Panas

620 48 24
                                    

BAGIAN EMPAT PULUH DELAPAN

"Mengharapkanmu ada sekarang adalah kehaluan yang aku biasakan"

❤❤❤

KEBETULAN hari ini Cherry punya waktu luang untuk menjelajah toko buku favoritnya. Gara-gara jadwal kelas dua belas yang padat merayap sebulan kemarin, Cherry jadi nggak punya waktu untuk menambah koleksi bukunya. Untungnya minggu ini lumayan senggang, setelah minggu lalu banyak tryout yang harus diikuti. 

Cewek itu berjalan, menyusuri rak-rak spesial novel dan prosa. Ah. Tanpa sengaja mata Cherry menjatuhkan pilihannya pada sebuah novel berjudul Badboy.

"Badboy? Is Lucas?" Cherry tersenyum getir. Kenapa lagi-lagi selalu Lucas yang muncul di kepalanya?

Kan bete'.

Ia kembali menyusuri rak-rak, kali ini ia beralih ke barisan motivation book.

"Loh Kak Kevin?" Cherry sempat terkejut begitu melihat Kevin sedang fokus membaca sebuah buku di sebelah rak setinggi dua meter itu.

Yang merasa dipanggil, menoleh. Cowok dengan balutan kemeja lengkap dengan dasi dan name tag itu juga ikut terkejut. "Loh, Cher? Kamu ngapain di sini?" Si Kevin itu langsung memasang senyum ramah. Bahkan ia langsung menutup bukunya, demi menyapa Cherry.

Cherry malah meringis. "Cari buku lah kak."

"Eh enggak, maksudnya..." Kevin melirik jam tangannya. "...ini kan jam sekolah. Kamu nggak sekolah?"

"Hari ini pulang lebih awal, Kak."

"Oh gitu. Btw, kamu suka baca buku juga?"

"Ya gitu deh. Kakak baca buku apa?" 

"Ah ini, bukunya Mark Lius."

"Itu kan penulisnya Live Your Life."

"Kamu tau juga?"

"Salah satu penulis yang mengakhiri karyanya tahun ini." Raut muka Cherry jadi sedih, mengingat penulis yang baru ia sebutkan telah meninggal bulan lalu.

"Bener. Karya beliau benar-benar epik, filosofis, tapi ringan dibacanya. Sayang, beliau berumur pendek." Kevin sepertinya menyadari muka sedih Cherry, ia lalu mencari pembahasan baru. "Kamu udah baca bukunya?"

"Belum, Kak. Ini mau nyari hehe."

"Ini buat kamu." Kevin mengambilkan satu buku di rak yang sama dengan miliknya, lalu memberikannya kepada Cherry.

"Makasih, Kak."

"Mmm, kamu cari buku apa lagi?"

"Udah kok, Kak. Ini aja ntar bacanya nyuri-nyuri waktu."

Kevin memasang senyum. "Kelas dua belas udah biasa kalo nggak ada waktu luang. Tapi harus bisa sempetin punya waktu istirahat, ya. Mental juga butuh istirahat."

"Siap, Kak."

"Nah. Oh iya, kamu mau pulang langsung atau?"

"Masih mau cari makan, Kak."

"Kebetulan, aku juga mau cari makan. Masih ada setengah jam sebelum jam makan siangku habis. Kita cari makan bareng aja yuk?"

Cherry sebenarnya canggung. Rasanya nggak enak juga kalau kesannya dia makan bareng anak kantoran. Tapi nggak enak juga kalau menolak.

Kak Kevin kan baik.

"Gimana, Cher?"

"Eh, iya, Kak." Refleks jawaban Cherry terdengar mengiyakan. Padahal dia tadi sebenarnya kaget karena kelamaan berpikir.

My Cruel Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang