BAGIAN TIGA PULUH DUA
"Gue harap lo bisa terima masa lalu gue"
KEBETULAN hari ini, Cherry sedang di rumah. Itung-itung, hari ini adalah masa tenangnya sebelum Olimpiade besok. Jujur Cherry sedikit gugup untuk Olimpiade ini. Bukan karena sekarang ada Lucas, tapi karena Cherry merasa tidak ada kata 'nyaman', bahkan saat belajarpun rasanya jadi hambar.Seperti sekarang, Cherry hanya membolak-balikkan bukunya. Tidak ada keinginan untuk mengerjakan soal yang ada di depan matanya. Sebenarnya tanpa Cherry belajarpun ia sudah bisa. Tapi nggak afdhol lah kalau nggak belajar.
"Apa Lucas juga belajar?" Cherry menerawang. Bayangan Lucas yang sedang menggombalinya kemarin terlintas dengan sangat manis. Mendadak Cherry mengulum senyum. Malu. Cherry malu kelihatan blushing di depan Lucas.
Tapi tunggu, "...apa ini artinya Lucas udah luluh sama gue?" Cherry nampak berpikir. "Tapi nggak mungkin lah. Eh tapi Lucas bilang kalo dia nggak pura-pura nganggep gue sebagai pacarnya. Berarti gue sekarang sah jadi pacarnya Lucas. Arrrghh, semesta kenapa lucu banget sih?" Cherry mengacak rambutnya. Cewek itu lalu menghilang dibalik selimut tebalnya. Kebetulan hari ini sedang hujan. Jadi mager ngapa-ngapain.
"Arghh Lucas sinting, gila, nyebelin." Cewek itu kembali bangkit. Dengan posisi duduknya, Cherry mengacak gemas rambutnya sampai berantakan. Wajahnya masih tanpa make up, tapi tetep original visual-lah kalo bagi cowok yang melihatnya.
"Terus kenapa jantung gue kenceng banget detakannya kalo lagi sama Lucas? Arrghh, nggak mungkin gue jatuh cinta! Pusing mama, pusing!"
Drrt...drrtt...
Dan alay mode on Cherry seketika buyar saat dering di apple-nya berbunyi."Estella?" Cherry langsung mengangkat panggilannya.
"Hallo, Stel? Hah, kenapa? Lo nangis? Bentar-bentar tenangin diri lo dulu."
"Mario kritis, Cher." Terdengar suara Estella sedang sesenggukan di sana.
"Ya Tuhan! Iya, lo tenang ya. Gue ke situ sekarang."
Beep. Sambungan diputuskan.
Cherry tentu terkejut. Selama ini Mario memang mengidap kanker, tapi baru kali ini sampai separah ini.
Cewek itu baru saja akan melangkahkan kakinya ke dalam kamar mandi sebelum sekali lagi hand phone-nya berdering.
Alis Cherry terangkat sebelah. Lucas? "Ngapain dia nelepon gue sih?"
"Ha-hal--"
"Lo dimana?"
"Di rumah."
"Gue tunggu lima belas menit lo udah harus siap."
"Hah ngapain? Mau kemana?"
"Berisik. Cepet mandi. Lima belas menit gue sampe di rumah lo."
"Tap-tapi Lucas..."
Selalu. Selalu kebiasaan. Lucas memutuskan sambungan teleponnya bahkan saat Cherry belum menyelesaikan kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cruel Prince
Teen Fiction[WARNING] CERITA INI MENYEBABKAN PEMBACANYA KETAGIHAN. YAQIN MASIH MAU BACA? PERINGATAN KERAS: 1. ANTIMAINSTREAM 2. FULL CONSPIRATION 3. CRYING EFFECT 4. DONT COPY MY STORY 5. OBEY THE RULES My Cruel Prince "Jadi mau lo apa?" Tanya Lucas. "Lo mau...