengan omelet buatannya.
❤❤❤
Sepuluh menit lagi, bel istirahat akan berbunyi. Dan Cherry harus memanfaatkan kesempatan itu untuk mensukseskan rencananya memberikan bekal kepada Lucas. Beruntungnya jam pelajaran Kimia tidak ditemani Maam Dora. Jadi Cherry bisa leluasa meninggalkan kelas sebelum pelajaran usai.
"Mau kemana lo bawa kotak makan segala?" Gueni menghentikan langkah Cherry.
"Mau-makan-lah. Gue laper banget btw." Jawab Cherry terpotong-potong.
"Nggak bagi-bagi?"
Baiklah. Pertanyaan Estela barusan benar-benar membuat keempat temannya menatap Cherry intens.
Untungnya Cherry punya otak yang cerdas. "Ini! Gue juga bawain buat kalian," Jaga-jaga kalau dicurigai, tadi pagi Cherry langsung membuat beberapa kotak makan sekaligus. Karena Cherry tahu, teman-temannya punya kekepoan stadium akhir. Dan kotak makan itu semoga berhasil buat tutup mulut. "Ini buat Gueni, buat Joya, ini Estela dan yang ini buat Biola kesayangan gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cruel Prince
Teen Fiction[WARNING] CERITA INI MENYEBABKAN PEMBACANYA KETAGIHAN. YAQIN MASIH MAU BACA? PERINGATAN KERAS: 1. ANTIMAINSTREAM 2. FULL CONSPIRATION 3. CRYING EFFECT 4. DONT COPY MY STORY 5. OBEY THE RULES My Cruel Prince "Jadi mau lo apa?" Tanya Lucas. "Lo mau...